.

Kamis, 24 Maret 2016

Resensi Buku: Batubara dan Manfaatnya



Judul                      : BATUBARA DAN PEMANFAATANNYA
Penulis                   : Prof. Ir. Sukandarrumidi, M.Sc.Ph.D.
Penerbit                 : GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Ketebalan Buku     : 247 halaman
Panjang                 : 21 cm
Tahun Terbit          : Mei 2006


      Buku ini menceritakan tentang Batubara, batubara merupakan salah satu bahan bakar disamping minyak, gas bumi dan panas bumi. Terbentuknya batubara oleh proses alam selama jangka waktu yang lama karena batubara terbentuk oleh proses alam maka banyak parameter yang akan berpengaruh pada pembentukan batubara. Makin tinggi intensitas parameter yang berpengaruh maka makin tinggi mutu batubara yang terbentuk. Faktor yang berpengaruh dan menentukan terbentuknya batubara antara lain posisi geoteknik, keadaan topografi daerah, iklim daerah, tumbuhan, proses dekomposisi, sejarah setelah pengendapan, struktur geologi cekungan dan etamorfosa organik.
 Adapun 2 (dua) teori menurut (Krevelen, 1993) yang mengatakan terbentuknya batubara yaitu :
Teori Insitu menjelaskan tempat dimana batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya proses coalification dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan tersebut berkembang dimana didapatkannya getah tumbuhan yang telah mangeras (membatu) dalam istilah geologi disebut sebagai Harz.
Teori Drift  menjelaskan bahwa endapan batubara yang terdapat pada cekungan sedimen berasal dari tempat lain, dengan kata lain tempat terbentuknya batubara berbeda dengan tempat tumbuhan semula berkembang kemudian mati. Oleh sebab itu bahan terbentuk batubaratersebut telah mengalami proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pada suatu cekungan sedimen.
          Semenjak batubara dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan industri. Pada awalnya pemanfaatan batubara hanya terbatas sebagai bahan bakar pemanas ruangan pada musim dingin. Mempertimbangkan energi panas yang dihasilkan oleh batubara cukup tinggi, orang mulai memanfaatkan batubara untuk membakar batu gamping dan juga untuk menguapkan air. Seiring berjalannya waktu dan terjadinya revolusi industri batubara di Eropa dan di Negara-negara berkembang lainnya, bersamaan dengan timbulnya industri baja dan penemuan mesin uap. Mulai saat itu pemakaian batubara sebagai bahan baku penghasil energi berkembang dengan pesat dimana masyarakat industri sebelumnya bertumpu pada satu jenis bahan bakar yaitu batubara. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya tentang mesin dan alat-alat elektronika ditunjang kemajuan dalam bidang kimia, secara berangsur-angsur pengguanaan kayu dan batubara mulai jarang dipakai / berkurang, dan beralih ke bahan bakar minyak yang dianggap lebih peraktis dan efisien. Adapun kelebihan dan kekurangannya menggunakan batubara yaitu kelebihannya batubara adalah mudah didapatkan, harganya murah, sisa pembakaran batu bara bisa dijadikan untuk pupuk organik dll, sedangkan untuk kekurangannya dimana batubara menghasilkan pencemaran polusi yang kurang baik.
          Salah satu negara yang memiliki pertambangan batubara tertinggi dan terbanyak yaitu Indonesia dimana sampai bulan Agustus 2005 terdapat 138 yang sebelumnya di tahun 1968 hanya terdapat 3 perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara.
          Batubara merupakan salah satu jenis  bahan bakar pembangkit energi. Berdasarkan cara penggunaannya sebagai penghasil energi batubara dibedakan :
1.      Penghasil energi panas primer, yaitu langsung dipergunakan untuk isdustri, misalnya sebagai bahan burner (pembakar)dalam industri semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar pembuatan bahan kapur tohor, bahan bakar pembuatan genting, bahan bakar lokomotif, preduksi proses metalurgi, kokas konvensional, bahan bakar tidak berasap (smokeless fuel).
2.      Penghasil energi panas sekunder, yaitu tidak langsung dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar padat (briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), bahan bakar gas (konversi menjadi bahan bakar gas).
       Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) merupakan salah satu andalan pembangkit tenaga listrik yang merupakan jantung untuk kegiatan industri. Salah satu bahan bakar PLTU adalah batubara. Bahan dasar dari PLTU adalah batubara sebagai bahan bakar utama harus disediakan dengan kualifikasi tertentu dan untuk jangka waktu lama, dimana batubara dimanfaatkan untuk memanaskan boiler yang berisi air untuk menghasilkan uap. Boiler (salah satu contoh di PLTU Lontar, jawa barat) membutuhkan 350 liter air. Uap yang keluar dari boiler mempunyai tekanan 16.4 mpa pada 540°C. Uap yang dihasilkan dialirkan keturbin untuk menggerakan generator. Tegangan listrik yang dihasilkan dinaikan dari 20 kv menjadi 150 kv dengan menggunakan trafo sebelum disalurkan ke sistem jaringan. Uap yang sudah melalui turbin didinginkan dan dikondensasikan menjadi air di dalam kondensor sebelum dikembalikan ke boiler. Kondensor sendiri didinginkan oleh air yang dipompakan dari air laut. 

            Dari buku yang saya baca ini sangat bermanfaat tetapi bentuk penulisan buku tersebut banyak yang menggunakan bahasa baku sehingga sedikit susah di pahami dan harus benar – benar teliti untuk memahami isi dari buku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.