Judul : BATUBARA DAN PEMANFAATANNYA
Penulis : Prof. Ir.
Sukandarrumidi, M.Sc.Ph.D.Penerbit : GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Ketebalan Buku : 247 halaman
Panjang : 21 cm
Tahun Terbit : Mei 2006
Buku
ini menceritakan tentang Batubara, batubara merupakan salah satu bahan bakar
disamping minyak, gas bumi dan panas bumi. Terbentuknya batubara oleh proses
alam selama jangka waktu yang lama karena batubara terbentuk oleh proses alam
maka banyak parameter yang akan berpengaruh pada pembentukan batubara. Makin
tinggi intensitas parameter yang berpengaruh maka makin tinggi mutu batubara
yang terbentuk. Faktor yang berpengaruh dan menentukan terbentuknya batubara
antara lain posisi geoteknik, keadaan topografi daerah, iklim daerah, tumbuhan,
proses dekomposisi, sejarah setelah pengendapan, struktur geologi cekungan dan
etamorfosa organik.
Adapun 2 (dua) teori menurut (Krevelen, 1993)
yang mengatakan terbentuknya batubara yaitu :
Teori
Insitu
menjelaskan tempat dimana batubara terbentuk sama dengan tempat terjadinya
proses coalification dan sama pula dengan tempat dimana tumbuhan tersebut
berkembang dimana didapatkannya getah tumbuhan yang telah mangeras (membatu)
dalam istilah geologi disebut sebagai Harz.
Teori
Drift menjelaskan bahwa endapan batubara yang
terdapat pada cekungan sedimen berasal dari tempat lain, dengan kata lain
tempat terbentuknya batubara berbeda dengan tempat tumbuhan semula berkembang
kemudian mati. Oleh sebab itu bahan terbentuk batubaratersebut telah mengalami
proses transportasi, sortasi dan terakumulasi pada suatu cekungan sedimen.
Semenjak batubara dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan industri. Pada awalnya pemanfaatan batubara
hanya terbatas sebagai bahan bakar pemanas ruangan pada musim dingin.
Mempertimbangkan energi panas yang dihasilkan oleh batubara cukup tinggi, orang
mulai memanfaatkan batubara untuk membakar batu gamping dan juga untuk
menguapkan air. Seiring berjalannya waktu dan terjadinya revolusi industri
batubara di Eropa dan di Negara-negara berkembang lainnya, bersamaan dengan
timbulnya industri baja dan penemuan mesin uap. Mulai saat itu pemakaian
batubara sebagai bahan baku penghasil energi berkembang dengan pesat dimana
masyarakat industri sebelumnya bertumpu pada satu jenis bahan bakar yaitu
batubara. Seiring dengan perkembangan teknologi khususnya tentang mesin dan
alat-alat elektronika ditunjang kemajuan dalam bidang kimia, secara berangsur-angsur
pengguanaan kayu dan batubara mulai jarang dipakai / berkurang, dan beralih ke
bahan bakar minyak yang dianggap lebih peraktis dan efisien. Adapun kelebihan
dan kekurangannya menggunakan batubara yaitu kelebihannya batubara adalah mudah
didapatkan, harganya murah, sisa pembakaran batu bara bisa dijadikan untuk
pupuk organik dll, sedangkan untuk kekurangannya dimana batubara menghasilkan pencemaran
polusi yang kurang baik.
Salah satu negara yang memiliki
pertambangan batubara tertinggi dan terbanyak yaitu Indonesia dimana sampai
bulan Agustus 2005 terdapat 138 yang sebelumnya di tahun 1968 hanya terdapat 3
perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan batubara.
Batubara merupakan salah satu jenis bahan bakar pembangkit energi. Berdasarkan
cara penggunaannya sebagai penghasil energi batubara dibedakan :
1.
Penghasil
energi panas primer, yaitu langsung
dipergunakan untuk isdustri, misalnya sebagai bahan burner (pembakar)dalam
industri semen, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), bahan bakar pembuatan
bahan kapur tohor, bahan bakar pembuatan genting, bahan bakar lokomotif,
preduksi proses metalurgi, kokas konvensional, bahan bakar tidak berasap
(smokeless fuel).
2.
Penghasil
energi panas sekunder, yaitu tidak
langsung dipergunakan untuk industri, misalnya sebagai bahan bakar padat
(briket), bahan bakar cair (konversi menjadi bahan bakar cair), bahan bakar gas
(konversi menjadi bahan bakar gas).
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
merupakan salah satu andalan pembangkit tenaga listrik yang merupakan jantung
untuk kegiatan industri. Salah satu bahan bakar PLTU adalah batubara. Bahan
dasar dari PLTU adalah batubara sebagai bahan bakar utama harus disediakan
dengan kualifikasi tertentu dan untuk jangka waktu lama, dimana batubara
dimanfaatkan untuk memanaskan boiler yang berisi air untuk menghasilkan uap.
Boiler (salah satu contoh di PLTU Lontar, jawa barat) membutuhkan 350 liter
air. Uap yang keluar dari boiler mempunyai tekanan 16.4 mpa pada 540°C. Uap yang
dihasilkan dialirkan keturbin untuk menggerakan generator. Tegangan listrik
yang dihasilkan dinaikan dari 20 kv menjadi 150 kv dengan menggunakan trafo
sebelum disalurkan ke sistem jaringan. Uap yang sudah melalui turbin
didinginkan dan dikondensasikan menjadi air di dalam kondensor sebelum
dikembalikan ke boiler. Kondensor sendiri didinginkan oleh air yang dipompakan
dari air laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.