Oleh : Taqiyah Rahma Dinna
Judul
: “Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi
Hijau”
Penulis
: Wulfram I. Errianto
Penerbit
: Andi
Kota
: Yogyakarta
Tahun
: 2012
Cetakan
: Pertama
Tebal
: 214 halaman
ISBN
: 978-979-29-3245-4
Buku
yang ditulis oleh Wulfram I. Errianto dengan judul Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau ini banyak memaparkan
tentang lingkungan kita saat ini. Kita bisa melihat bagaimana kepedulian dunia
terhadap lingkungan ini bermula. Disebutkan bahwa kepedulian umat manusia terhadap
lingkungan ini sudah tampak sejak tahun 1962, yang mana sejak diterbitkannya
buku Silent Spring karya Rachel
Carson yang akhirnya berhasil mempengaruhi Presiden Kennedy untuk melakukan
pengujian terhadap bahan-bahan kimia yang tercantum dalam bukunya. Lalu
berkembang ke aksi demonstrasi yang digagas oleh Gaylord Nelson mengenai isu
lingkungan hidup pada tahun 1969, hingga berhasil menggelar peringatan Hari
Bumi pada tanggal 22 April 1970.
Lalu
pembahasan berlanjut ke fenomena pemanasan global. Disebutkan bahwa fenomena pemanasan
global disebabkan karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca dan terjadinya
proses umpan balik. Terdapat dua cara untuk mengendalikan pemanasan global.
Pertama, dengan menghilangkan karbon (carbon
sequestration), yaitu mencegah karbondioksida dilepas ke atmosfer dengan cara menyimpan gas tersebut, cara
terbaik yaitu dengan banyak menanam dan memelihara pepohonan. Kedua, dengan
cara mengurangi produksi gas rumah kaca.
Saat ini banyak sekali permasalahan lingkungan
yang dijumpai di berbagai belahan bumi. Dalam buku ini disebutkan bahwa
permasalahan lingkungan tersebut diantaranya populasi manusia yang terus
bertambah. Overpopulasi disini merupakan perbandingan antara jumlah manusia
dengan ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan, misalnya air bersih, makanan,
rumah dan tanah pertanian. Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah penduduk
Indonesia semakin bertambah. Tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sebanyak 235
juta jiwa. Diperkirakan bahwa pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,2 % per
tahun. Lalu permasalahan selanjutnya adalah overkonsumsi. FAO memprediksi bahwa
rentan tahun 2010 hingga 2050, konsumsi daging dan susu secara global akan
mengalami peningkatan sekitar 2 kali lipat. Selanjutnya permasalahan mengenai
penyebaran penduduk yang tidak merata. Arus urbanisasi dari desa ke kota
menyebabkan berbagai permasalahan kehidupan. Keseluruhan permasalahan tersebut
mengakibatkan krisis politik, ekonomi dan juga budaya.
Banyak sekali gagasan-gagasan yang dinilai
sangat penting untuk mendukung gerakan go
green. Salah satunya dalam bab 3 penulis mengungkapkan sebuah gagasan yang
dianggap dapat mengurangi pemanasan global, yaitu dengan menerapkan konsep
pembangunan berkelanjutan, yang mana sering dijumpai istilah konstruksi
berkelanjutan. Di negara maju, pemahaman tentang konstruksi berkelanjutan lebih
difokuskan pada inovasi teknologi, sedangkan di negara berkembang masih
berkutat pada permasalahan sosial dan ekonomi. Dalam buku ini dibahas mengenai
pengembangan konstruksi berkelanjutan di Indonesia, yang terbagi menjadi 3
agenda untuk rentan waktu antara 2011 hingga 2030, yaitu :
a. Jangka
pendek untuk kurun waktu 2011 s/d 2017 berisi agenda yang harus dilakukan untuk
penciptaan kondisi lingkungan.
b. Jangka
menengah untuk kurun waktu 2011 s/d 2024 berisi agenda yang bertujuan untuk
melaksanakan implemenasi konstruksi
berkelanjutan termasuk dampaknya.
c. Jangka
panjang untuk kurun waktu 2011 s/d 2030 berisi agenda yang bertujuan
menciptakan paradigma baru dalam implementasi konstruksi berkelanjutan.
Pembahasan
menarik dalam buku ini yaitu mengenai penelolaan proyek hijau. Point penting
dalam proses mewujudkan green building yaitu pada proses perencanaan sampai
proses konstruksi. Dikarenakan proyek berorientasi hijau berbeda dengan proyek
lain pada umumnya, maka tim proyek harus menyadari sejak awal perbedaan pengelolaan
dalam proyek jenis ini.
Dalam
tahap pembangunan konstruksi hijau, selain dibutuhkan beberapa macam sumberdaya
seperti bahan bangunan, metode, alat, pekerja dan uang, juga perlu diperhatikan
proses pembangunannya secara ekologis. Hal ini dikarenakan konstuksi hijau
adalah proses dalam merealisasikan bangunan fisik konstruksi dengan
mengedepankan prinsip-prinsip ramah lingkungan.
Yang
perlu digaris bawahi adalah, buku ini benar-benar membahas segala aspek
penghijauan. Mulai dari isu global
warming, pencemaran lingkungan, sejarah mengenai gerakan selamatkan bumi,
cara membangun kawasan hijau, aspek-aspek lingkungannya, hingga membangun kerja
sama teamwork yang kuat dan terorganisir sehingga tercapai tujuan pembangunan
berkelanjutan yang baik. Penyampaian materi dari buku ini disajikan
secara sistematis dan menarik. Banyak struktur dan bagan-bagan untuk memudahkan
pembaca dalam memahami materi yang disampaikan dan menurut saya buku ini layak
untuk dijadikan bahan bacaan dan sumber referensi bagi para pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.