.

Kamis, 17 Maret 2016

Manfaat dan Efek negatif MRI

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu metode diagnostik yang menggunakan medan magnet dan energi gelombang radio untuk memindai gambar organ dan struktur dalam tubuh manusia. MRI dapat memberikan informasi mengenai struktur dalam tubuh pasien secara lebih terpadu daripada sinar-X, USG, ataupun CT-scan. Oleh karena itu, metode MRI juga dapat menunjukkan citra detail yang tidak dapat dilihat dengan metode pemindaian lainnya. Pada artikel kali ini akan membahas mengenai perkembangan pembuatan MRI, prinsip kerja, dan manfaat serta efek negatif dari teknologi MRI.

Perkembangan MRI
Teknologi MRI pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli radiologi dari Amerika Serikat, Paul Christian Lauterbul (1929 – 2007) yang berhasil memperoleh penghargaan Nobel bersama Peter Mansfield atas hasil risetnya di bidang MRI pada tahun 2003. Pada tahun 1975, Paul Lauterbul menggunakan tes sampel tabung kecil yang dipindai dengan menggunakan teknik proyeksi yang mirip dengan computed tomography scan (CT-scan). Seorang konsultan operasi dan dosen senior di University College Dublin, Malcolm Kell, mengemukakan bahwa penggunaan teknologi ini pada stadium awal kanker bisa juga membahayakan pasien karena sensitivitas MRI dalam mendeteksi adanya kanker atau kelainan lain masih sangat diragukan. Temuannya ini dipublikasikan dalam British Medical Journal.
Menurut seorang perwakilan dari Cancer Charity Breakthrough UK, Meg McArthur, menyatakan secara terbuka pada Sky News bahwa berdasarkan sebuah pedoman resmi nasional UK, penggunaan MRI yang dikhususkan untuk mendiagnosis pasien kanker pada tahap awal sangat tidak direkomendasikan. McArthur menambahkan bahwa sebaiknya pemindaian kanker dengan MRI dilakukan hanya sekali untuk melihat kondisi adanya kanker. Jika ditemukan adanya kanker, sebaiknya segera dilakukan langkah pengobatan.

Cara Kerja MRI
MRI menerapkan getaran RF (Radio Frequency) hidrogen yang langsung mengenai tubuh pasien. Getaran tersebut menyebabkan proton yang ada pada tubuh pasien diserab yang menghasilkan energi untuk membuatnya berputar (spin) dan precess(pergerakan lambat pada bagian axis) pada arah yang berbeda-beda. Bagian ini disebut dengan “resonance” atau resonansi. Proton yang menyebabkan hal itu terjadi apabila terdapat satu atau dua juta proton yang berbeda. Sehingga menghasilkan frekuensi resonansi yang disebut juga dengan “Larmour Frequency“. Lalu dihitung berdasarkan sebagian jaringan yang telah diambil dan berdasarkan kekuatan medan magnet pada bagian yang akan didiagnosa.

Getaran RF biasanya diterapkan menggunakan coil. Coil ini mempunyai berbagai macam jenis sesuai dengan digunakan untuk apa MRI tersebut. Misalnya untuk: kaki, bahu, kepala, persendian, leher dan lainnya. Pada saat yang bersamaan juga magnet bekerja.
Kemudian hasilnya disebut dengan “slice” ataupun potongan-potongan. Besarnya hanya beberapa milimeter saja dan hasilnya sangatlah presisi. Mesin ini akan secara otomatis mengambil gambar perbagian dari tubuh pasien yang akan didiagnosa.

Saat getaran RF dimatikan, proton hidrogen menjadi lambat kembali kebentuk awalnya yang menyebabkan terjadinya pelepasan energi, sehingga kemudian proton tersebut ditanggap oleh medan magnetik. Setelah itu mengirimkannya ke coil dan kemudian mengirimkan sinyal tersebut ke komputer. Data yang diperoleh diproses oleh komputer dengan menggunakan transformasi Fourier.

-       Kegunaan MRI

·                     Diagnosa Multiple Sclerosis (MS)
·                     Diagnosa Tumor
·                     Diagnosa infeksi pada otak, tulang belakang, dan persendian
·                     Memvisualisasikan ligamen pada pergelangan tangan, kaki, dan pergelangan kaki
·                     Memvisualisasikan sakit pada bahu
·                     Diagnosa otot Tendon
·                     Mengevaluasi jaringan otot pada tubuh
·                     Mengevaluasi tumor pada tulang , kista, dan penyakit hernia
·                     Diagnosa Struk

-       Kerugian MRI

· Tidak semua orang dapat masuk ke mesin ini. Contoh:karena ukuran tubuh yang besar.
· Adanya penyakit claustrophobic yang menyebabkan ketakutan yang berlebihan jika masuk kedalam tabung
· Terdapat Noise yang sangat berlebihan selama masa scanning
· Diharapkan kepada pasien agar tetap menjaga posisi tubuhnya selama masa scanning
· MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk melakukan diagnosa membutuhkan biaya yang besar
· peralatan yang digunakan juga mengalami interferensi, sehingga mempengaruhi pola image yang dihasilkan

Referensi :
1.      Indriasmoko, 2008  JAKARTA Magnetic Resonance Imaging (MRI) . http://belajar-mri.blogspot.co.id/2008_09_01_archive.html
2.      Anonim. 2014. Majalah 1000 guru : Resonance Imaging (MRI). http://majalah1000guru.net/2014/04/magnetic-resonance-imaging/
3.      Anonim. 2015 http://www.howequipmentworks.com/
5.      Anonim 2015http://science.howstuffworks.com/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.