Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu metode diagnostik
yang menggunakan medan magnet dan energi gelombang radio untuk memindai gambar
organ dan struktur dalam tubuh manusia. MRI dapat memberikan informasi mengenai
struktur dalam tubuh pasien secara lebih terpadu daripada sinar-X, USG, ataupun
CT-scan. Oleh karena itu, metode MRI juga dapat menunjukkan citra
detail yang tidak dapat dilihat dengan metode pemindaian lainnya. Pada artikel
kali ini akan membahas mengenai perkembangan pembuatan MRI, prinsip kerja, dan manfaat
serta efek negatif dari teknologi MRI.
Perkembangan MRI
Teknologi MRI pertama kali diperkenalkan oleh seorang
ahli radiologi dari Amerika Serikat, Paul Christian Lauterbul (1929 – 2007)
yang berhasil memperoleh penghargaan Nobel bersama Peter Mansfield atas hasil
risetnya di bidang MRI pada tahun 2003. Pada tahun 1975, Paul Lauterbul
menggunakan tes sampel tabung kecil yang dipindai dengan menggunakan teknik
proyeksi yang mirip dengan computed
tomography scan (CT-scan). Seorang konsultan operasi
dan dosen senior di University
College Dublin, Malcolm Kell, mengemukakan bahwa penggunaan teknologi ini
pada stadium awal kanker bisa juga membahayakan pasien karena sensitivitas MRI
dalam mendeteksi adanya kanker atau kelainan lain masih sangat diragukan.
Temuannya ini dipublikasikan dalam British
Medical Journal.
Menurut seorang perwakilan dari Cancer Charity Breakthrough UK, Meg McArthur, menyatakan
secara terbuka pada Sky News bahwa berdasarkan sebuah pedoman resmi
nasional UK, penggunaan MRI yang dikhususkan untuk mendiagnosis pasien kanker
pada tahap awal sangat tidak direkomendasikan. McArthur menambahkan bahwa
sebaiknya pemindaian kanker dengan MRI dilakukan hanya sekali untuk melihat
kondisi adanya kanker. Jika ditemukan adanya kanker, sebaiknya segera dilakukan
langkah pengobatan.
Cara Kerja MRI
MRI menerapkan getaran RF (Radio Frequency) hidrogen yang langsung
mengenai tubuh pasien. Getaran tersebut menyebabkan proton yang ada pada tubuh
pasien diserab yang menghasilkan energi untuk membuatnya berputar (spin) dan precess(pergerakan
lambat pada bagian axis) pada arah yang berbeda-beda. Bagian ini disebut dengan
“resonance” atau resonansi. Proton yang menyebabkan hal itu terjadi
apabila terdapat satu atau dua juta proton yang berbeda. Sehingga menghasilkan
frekuensi resonansi yang disebut juga dengan “Larmour Frequency“. Lalu
dihitung berdasarkan sebagian jaringan yang telah diambil dan berdasarkan
kekuatan medan magnet pada bagian yang akan didiagnosa.
Getaran RF biasanya diterapkan menggunakan coil. Coil ini
mempunyai berbagai macam jenis sesuai dengan digunakan untuk apa MRI tersebut.
Misalnya untuk: kaki, bahu, kepala, persendian, leher dan lainnya. Pada saat
yang bersamaan juga magnet bekerja.
Kemudian hasilnya disebut dengan “slice” ataupun potongan-potongan.
Besarnya hanya beberapa milimeter saja dan hasilnya sangatlah presisi. Mesin
ini akan secara otomatis mengambil gambar perbagian dari tubuh pasien yang akan
didiagnosa.
Saat getaran RF dimatikan, proton
hidrogen menjadi lambat kembali kebentuk awalnya yang menyebabkan terjadinya
pelepasan energi, sehingga kemudian proton tersebut ditanggap oleh medan magnetik.
Setelah itu mengirimkannya ke coil dan kemudian mengirimkan
sinyal tersebut ke komputer. Data yang diperoleh diproses oleh komputer dengan
menggunakan transformasi Fourier.
-
Kegunaan MRI
·
Diagnosa Multiple Sclerosis (MS)
·
Diagnosa Tumor
·
Diagnosa infeksi pada otak, tulang belakang, dan persendian
·
Memvisualisasikan ligamen pada pergelangan tangan, kaki,
dan pergelangan kaki
·
Memvisualisasikan sakit pada bahu
·
Diagnosa otot Tendon
·
Mengevaluasi jaringan otot pada tubuh
·
Mengevaluasi tumor pada tulang , kista, dan penyakit
hernia
·
Diagnosa Struk
-
Kerugian MRI
· Tidak semua orang dapat masuk ke mesin
ini. Contoh:karena ukuran tubuh yang besar.
· Adanya penyakit claustrophobic yang
menyebabkan ketakutan yang berlebihan jika masuk kedalam tabung
· Terdapat Noise yang sangat berlebihan
selama masa scanning
· Diharapkan kepada pasien agar tetap
menjaga posisi tubuhnya selama masa scanning
· MRI sangat mahal sekali, sehingga untuk
melakukan diagnosa membutuhkan biaya yang besar
· peralatan yang digunakan juga mengalami
interferensi, sehingga mempengaruhi pola image yang dihasilkan
Referensi :
1.
Indriasmoko,
2008 JAKARTA Magnetic Resonance Imaging (MRI) . http://belajar-mri.blogspot.co.id/2008_09_01_archive.html
2.
Anonim.
2014. Majalah 1000 guru : Resonance
Imaging (MRI). http://majalah1000guru.net/2014/04/magnetic-resonance-imaging/
3.
Anonim.
2015 http://www.howequipmentworks.com/
4.
Anonim.
2015 http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_resonance_imaging
5.
Anonim
2015http://science.howstuffworks.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.