.

Selasa, 15 Maret 2016

Ekspektasi Tinggi Industri Penerbangan



Saat ini moda transportasi yang ada di Indonesia beraneka ragam jenisnya baik darat , laut, maupun udara. Masyarakat yang
dulunya memakai tranposrtasi model lama/ tradisional kini pun berubah memilih dengan transportasi modern.
Mempersingkat waktu jarak tempuh yang panjang pun dapat dicapai dengan lebih cepat, kemajuan teknologi, lebih praktis menghemat tenaga dan masih banyak tentunya alasan lainnya menjadikan tranportasi saat Ini semakin populer.
Industri penerbangan yang semakin berkembang,  menjadikan transportasi “ Si Burung Besi “ pesawat terbang menjadi pilihan bagi para pengguna tranportasi yang akan bepergian ke tempat tujuan entah kemanapun itu. Jarak beratus bahkan beribu kilometer dapat ditempuh hanya dalam hitungan waktu jam saja, luar biasa memang penemu, pencipta dan pengembang pesawat bayangkan saja logam besar dengan berat yang besar juga tentunya dapat mengaarungi udara. Kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat segalanya menjadi lebih mudah, lebih baik dalam aktivitas kehidupan manusia.
Berbicara mengenai perkembangan industri penerbangan di Indonesia dapat kita tengok sedikit ke belakang sebelum tahun 2016 banyak peristriwa yang dilalui bisa dibilang masuk sejarah penerbangan Indonesia, 5 tahun lalu misalnya pesawat Indonesia dilarang mendarat di seluruh kawasan Eropa dan Amerika, kepercayaan terhadap maskapai penerbangan yang ada di Indonesia menurun drastis akibat banyaknya kecelakaan yang melibatakan maskapai. Ini tentunya sangat mengguncang industri penerbangan yang ada di Indonesia. Reputasi terkait keamanan dan semakin menurun dengan adanya masalah yang ada. Sriwijaya Air, Lion Air, Merpati Airlines, Citilink, Batik Air, Riau Air menjadi beberapa contoh maskapai yang masuk dalam blacklist tersebut.
Masalah lain pun timbul dengan adanya kurs dollar yang meningkat menyebabkan nilai tukar rupiah menjadi lemah sehingga beban operasional meningkat, biaya yang dikeluarkan lebih banyak untuk melakukan aktivitas yang ada di penerbangan operasional baik perawatan, pemeliharaan, dan biaya yang lainnya. Ini mengakibatkkan banyaknya maskapai penerbangan yang tutup.
Untuk saat ini di Indonesia, industri penerbangan mulai berbenah dari operator penyedia jasa penerbangan maupun instasi terkait dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
Memastikan kondisi yang ada semakin baik dari waktu ke waktu walapun reputasi tentang keamanan, keselamatan penerbangan belum sepenuhya hilang. Hal yang dapat dilakukan misalnya melakukan safety rating terhadap maskapai yang ada dengan tujuan memberikan rate terkait keselamatan sesuai SOP yang digunakan dalam penerbangan. Meningkatkan sertifikasi keselamatan dari IATA. Rebranding yaitu sebuah strategi yang begitu efektif mengenai identitas perusahaan yang dirancang ulang melalui peluncuran sebuah konsep baru oleh maskapai.
Ke depan harapan itu ada untuk dunia penerbangan khususnya di Indonesia, menjadikannya suatu target industri penerbangan dikarenakan semakin banyak pengguna trasnportasi ini dengan alasan cepat, menghemat waktu salah satunya. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi, persaingan yang semakin ketat antar maskapai penerbanagan yang ada.
Indonesia diprediksi akan masuk 10 besar pasar penerbangan dunia pada tahun 2020, bahkan akan naik menjadi lima besar dunia sekitar tahun 2034 “, kata Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan.( http://www.dw.com/id/tantangan-berat-sektor-penerbangan-indonesia-2015/a-18167160 )
Terlepas dari itu masih ada  yang perlu dihadapi berbagai tantangan, kendala lain yang masih ada seperti paradigma lama terkait penerbangan Indonesia, penumpang yang semakin banyak tidak diimbangi SDM dan infrastuktur yang memadai, masalah yang terjadi diantaranya kasus narkoba yang terjadi pada pilot, delay waktu penerbangan, sarana & prasarana bandara yang masih saja kurang  memenuhi standar dan memuaskan pengguna dan juga kasus yang baru-baru saja terjadi terkait keamanan bagasi para penumpang dengan adanya tindakan pencurian dengan pembobolan bagasi barang bawaan penumpang oleh porter yang bahkan bekerjasama dengan pihak keamanan bandara.

                Bebagai solusi pun ditawarkan untuk menyelesaikan persoalan yang ada dengan peningkatan maskapai, jumlah pesawat yang ada, meningkatkan kinerja pilot dan teknisi dengan seleksi ketat dan pelatihan-pelatihan demi meningkatkan kemampuan, kerjasama dengan pihak luar dan independen. Keinginan untuk berubah, perlu perhatian yang serius terhadap penerbangan Indonesia, pemimpin Pemerintahan yang mumpuni dalam hal ini juga bersama Kementerian Perhubungan bersama-sama membuat kebijakan yang tepat sasaran serta berpihak kepada para maskapai dan pengguna transportasi.


REFERENSI
Moerti, Wisnu. 2013. Segudang masalah penerbangan, dari bandara buruk sampai pilot. http://www.merdeka.com/peristiwa/segudang-masalah-penerbangan-dari-bandara-buruk-sampai-pilot-dunia-penerbangan-indonesia-1.html Diakses 15 Maret 2016. 19:00 WIB
Danang, Kleopas. Industri penerbangan di Indonesia http://webershandwick.co.id/the-fall-and-rise-of-aviation-in-indonesia-idn/ Diakses 15 Maret 2016. 19:05 WIB
Olavia, Lona. 2013. Industri Penerbangan yang Kian Kompetitif http://www.beritasatu.com/fokus/106479-industri-penerbangan-yang-kian-kompetitif.html Diakses 15 Maret 2016. 19:07 WIB
Astutik, Yunis. 2011. Inilah 3 Masalah Industri Penerbangan RI http://economy.okezone.com/read/2011/06/03/320/464077/inilah-3-masalah-industri-penerbangan-ri Diakses 15 Maret 2016. 19:17 WIB
Pasuhuk, Hendra. 2015. Tantangan Berat Sektor Penerbangan Indonesia 2015 http://www.dw.com/id/tantangan-berat-sektor-penerbangan-indonesia-2015/a-18167160 Diakses 15 Maret 2016. 19:20 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.