.

Kamis, 10 Maret 2016

Kenapa Perlu Kaizen?


Seringkali terlintas didalam pikiran saya sebagai seorang operator produksi di sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif, kenapa saya harus selalu membuat sebuah improvement disetiap bulannya untuk diterapkan kedalam prosedur dan pola kerja yang rutin dilakukan setiap harinya.
Memang apa manfaatnya untuk kinerja saya? Hasil produksi dan terlebih kepada perusahaan saya? Saya pun mencoba untuk mengubah pola pikir saya dan mencari apa manfaat nyata dari kegiatan improvement yang rutin dilakukan diperusahaan saya.

Sebelum saya menjawab sekelumit pertanyaan diatas, saya akan mengenalkan sebuah sistem, metode dan filosofi yang bernama Kaizen. Kaizen adalah sebuah filosofi yang berasal dari bahasa Jepang yaitu “Kai” yang berarti “Perubahan” dan “Zen” yang berarti “Baik”. Bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti adalah perubahan menjadi lebih baik. Atau dalam bahasa Inggris dapat diartikan sebagai Countinuosly Improvement yang berarti perbaikan yang berkelanjutan.

Kaizen adalah strategi yang diterapkan kedalam metode Lean Manufactur. Metode ini diadaptasi dari Toyota Production System (TPS) yang bertujuan memaksimalkan nilai (value) bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (waste). Bayangkan saja, dengan diaplikasikannya metode ini sebagai sistem kerja perusahaan, Toyota berhasil merajai daftar penjualan mobil di seluruh penjuru dunia!

Tujuan utama dari Kaizen adalah untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada skala kecil yang dilakukan secara terus menerus pada proyek perbaikan sehingga berbagai macam waste (aktivitas yang tidak bernilai dan tidak dibayar oleh pelanggan) bisa diminimalisir.

Macam-macam waste yang terdapat pada proses produksi seperti:
  • Pemindahan atau pengangkutan yang tidak diperlukan seperti penempatan sementara, penumpukan kembali dan pemindahan barang.
  • Inventori, stok atau persediaan yang berlebihan
  • Gerakan-gerakan yang tidak efisien sehingga banyak waktu yang terbuang untuk mencari
  • Waktu yang digunakan untuk menunggu mesin otomatis, menunggu barang dan sebagainya
  • Output produk yang melebihi permintaan ataupun lebih awal dari jadwal.
  • Defect pada produk yang disebabkan oleh pola kerja operator
Sehingga dengan diimplementasikannya metode Kaizen, proses produksi disebuah perusahaan akan lebih efektif dan efisien. Produk yang dihasilkannya pun juga akan lebih berkualitas. Konsep kerja Kaizen sangat erat kaitannya dengan TQM (Total Quality Management). Yaitu sistem manajemen mutu dinamis yang mengikutsertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya kepuasan pelanggan. Sehingga Kaizen harus dilakukan oleh semua pekerja tanpa terkecuali dengan tujuan meningkatkan dan mengefisiensikan kualitas, biaya, pengiriman, keselamatan dan ramah lingkungan. Inti dari kedua konsep ini adalah menghasilkan Zero Defect pada setiap produk.

Contoh penerapan Kaizen pada perusahaan saya:

Aset yang paling penting bagi perusahaan adalah para karyawan dan operatornya. Oleh karena itu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat diutamakan. Pada jalannya proses produksi, untuk menghindari terjepitnya kaki pada saat operator berjalan diantara rel-rel conveyor, maka dipasang besi penyangga dan grill ataupun tralis agar permukaan jalan yang dilalui operator dengan conveyor akan menjadi sejajar. Sehingga ketika operator melintasi jalan tersebut, kemungkinan terjepitnya kaki atau terjungkalnya operator bisa diatasi dan berefek pada kelancaran jalannya proses produksi.

Meskipun konsep Kaizen ditemukan pada industri manufaktur, konsep Kaizen juga bisa diterapkan pada Industri penyedia Jasa. Metode, tools dan pemborosan yang ada di industri pelayanan jasa sama dengan industri manufaktur. Pemborosan (waste) yang ada di industri penyedia layanan jasa adalah ketidakpuasan pelanggan dan hilangnya kepercayaan pelanggan pada perusahaan. Maka harus terus dilakukannya perbaikan terus-menerus agar tidak merugikan perusahaan.

Daftar Pustaka :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.