gambar : www.tribunnews.com
Teknik dirgantara atau kita sebut dengan kata lain Teknik Penerbangan.
Teknik penerbangan (aerospace engineering) adalah suatu
disiplin ilmu yang mendesain, menganalisis, membuat model, dan mengujicoba
pesawat terbang, pesawat luar angkasa, satelit, roket, dan misil. Teknologi
penerbangan juga mempelajari berbagai benda-benda bergerak lainnya (bukan hanya
yang berbahan-bakar). Contohnya adalah desain bola golf, desain kereta api,
desain mobil dan motor, desain gedung-gedung pencakar langit (agar tahan oleh
angin). Para ahli penerbangan akan diberi spesialisasi dalam hal-hal berikut aerodinamika, propulsi, navigasi,
uji-coba penerbangan, dan lain-lain.
Secara garis besar, bidang ilmu dalam Teknik Penerbangan
dibagi menjadi dua, yakni wahana udara dan wahana antariksa. Wahana yang
dimaksud disini adalah wahana yang dapat dikendalikan manusia untuk
melaksanakan misi tertentu. Dalam Teknik Penerbangan, mahasiswa Teknik
Penerbangan akan dibekali dengan ilmu dasar kerekayasaan seperti mekanika
teknik, mekanika fluida, dinamika, material teknik, teknik kontrol, menggambar
teknik, termodinamika dan matematika teknik. Selain itu, keilmuan khusus
kedirgantaraan yang dipelajari mencakup aerodinamika, struktur ringan dan
material, mekanika terbang, sistem pesawat terbang, sistem transportasi dan
perancangan pesawat.
tahukah Anda bagaimana pesawat itu bisa terbang?. Untuk bisa terbang, pesawat terbang masa kini menggunakan sistem kendali yang terkomputerisasi atau disebut dengan sistem fly by wire.
Sistem fly by wire mempunyai program komputer untuk mengolah data yang dipasok dari berbagai sensor di badan pesawat sehingga terkadang kinerja sistem fly by wire secara detil tidak sesuai dengan keinginan operator atau pilot.
Istilah “Fly-by-Wire” (FBW) menyiratkan sebuah sistem kontrol yang hanya menggunakan sinyal listrik. Dalam sistem kendali fly-by-wire ini tidak ada lagi penghubung hidraulik maupun mekanikal secara langsung antara pilot dengan control surface pada pesawat. Digital fly-by-wire
(DFBW) menggunakan sistem kendali terbang elektronik yang dipasangkan
dengan komputer digital untuk menggantikan sistem kendali mekanikal
konvensional. Hal ini mengubah input-input manual milik pilot yang berhubungan dengan parameter-parameter kontrol. Sistem ini dikembangkan untuk menghasilkan efek operasional maksimum tanpa meninggalkan keselamatan.
Manfaat kontrol FBW awalnya digunakan oleh militer dan kemudian
oleh pasar penerbangan komersial. Pesawat-pesawat penumpang dengan
seri Airbus menggunakan FBW control dengan otoritas penuh yang diawali
dengan seri A320 (walaupun beberapa fungsi FBW terbatas telah ada pada A310). Kemudian, Boeing pun mengikutinya dengan seri 777 dan desain-desain terbaru mereka.
Beberapa Pesawat Dengan Sistem Fly By Wire
1. Boeing 777
2. Airbus A320
3. Eurofighter 2000
pendirian industri pesawat terbang
Ada lima faktor menonjol yang menjadikan IPTN berdiri, yaitu : ada
orang-orang yang sejak lama bercita-cita membuat pesawat terbang dan
mendirikan industri pesawat terbang di Indonesia; ada orang-orang
Indonesia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dan
membangun industri pesawat terbang; adanya orang yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang berdedikasi tinggi menggunakan kepandaian
dan ketrampilannya bagi pembangunan industri pesawat terbang; adanya
orang yang mengetahui cara memasarkan produk pesawat terbang secara
nasional maupun internasional; serta adanya kemauan pemerintah.7)
Filosofi ini mengajarkan bahwa dalam membuat pesawat terbang tidak harus
dari komponen dulu, tapi langsung belajar dari akhir suatu proses
(bentuk pesawat jadi), kemudian mundur lewat tahap dan fasenya untuk
membuat komponen. Tahap alih teknologi terbagi dalam :
- Tahap penggunaan teknologi yang sudah ada/lisensi,
- Tahap integrasi teknologi,
- Tahap pengembangan teknologi,
- Tahap penelitian dasar
Aeronautic | Ilmu penerbangan atau informasi tentang penerbangan. |
Alternate Aerodrome | Bandara alternatip yaitu bandara lain yang akan dipilih jika tdk bisa mendarat di bandara tujuan |
Apron | Tempat parkir pesawat |
Arrival | Bagian kedatangan |
Aviation | Institusi atau suatu lembaga penerbangan |
Baggage | Bagasi yaitu barang barang bawaan |
Boarding | Naik ke pesawat |
Cabin Attendant | Penjaga Kabin atau lebih dikenal dengan Pramugari atau Pramugara |
Cabin Crew | Pramugari atau Pramugara |
Climbing | Saat pesawat sedang terbang naik |
Connecting Flight | Pergantian pesawat lain atau menggunakan airline lain biasanya saat transit |
Crash | Kecelakaan |
Cruising | Pesawat sedang terbang datar |
Dangerous Good | Barang-barang yang termasuk dalam daftar membahayakan keselamatan penerbangan |
Gaji teknik kedirgantaraan
Lulusan jurusan ini dibayar rata-rata USD60.700 atau setara dengan
Rp513,9 juta per tahun (untuk pemula) dan USD102 ribu atau setara dengan
Rp863,6 juta per tahun (untuk mid-career).
sumber:
http://ardi23013.blogspot.co.id/2014/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
http://kedirgantaraan.blogspot.co.id/2011/12/sistem-kendali-fly-by-wire.html
http://kedirgantaraan.blogspot.co.id/2011/12/sejarah-kedirgantaraan-indonesia.html
http://bandara.web.id/istilah-istilah-di-dunia-penerbangan-1.html
http://news.okezone.com/read/2011/07/27/373/484960/jurusan-kuliah-dengan-prospek-gaji-besar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.