.

Sabtu, 12 Maret 2016

Energi Hijau Tidak Bisa Ditunda Lagi


Pemanfaatan energi hijau atau energy terbarukan harus mulai digalakkan ddan tidak bisa ditunda lagi , guna menghindari bencana kekurangan energy akibat habisnya cadangan minyak Indonesia. Cadangan energi fosil di Indonesia semakin menipis dan diperkirakan akan habis dalam waktu kurang dari sepuluh tahun.
Potensi pemanfaatan energi hijau di Indonesia sangat besar ,  seperti pemanfaatan panas bumi , energy surya , energy air , energy angina dan energy gelombang samudra. Sumber terbarukan yang saat ini mulai dikembangkan adalah potensi tanaman jarak sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Minyak jarak dapat dimanfaatkan sebagai pengganti minyak diesel untuk menggerakan generator pembangkit listrik. Karena pohon jarak bisa ditanam di hampir semua wilayah Indonesia , maka minyak jarak sangat efektif untuk membangkitkan energy listrik daerah terpencil dan minyak ini bisa diproduksi sendiri oleh komunitas yang membutuhkan listrik.
Minyak jarak didapat dari pohon jarak pagar (Jatropha Curcas L.) yang merupakan tanaman semak keluarga Euphorbiaceae. Dalam waktu lima (5) bulan tumbuhan yang tahan kekeringan ini mulai berbuah , produktif penuh saat berumur 5 tahun dan usia produktifnya sampai umur 50 tahun.
Minyak jarak bisa diperoleh dengan pemerasan langsung secara sederhana tanpa perlu ditambahkan atau dicampur bahan lainnya , sehingga minyak jarak berbeda dari Biodiesel dari bahan baku lainnya. Dalam pemanfaatan untuk membangkitkan listrik tidak perlu menggunakan generator karena minyak jarak dapat langsung digunakan pada genset yang sudah ada dipasaran. Jika produksi minyak jarak sudah berjalan lancar , BBM bukan lagi disiapkan pemerintah bagi rakyat , tetapi rakyat yang menyediakan BBM bagi dirinya sendiri.

Briket Batu Bara dibanding Minyak Jarak
Penggunaan briket batu bara yang pada awalnya dicanangkan oleh Pemerintah untuk  keperluan rumah tangga penduduk miskin mulai disubstitusi oleh minyak jarak. Dampak dari penggunaan briket batu bara yang menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker paru – paru dan infeksi saluran pernafasan membuat pemerintah berpikir ulang mengenai kebijakannya tersebut. Akibat lain dari penggunaan briket batu bara adalah kerusakan lingkungan sebagai akibat dari pertambangan.
Selain itu , dari aspek keekonomisan harga briket batu baru lebih mahal dibanding minyak jarak. Harga briket batu bara berkisar Rp 1500/kg dan minyak jarak Rp 2000/liter , dipandang dari harga minyak jarak memang lebih mahal akan tetapi 1 kg briket batu bara hanya mengandung kalori rata – rata 5.500 kkal sementara 1 liter minyak jarak 9.500 kkal. Jika konsumsi minyak tanah rumah tangga per hari 0.5 liter , maka keluarga tersebut membutuhkan sekitar 0.8 kg briket batu bara sebagai penggantinya. Dengan demikian mereka harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 432.000 untuk membeli 228 kg briket batu bara per tahun. Sedangkan jika minyak tanah disubstitusi oleh minyak jarak maka keluarga tersebut membutuhkan 0.47 liter perhari. Dalam satu tahun mereka harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 339.000 untuk 170 liter minyak jarak.

Pemanfaatan Lahan Kritis

35.000 hektar dari sekitar 200.000 hektar lahan kritis di Sumatera Barat akan dikembangkan menjadi kebun tanaman jarak yang dapa diolah menjadi biodiesel. Pengembangan tanaman jarak lebih menguntungkan daripada kelapa sawit yang pada akhirnya lebih menimbulkan kerusakan pada tanah. Pemanfaatan lahan kritis ini juga sebagai program pengentasan kemiskinan dan juga mengurangi dampak sosial pengangguran yang relative tinggi di daerah Sumatera Barat. Setidaknya , industri biodiesel menyerap 35.000 tenaga kerja.

Peluang Pengembangan Energi Terbarukan

a.      Menipisnya cadangan minyak bumi
Dengan pola konsumsi saat ini , diperkirakan dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis. Keadaan ini bisa diamati dengan kecenderungan meningkatnya harga minyak di pasar dalam negeri , serta ketidakstabilan harga tersebut di pasar internasional , karena beberapa Negara maju sebagai konsumen minyak terbesar mulai melepaskan diri. Sebagai contoh : Pada tahun 1970 negara Jerman mengkonsumsi minyak bumi sekitar 75% dari total konsumsi energinya , namun pada tahun 1990 konsumsi tersebut turun hingga tinggal 50%.
b.      Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan
Dalam sepuluh tahun terakhir ini , pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup menunjukkan gejala positif. Masyarakat makin peduli akan upaya penanggulangan segala bentuk potusi , mulai dari sekedar menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan mengontrol limbah buangan dna sisa produksi. Banyak pembangunan proyek fisik yang memperhatikan factor pelestarian lingkungan , sehingga perusakan ataupun pengotoran yang merugikan lingkungan sekitar dapat dihindari , minimal dikurangi.



Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.