.

Kamis, 10 Maret 2016

Gerhana Matahari



Beberapa hari lalu (Rabu, 09 Maret 2016) Indonesia mengalami fenomena alam gerhana matahari total (GMT). Fenomena tersebut membuat Indonesia mendunia, karena hal tersebut hanya terjadi di wilayah Indonesia. Peristiwa langka ini menawarkan daya tarik tersendiri untuk Indonesia, tak terkecuali bagi para peneliti untuk melakukan sejumlah riset.
Pada jaman dahulu, keterbatasan intelektual, ilmu pengetahuan dan sejalan dengan keyakinan primitif manusia, setiap gejala alam selalu dikaitkan dengan kekuatan-kekuatan supranatural, mitos-mitos dan keyakinan keagamaan.mitos-mitos yang muncul pada jaman dahulu, bahkan sebagian masih ada yang mempercayainya hingga sekarang ini.
Adapun mitos-mitos mengenai gerhana matahari antara lain:


  1. Kepercayaan gerhana itu terjadi karena adanya sesosok raksasa besar (Batara Kala) yang sedang berupaya menelan matahari. Agar raksasa itu memuntahkan kembali matahari yang ditelannya, maka orang-orang diperintahkan untuk menabuh berbagai alat, seperti kentongan, bedug, bambu atau bunyi-bunyian lainnya
  2. Kepercayaan lain bahwa matahari itu beredar seperti dibawa oleh sebuah gerobak besar. Gerhana itu terjadi karena gerobak tersebut memasuki sebuah terowongan dan kemudian keluar lagi.
  3. Sebagian kalangan meyakini bahwa bulan dan matahari adalah sepasang kekasih, sehingga apabila mereka berdekatan maka akan saling memadu kasih sehingga timbulah gerhana sebagai bentuk percintaan mereka.
  4. Hingga kini masih ada masyarakat yang meyakini bahwa bagi wanita yang sedang hamil diharuskan bersembunyi di bawah tempat tidur atau bangku saat terjadi gerhana, agar bayi yang dilahirkannya nanti tidak cacat (wajahnya hitam sebelah).
  5. Negara Cina sekitar 20 abad yang lalu masyarakatnya mempunyai keyakinan bahwa gerhana terjadi karena adanya seekor naga yang tidak terlihat oleh mata sedang memakan matahari. Kemudian mereka membuat kegaduhan dengan menabuh drum dan melepaskan anak panah ke langit. Agar sang naga ketakutan dan sinar matahari akan terlihat kembali. Pada suatu saat ada dua orang ahli perbintangan Cina yang bernama His dan Ho. Mereka tidak dapat memperkirakan datangnya gerhana. Kaisar yang berkuasa saat itu sangat marah karena ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk mengusir sang naga. Meskipun akhirnya hari kembali terang, Kaisar tetap memerintahkan agar kedua astronom itu dibunuh karena dianggap telah gagal.
  6. Di Asia Tengah, gerhana yang terjadi tanggal 28 Mei 585 M mengakhiri perang dua negara timur tengah. Selama pertempuran, hari-hari menjadi gelap seperti malam. Gerhana menyebabkan kedua negara tersebut menyatakan perdamaian serta menghentikan pertempuran
  7. Di Jepang, masyarakat setempat mempercayai bahwa racun telah jatuh dari langit selama terjadi gerhana. Untuk mencegah racun itu jatuh ke dalam air, mereka menutupi seluruh sumur dan mata air selama terjadinya gerhana.
  8. Di India, masyarakatnya mempercayai bahwa Naga bertanggung jawab atas terjadinya gerhana. Selama gerhana, masyarakat di sana membenamkan diri mereka ke dalam air sampai sebatas leher mereka, dengan harapan matahari dan bulan dapat mempertahankan dirinya dari Naga

Gerhana adalah fenomena astronomi yang terjadi, sebuah benda angkasa bergerak ke dalam bayangan sebuah benda angkasa lain. Istilah ini umumnya digunakan untuk gerhana matahari ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari, atau gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi. Namun, gerhana juga terjadi pada fenomena lain yang tidak berhubungan dengan Bumi atau Bulan, misalnya pada planet lain dan satelit yang dimiliki planet lain.

Sistem tata surya kita yang terdiri atas planet, bulan, komet, dan asteroid yang merupakan atau anggota benda-benda angkasa. Benda-benda angkasa tersebut selalu bergerak secara tetap. Pusat dari benda-benda angkasa atau tata surya kita adalah Matahari. Matahari berputar pada porosnya (rotasi) selama 25 hari. Bumi yang merupakan planet ketiga dari Matahari, berputar pada porosnya dalam jangka waktu 24 jam. Selain berputar pada porosnya, bumi juga berputar mengelilingi matahari atau disebut juga revolusi. Jalur bumi untuk mengitari matahari disebut dengan orbit.

Untuk mengelilingi matahari, bumi memerlukan waktu selama 365 ¼ hari atau kira-kira 1 tahun. Bulan mengelillingi bumi selama 27 ½ hari. Karena bumi juga berputar, maka bulan memerlukan waktu lebih untuk kembali pada posisinya semula. Bulan merupakan tetangga terdekat Bumi dalam tata surya. Terkadang selama dalam jalur orbitnya, bulan dan bumi menjadi satu garis atau sejajar. Ketika hal ini terjadi maka inilah yang disebut dengan Gerhana.

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga menghalangi sebagian atau seluruh cahaya matahari. Walaupun bulan berukuran lebih kecil, bulan mampu menghalangi cahaya matahari karena bulan lebih dekat dari bumi (jarak rata-rata 384.400 km) dibanding jarak matahari ke bumi (jarak rata-rata 149.680.000 km).

Gerhana matahari merupakan peristiwa jatuhnya bayang-bayang bulan ke permukaan bumi akibat terhalangnya sinar matahari menuju bumi oleh bulan. Kondisi ini terjadi jika matahari-bulan-bumi berada dalam satu garis lurus serta bulan terletak di sekitar titik potong antara bidang edar bulan mengelilingi bumi dan bidang edar bumi mengelilingi matahari.  Perubahan ukuran piringan bulan dan matahari itu terjadi akibat lintasan bumi mengelilingi matahari dan lintasan bulan mengelilingi bumi yang sama-sama berbentuk elips. Lintasan elips pulalah yang membuat jarak matahari-bumi dan jarak bulan-bumi berubah secara periodik.

Ada saat jarak matahari-bumi (aphelion) mencapai maksimum sejauh 152,1 juta kilometer, radius piringan matahari berukuran 944 detik busur (1 detik busur = 1/3.600 derajat). Adapun pada jarak terdekat bumi-matahari (perihelion) sejauh 147,1 juta km, radius piringan matahari mencapai 976 detik busur.

Sementara itu, jarak bulan-bumi pada titik terjauhnya (apogee) pada jarak 405.500 km memiliki radius piringan bulan sebesar 882 detik busur. Adapun pada titik terdekatnya antara bulan-bumi sejauh 363.300 km, radius piringan bulan mencapai 1.006 detik busur. Bayang-bayang bulan yang jatuh ke permukaan bumi memiliki dua bagian, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan tambahan (penumbra). Penduduk bumi yang dilintasi wilayah umbra tidak akan melihat matahari karena seluruh sumber cahayanya ditutupi bulan. Adapun jika berada di daerah yang dilalui penumbra, mereka masih dapat melihat sebagian sinar matahari.

Adapun momen terjadinya gerhana matahari berdasarkan urutan terjadinya:

  1.  Kontak I,   adalah saat piringan bulan dan piringan matahari mulai bersinggungan. Kontak I ini menandai dimulainya peristiwa gerhana 
  2.  Kontak II,   adalah saat pertama seluruh piringan matahari tertutup oleh piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat seluruh piringan bulan seluruhnya berada 'di dalam' piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin). Kontak II ini menandai dimulainya fase  total (untuk gerhana matahari total), atau fase cincin (untuk gerhana matahari cincin). Puncak gerhana,  adalah saat jarak antara pusat piringan Bulan dan pusat piringan Matahari mencapai minimum
  3. Kontak III , adalah kebalikan Kontak II. Kontak III ini adalah saat piringan matahari mulai keluar dari belakang piringan bulan (untuk peristiwa gerhana matahari total), atau saat piringan bulan mulai meninggalkan piringan matahari (untuk peristiwa gerhana matahari cincin).
    Interval antara Kontak II dan kontak III adalah panjangnya fase gerhana total. Pada gerhana matahari sebagian, fase Kontak II dan Kontak III ini tidak kita amati.
  4. Kontak IV, adalah saat piringan matahari dan piringan bulan bersinggungan ketika piringan bulan meninggalkan piringan matahari. Kontak IV ini adalah kebalikan dari Kontak I, dan menandai berakhirnya peristiwa gerhana secara keseluruhan.

Interval antara Kontak I dan Kontak IV adalah panjangnya peristiwa gerhana matahari.  Berdasarkan waktu-waktu kontak ini, peristiwa gerhana matahari melalui  fase-fase:

a. Fase gerhana sebagian: selang antara kontak I dan kontak II, dan antara kontak III dan kontak IV

b. Fase gerhana total atau fase gerhana cincin (tergantung gerhana matahari total atau cincin): selang antara kontak II dan kontak III

Fase gerhana matahari mana saja yang diamati saat terjadinya sebuah gerhana matahari, bergantung pada jenis gerhana matahari dan darimana kita mengamati. Namun dalam pengamatannya, pengamat di daerah yang berbeda akan mengamati waktu kontak yang berbeda, dan karenanya akan mengamati fase gerhana yang berbeda pula. Ini tergantung pada posisi pengamat relatif terhadap jalur yang dilalui umbra/penumbra bulan. Itulah mengapa GMT kemarin hanya terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia

Gerhana matahari dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: gerhana matahari total, gerhana matahari sebagian, dan gerhana matahari cincin.

1.       Gerhana Matahari Total

Sebuah gerhana matahari dikatakan sebagai gerhana total apabila saat puncak gerhana, piringan matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan bulan. Saat itu, piringan bulan sama besar atau lebih besar dari piringan matahari. Ukuran piringan matahari dan piringan bulan sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak bumi-bulan dan bumi-matahari

2.       Gerhana Matahari Sebagian (GMS)

Gerhana sebagian terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan. Meskipun gerhana matahari selalu terjadi setiap tahun di bumi,namun tidak terjadi  di tempat yang sama.

3.       Gerhana Matahari Cincin

Gerhana cincin terjadi apabila piringan bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian dari piringan matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan bulan lebih kecil dari piringan matahari. Sehingga, ketika piringan bulan berada di depan piringan matahari, tidak seluruh piringan matahari akan tertutup oleh piringan bulan, hanya sekitar 92 persen.. Bagian piringan matahari yang tidak tertutup oleh piringan bulan berada di sekeliling piringan bulan dan terlihat seperti cincin yang bercahaya.

Sumber:
http://nasional.sindonews.com/read/1091391/15/proses-dan-fenomena-seputar-gerhana-matahari-1457434987

12 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.