.

Rabu, 16 Maret 2016

TEKNIK LINGKUNGAN

Banyak orang berpikir jurusan yang mengusung nama 'lingkungan', adalah jurusan yang mempelajari bagaimana caranya agar kerusakan lingkungan bisa diminimalisir (dan yang saya ketahui pada saat itu ya, global warming).
Ternyata, apa yang saya pikir ya, memang benar. Namun jurusan teknik lingkungan tidak hanya seperti itu. Ada banyak topik yang dipelajari oleh mahasiswa jurusan teknik lingkungan.
Pada dasarnya, ilmu-ilmu yang dipelajari di jurusan teknik lingkungan sangat berkaitan erat dengan kesehatan. Singkatnya, di teknik lingkungan, mahasiswa akan belajar bagaimana caranya untuk mencegah penyakit dan menjaga kesehatan lingkungan dengan teknik & teknologi. Serunya, hampir semua industri membutuhkan ilmu teknik lingkungan, apalagi sekarang peraturan perundang-undangan tentang lingkungan semakin diperketat. Bahkan institusi pemerintahan pun banyak membutuhkan lulusan teknik lingkungan. (Fajrianti, H, 2014).
Menurut Otto Soemarwoto, lingkungan adalah jumlah seluruh benda dan keadaan yang terdapat
didalam ruang yang ditempat dimana mempengaruhi kehidupan kita.
bahasan dalam teknik lingkungan dapat dibedakan dalam beberapa 3 kelompok yaitu:
1.      Rekayasa Air Dan Limbah Cair
membahas teknik rekayasa penyediaan air bersih, rakyasa limbah air, bioteknlologi lingkungan
2.      Pengelolaan Udara Dan Limbah
membahas teknik pengelolaan limbah padat dan bahan berbahaya dan beracun (B3), teknologi limbah padat dab B3, pengelolaan kualitas udara dan teknik pengendalian pencemaran udara
3.      Teknologi Pengelolaan Limbah
membahas permodelan dan analisis sistem lingkungan, kualitas lingkungan, pengelolaan dan konservasi air, kesehatan dan keselamatan kerja, pengembagan komunitas dan toksikologi lingkungan dan penilaian resiko. (Janiarto, 2015)
Di bagian ini, mahasiswa akan belajar banyak sekali alat-alat yang biasa digunakan oleh industri baik dalam maupun luar negeri untuk mengolah limbah sesuai dengan karateristik limbah yang dihasilkan. Tidak hanya itu, kita juga akan belajar bagaimana mendesain alat dan unit pengolahan limbah tersebut, untuk menghasilkan limbah yang aman dibuang ke sungai, dan masih banyak lagi.
Beberapa di antaranya yang dipelajari ketika menjadi mahasiswa teknik lingkungan. Penjabaran diatas adalah gambaran umumnya saja. Sedangkan detail pelajaran apa saja yang dipelajari oleh mahasiswa teknik lingkungan, setiap universitas memiliki kurikulumnya masing-masing, namun pada dasarnya semuanya sama. Oh ya, di jurusan teknik lingkungan, tidak hanya pelajaran dasar Fisika dan Matematika saja yang berperan penting, namun juga Geografi, Kimia, Biologi, Sosiologi, dan Ekonomi.

Prospek Kerja
Prospek kerja lulusan teknik lingkungan? Sebenarnya lulusan teknik lingkungan sangaat dibutuhkan di institusi pemerintahan, industri atau perusahaan manapun. Kini, setelah dikeluarkannya undang-undang baru dari pemerintah tentang AMDAL (analisis mengenai dampak lingkungan), hampir setiap industri (termasuk hotel dan rumah sakit) memiliki sistem pengelolaan dan pengolahan limbah. Nah, disinilah lulusan teknik lingkungan berperan. lulusan teknik lingkungan cukup dibutuhkan dalam hal me-manajemen atau monitoring pengendalian pencemaran lingkungan. Kalau di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tugasnya memonitoring kinerja pengendalian pencemaran lingkungan buat industri-industri se-Indonesia Raya.
Nah, kesimpulannya, salah besar apabila ada yang mengira bahwa jurusan teknik lingkungan lebih banyak mempelajari biologi. Pada kenyataannya, Fisika dan Matematika berperan 45% dari seluruh materi yang diajarkan. Namun, kreativitas dan kemampuan menganalisa juga tetap dituntut disini, bagaimana caranya mendesain suatu unit, alat atau sistem untuk karateristik daerah dan limbah tertentu agar tidak membahayakan lingkungan dan dapat dimanfaatkan sebagai sarana edukasi bagi masyarakat luas.
Harapannya, lulusan teknik lingkungan dapat menciptakan keseimbangan antara produksi barang kebutuhan manusia yang bernilai optimal, dan limbah yang tidak akan mebahayakan lingkungan dan tidak mengancam keselamatan manusia. (Fajrianti, H, 2014).

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.