.

Kamis, 30 April 2020

Bendung

BENDUNG
Oleh: Rifaldi Panjaitan (@J11-RIFALDI)

(Sumber: Penulis, 2020)
Bendung merupakan bangunan melintang sungai yang dibangun untuk mengubah karakteristik aliran sungai guna untuk memenuhi kebutuhan irigasi. Mawardi dan Memet (2010) dalam Sembiring, CE. (2016) mengatakan bahwa fungsi utama dari bendung adalah untuk meninggikan elevasi muka air dari sungai yang dibendung sehingga air bisa disadap dan dialirkan ke saluran lewat bangunan pengambilan (intake structure). Fungsi lain adalah untuk mengendalikan aliran, angkutan sedimen, dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara aman, efisien, dan optimal. (Pangestu, A. D., & Astuti, S. A. Y. 2018)

1.      Bendung Tetap
Menurut Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan Rawa (2013),  bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi.
Ada 2 tipe atau jenis bendung tetap dilihat dari bentuk struktur ambang pelimpahannya, yaitu:
1.      Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi kanan sungai artinya as ambang tersebut berupa garis lurus yang menghubungkan dua titik tepi sungai.
2.      Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji. Tipe seperti ini diperlukan bila panjang ambang tidak mencukupi dan biasanya untuk sungai dengan lebar yang kecil tetapi debit airnya besar. Maka dengan menggunakan tipe ini akan didapat panjang ambang utama yang lebih besar, dengan demikian akan didapatkan kapasitas pelimpahan debit yang besar. Mengingat bentuk fisik ambang dan karakter hidrolisnya, disarankan bendung tipe gergaji ini dipakai pada saluran.
Dalam hal diterapkan di sungai harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1.      Debit relatif stabil
2.      Tidak membawa material terapung berupa batang-batang pohon
3.      Efektivitas panjang bendung gergaji terbatas pada kedalaman air pelimpasan tertentu.

Contoh Bendung Toliwang (Berdasarkan sumber dari: Taims, Awin. 2011)

Gambar 1. Bendung Toliwang
(Sumber: Taims, 2011)

Bendung Toliwang merupakan bendung tetap sehingga muka air banjir tidak dapat diatur elevasinya. Perencanaan bendung toliwang telah dilakukan sejak tahun 1994, kemudian dimulai proses pelaksanaan fisiknya pada tahun 1999 hingga tahun 2003. Pembangunan bendung toliwang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air bagi pertanian dengan berbagai prasarana penyedia dan pengambil airnya.
Seperti yang telah didefinisikan sebelumnya, bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan atau membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa disadap dan dialirkan secara grafitasi ke daerah yang membutuhkanya.
Ditinjau dari segi fungsinya, bendung toliwang termasuk bendung penyadap, dimana bendung ini digunakan sebagai penyadap aliran sungai untuk keperluan irigasi. Sedangkan dari segi sifatnya merupakan bendung permanen.
Bentuk dari pelimpah bendung toliwang adalah pelimpah lurus yang umum digunakan pada bendung tetap. Dibangun melintang di palung sungai dan tegak lurus antara tembok pangkal dan pilar pembilas bendung.
Terdapat beberapa komponen utama bendung toliwang antara lain:
1.      Tubuh Bendung.
Tubuh bendung terdiri dari ambang tetap dan mercu bendung dengan bangunan peredam energinya.
Tubuh bendung terbuat dari beton dengan ketinggian dihitung dari elevasi lantai udik hingga elevasi mercu setinggi 3,5 meter dengan panjang / lebar bentang bendung 30 meter dihitung dari jarak antar dua tembok pangkal.
Bentuk mercunya bulat dengan satu jari- jari pembulatan. Bentuk ini umum digunakan karena bentuknya yang sederhana sehingga mudah dalam pelaksanaanya. Selain itu juga bentuk mercunya yang besar sehingga lebih tahan terhadap benturan dan juga tahan terhadap goresan atau abrasi karena terbuat dari beton.
Pada tubuh bendung juga terdapat bangunan peredam energi bendung. Bangunan peredam energi bendung adalah struktur dari bangunan di hilir tubuh bendung yang terdiri dari berbagai tipe, bentuk dan di kanan kirinya dibatasi oleh tembok pangkal bendung dilanjutkan dengan tembok sayap hilir. Fungsi dari bangunan peredam energi adalah untuk meredam energi air akibat pembendungan, agar air di hilir bendung tidak menimbulkan penggerusan setempat yang membahayakan struktur. Tipe dari bangunan peredam energi bendung toliwang adalah tipe lantai hilir mendatar dengan ambang akhir dimana kolam olaknya terdiri atas lantai hilir mendatar.

Gambar 2. Tubuh Bendung Toliwang
(Sumber: Taims, 2011)
2.      Bangunan Intake
Bangunan intake bendung toliwang terdiri dari lantai/ ambang dasar, pintu, dinding banjir, pilar penempatan pintu, jembatan pelayan, dan rumah pintu. Untuk intake-nya merupakan intake biasa dengan pintu berlubang satu dan terletak tegak lurus terhadap sumbu sungai.
Gambar 3. Bangunan Intake Bendung Toliwang
(Sumber: Taims, 2011)
3.      Bangunan Pembilas
Tipe bangunan pembilas bendung toliwang adalah tipe pembilas undersluice, yakni merupakan satu kesatuan dengan bangunan intake-nya. Pintu pembilas diletakkan segaris dengan sumbu bendung. Bangunan diletakkan di sisi luar tubuh bendung dekat tembok pangkal, arahnya tegak lurus sumbu bendung. Mulut undersluice mengarah ke udik.
Komponen-komponen pada bangunan pembilas diantaranya:
Ø  Undersluice dan perlengkapanya
Ø  Pintu pembilas
Ø  Pilar-pilar penempatan pintu
Ø  Tembok baya-baya
Ø  Jembatan pelayanan
Ø  Rumah pintu
Ø  Sponing pintu
Ø  Tembok pangkal
Ø  Tangga
Gambar 4. Bangunan Pembilas Bendung Toliwang
(Sumber: Taims, 2011)
4.      Bangunan Perlengkapan
Bangunan perlengkapan lainya seperti tembok pangkal, sayap bendung, dan lantai udik.
5.      Kantong Lumpur
Kantong lumpur merupakan pembesaran potongan melintang saluran sampai panjang tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran dan memberi kesempatan kepada sedimen untuk mengendap. Untuk menampung endapan sedimen ini, dasar bagian saluran tersebut diperdalam atau diperlebar. Bentuk dari kantong lumpur toliwang adalah kombinasi antara persegi dan trapezium terbalik. Lebar dasar saluran kantong lumpur b, = 2,5 m dengan perbandingan kemiringan ½. Untuk pembersihan endapan sedimen ini dilakukan baik secara periodik maupun tergantung kondisi lapangan.

Gambar 5. Kantong Lumpur Bendung Toliwang
(Sumber: Taims, 2011)
2.      Bendung Karet (Bendung Gerak Horisontal)
Menurut Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan Rawa (2013), bendung karet memiliki 2 bagian pokok, yaitu :
1.      Tubuh bendung yang terbuat dari karet.
2.      Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung karet, serta dilengkapi satu ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet.
Bendung ini berfungsi meninggikan muka air dengan cara mengembungkan tubuh bendung dan menurunkan muka air dengan cara mengempiskannya. Tubuh bendung yang terbuat dari tabung karet dapat diisi dengan udara atau air. Proses pengisian udara atau air dari pompa udara atau air dilengkapi dengan instrumen pengontrol udara atau air (manometer).
Bendung karet dapat diumpamakan sebagai kantong karet yang dipasang melintang sungai atau saluran air. Dengan memompa air/udara kedalamnya, bendung karet akan menggelembung sehingga menahan aliran serta dapat menaikan tinggi muka air di sungai/saluran tersebut. Sebaliknya dengan mengempiskan secara manual atau otomatis akan dapat dibuat rata penuh dengan dasar sungai/saluran. Dan diinginkan dapat dikempiskan sebagian.
Keunggulan:
1.      Waktu pelaksanaan relatif cepat, sederhana / mudah
2.      Bentang dapat lebih panjang  (maksimum 100 m), tanpa/ sedikit pilar.
3.      Tubuh bendung fleksibel dapat mengikuti bentuk pondasi
4.      Konstruksi sub struktur (pondasi) relatif lebih ringan sehingga biaya lebih murah dan flesibel terhadap nurunan tanah dan pondasi.
5.      Operasi dan pemeliharaan tanpa membutuhkan dayayang besar, biaya rendah,tidakperlu pengecatan dan tidak korosi.


Contoh Bendung Karet Kalijajar (Berdasarkan sumber dari: Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PUSDATARU) Provinsi Jawa Tengah)

Gambar 6. Bendung Karet Kalijajar
(Sumber: Dinas PUSDATARU Jateng)

Gambar 7. Bendung Karet Kalijajar
(Sumber: Dinas PUSDATARU Jateng)

Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah seluas kurang lebih 8.3244 Ha terdiri dari 5.970 ha sawah, 248 Ha tegalan, 877 Ha tambak/kolam, 1.229 Ha pekarangan dan prasarana umum. Jumlah penduduk 52.414 jiwa (1994) dengan mata pencariaan sebagai petani 21.935 jiwa (42%0 nelayan 6.582 jiwa (12%) sisanya sebagai pedagang, pekerja, pegawai dan anak sekolah. Dari tanah sawah seluas 5.970 Ha 82% berupa sawah tadah hujan dan sisanya sawah non teknis sehingga setiap tahun hanya mampu bercocoktanam satu kali padi dan selanjutnya bero. Dalam musim kemarau mereka membuat bendung darurat dari trucuk kayu dan dinding bambu diisi tanah dengan maksud menahan air laut agar tidak masuk ke hulu sungai dan mengempang air tawar dibagian hulu untuk keperluan sehari-hari. Bendungan darurat tersebut dibongkar kembali pada awal musim hujan agar tidak menimbulkan malapetaka banjir di bagian hulunya. Biaya untuk pembuatan dan pembongkaran bendung darurat ini membebani warga desa dan Pemda setempat. Untuk mengganti sistem bendung darurat tersebut Pemerintah Pusat melalui Proyek Pengembangan Wilayah Sungai Jratunseluna Ditjen. Pengairan Departemen Pekerjaan Umum membantu membangun bendung karet Kalijajar di desa Jatirogo. Dengan dibangunnya bendung karet ini biaya yang disediakan oleh Pemerintah daerah setiap tahunnya dapat dialihkan untuk membangun prasarana umum lainnya.

Lokasi
Bendung Karet Kalijajar terletak di Kalijajar, Desa Jatirogo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah, 7 km arah Utara kota Demak (jurusan Wedung) 5,5 km dari muara laut Jawa.
Bendung Karet Kalijajar dibangun dengan maksud dan tujuan:
1.      Mencegah intrusi air laut di daerah pantai di sekitar Kalijajar pada daerah pertanian produktif, pemukiman terutama di musim kemarau, sehingga dapat memperbaiki lingkungan hidup di daerah tersebut
2.      Menyediakan air tawar untuk keperluaan sehari-hari bagi penduduk sekitar Kalijajar sebesar 425 liter/detik atau 13.402.800 m3 /tahun
3.      Menyediakan air irigasi pedesaan seluas 500 Ha untuk sawah di sekitarnya.
4.      Menambah kesejahteraan masyarakat desa di Kecamatan Bonang sejumlah kurang lebih 21.000 jiwa.
Perencanaan
Dipilih Bendung karet sebagai alternatif utama karena beberapa pertimbangan antara lain:
1.      Dari segi Hydraulis, pengoperasian lebih mudah, terutama untuk mengatasi banjir dengan mengempiskan secara penuh sehingga debit banjir kurang lebih 355 m3/dt dapat cepat mengalir.
2.      Dari sgi teknis, waktu pelaksanaan lebih cepat dan mudah,relatif lebih ringan sehingga pondasi tidak besar/'berat, tahan terhadap pengaruh gempa, tahan terhadap penutunan pondasi/tanah, tidak terjadi rebesan air melalui samping maupun bawah tubuh bendung dan dapat dipasang pada bentang yang cukup lebar.
3.      Dari segi ekonomis, harga bangunan lebih murah karena dapat dibuatdengan cepat dan ringan dibandingkan dengan type kontruksi lainnya.
Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan mulai bulan Juli 1994 sampai dengan Maret 1995.

Biaya Pelaksanaan
Biaya pelaksanaan dari APBN Rp 7.227.101.000 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1. Biaya Pelaksanaan Bendung Karet Kalijajar
(Sumber: Dinas PUSDATARU Jateng)

Peran Serta Masyarakat
Untuk memanfaatkan lebih luas jaringan irigasi dari bandung karet Kalijajar ini dikembangkan Irigasi Desa (PID) yang melibatkan petani di Kecamatan Bonang di desa Sarangan seluas 200 Ha pada tahun 1994/1995 dan 164 ha pada tahun 1995/1996.
PT. Wijaya Karya salah satu BUMN Departemen Pekerjaan Umum, untuk mengatasi kesulitan penyediaan air bersih menyumbang pembangunan Instalasi Penjernihan Air (IPA) mempergunakan Tenaga Surya Sebagai penggerak Pompa dengan kapasitas 2,5 Liter/detik di desa Jatirogo dan pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada karang taruna Kecamatan Bonang Kabupaten Demak.

Hasil Yang Telah Dicapai
Untuk sawah tadah hujan telah ditingkatkan menjadi sawah iriasi teknis dengan pola tanam semula padi bero-bero menjadi padi padi polowijo dan produksi beras dari 2 ton/ha/tahun menjadi 10 tom/ha/tahun. Dengan dibangunnya IPA berkapasitas 2,5 liter/detik masyarakat desa Jatirogo dan sekitarnya sejumlah 300 KK dapat menikmati air bersih untuk keperluaan air minum terutama dimusim kemarau.

Data Teknis
1.      Bendung
a.       Type : Karet isi air
b.      Panjang : 2 x 37,75 m
c.       Tinggi (isi Penuh) : 3 meter
d.      Lebar (isi Penuh) : 5,5 meter
e.       Tebal karet : 10,5 mm
2.      Pondasi
Tiang pancang beton d = 500 mm dalam = 28 meter
3.      Lantai Dasar Beton Bertulang tebal = 800 mm
4.      Elevasi muka air di hulu bendung : +2,13 mm
5.      Elevasi Mercu Bendung (isi Penuh) : +1,27 m
6.      Elevasi air laut pasang : +1,16 m
7.      Elevasi dasar sungai : - 1,73 m
8.      Volume tampungan : ± 1,450.000 m
9.      Kolam penyendap lumpur : 80 x 4,80 m

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PUSDATARU) Provinsi Jawa Tengah. Bendung Karet Kalijajar. Demak.

Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Sumber Daya Air Direktorat Irigasi dan Rawa. 2013. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (Head Works) KP-02. Jakarta.

Pangestu, A. D., & Astuti, S. A. Y. (2018). STUDI GERUSAN DI HILIR BENDUNG KOLAM OLAK TIPE VLUGHTER DENGAN PERLINDUNGAN GROUNDSILLJurnal Teknisia23(1), 463-473.

Sembiring, CE. (2016). Analisis Debit Air Irigasi (Suplai dan Kebutuhan) di Sekampung Sistem. Tugas Akhir. Universitas Lampung.

Taims, Awin. 2011. Bendung Toliwang Halmahera Utara. Maluku Utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.