Kamis, 30 April 2020
Ingatan Semu saat Bernostalgia
Ketika suatu suasana mengingatkan Anda akan masa lampau yang pernah Anda alami, menandakan Anda sedang bernostalgia. Nostalgia sendiri adalah sebuah sentimentalitas untuk masa lalu, biasanya untuk sebuah periode atau tempat dengan asosiasi personal yang bahagia. (Boym, Svetlana, 2002). Saat seseorang sedang bernostalgia ingatan-ingatan menyenangkan yang pernah terjadi terbayang kembali di pikirannya, namun ingatan ini agak pudar bukan? terkadang ketika bernostalgia, imajinasi kita aktif dalam membuat bayangan akan ingatan tersebut. Proyeksi yang dihasilkan imajinasi ini sayangnya tidak akan akurat, karena seiringnya waktu, pasti otak kita melupakan detail-detail kecil dari suatu ingatan. Namun, kita ingin mengingat sebaik mungkin akan bayangan tersebut, dan ketika kita memaksakan mengingat suatu peristiwa, secara tidak sadar Anda mulai membayangkan hal-hal yang tidak pernah terjadi di peristiwa tersebut menjadi hal yang memang terjadi, dengan efektif Anda membuat ingatan semu.
Ketika kita sedang membicarakan topik yang mengundang nostalgia bersama dengan teman atau seseorang yang juga mengalami peristiwa yang dinostalgiakan tersebut, kita akan sebisa mungkin untuk membayangkan hal tersebut. Ketika terjadi konflik dalam mendiskusikan hal tersebut, contohnya si ‘X’ mengatakan jika “di kejadian itu tetangga kita yang polisi itu berkumis”. Namun dalam ingatan si ‘Y’, sang Tetangga tersebut tidak memiliki kumis dan si ‘X’ tetap meyakinkan si ‘Y’ jika Tetangga itu berkumis dan memberikan argumen untuk mengubah alam sadarnya, dengan kalimat-kalimat persuasif “Masa kamu tidak ingat?, aku saja ingat” atau “Memang kamu masih agak muda waktu itu”. Mencari kenyataan untuk hal ini harus dibantu dengan bukti seperti foto, rekaman, dan atau orang yang bersangkutan dan tidak terdapat bias atau persuasi dalam menyampaikan ingatannya.
Ingatan semu ini berpengaruh dalam pengambilan keputusan, ketika kita bernostalgia dan mengingat masa lampau yang umumnya sangat berbeda dari masa yang sekarang sedang berjalan, sering kita membayangkan jika kita bisa kembali ke masa seperti itu lagi. Lalu apa hubungannya dengan pengambilan keputusan?, coba Anda bayangkan ketika terdapat pemilihan suatu calon yang akan memiliki wewenang dalam mengubah situasi suatu negara. Sang calon ini menjanjikan akan mengembalikan situasi seperti masa yang lampau, dimana Ia menggunakan kata-kata sugesti seperti “Tenteram”, “Damai”, “Mudah” dan sebagainya. Secara tidak sadar, otak kita akan mengasosiasikan kata-kata tersebut dengan ingatan nostalgia yang terbayang pada masa itu.
Sugesti tersebut memang tidak selalu terjadi dan efektif, namun terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan semu ini. Salah satu faktor ini adalah perbedaan-perbedaan antar individu. Seseorang dengan imajinasi kreatif yang tinggi diketahui untuk lebih berhubung dengan ingatan semu (Bull, Ray 2005). Imajinasi kreatif dapat mengantarkan detail yang jernih akan peristiwa yang dibayangkan. (V, David 2000). Juga, Seseorang yang menginginkan penerimaan sosial dari seseorang yang derajat sosialnya lebih besar dari padanya cenderung akan menerima ingatan semu tanpa menyaring dan memastikan konten, dan ingatan dari dirinya sendiri. (Bull, Ray 2005). Tidak hanya hal-hal tersebut saja, juga terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi ingatan semu ini.
Setelah mengetahui hal ini, perlu kita pastikan bahwa kita dapat menangkan sugesti yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan kita dengan cara menanam ingatan semu dan membayangkannya dalam imajinasi kita. Coba untuk selalu memeriksa fakta dari informasi yang diberikan dan memberikan informasi tambahan sesuai yang Anda ingat, apakah orang yang Anda sedang berbincang dengan adalah seseorang yang persuasif? Atau bahkan manipulatif?. Perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang seperti ini, pastikan Anda mampu memastikan yang mana yang hanya sekedar bernostalgia, dan yang mana yang manipulatif.
Daftar Pustaka:
Boym, Svetlana (2002). "The Future of Nostalgia" xiii–xiv.
Ost, James; Foster, Samantha; Costall, Alan; Bull, Ray (2005). "False reports of childhood events in appropriate interviews". Memory. 13 (7): 700–710
Paddock, John R.; Terranova, Sophia; Kwok, Rosie; Halpern, David V. (2000). "When Knowing Becomes Remembering: Individual Differences in Susceptibility to Suggestion". The Journal of Genetic Psychology. 161 (4): 453–468
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.