.

Selasa, 28 April 2020

CTPS untuk mencegah virus Covid-19



Waspada Virus Corona. Sumber: CNN Indonesia/Fajrian
Abstrak

Pandemic Covid 19 atau dikenal sebagai Corona Virus, pada saat ini dampaknya bukan hanya kepada kesehatan. Tetapi dampaknya mulai terasa pada sektor bahan makanan. Dimana saat pandemic Covid 19 banyak sekali perilaku masyarakat Indonesia yang tidak sesuai dengan moral dikarenakan perilaku masyarakat yang ingin mencari keuntungan sendiri yang tidak memikirkan nasib orang lain serta tidak imemikirkan dampaknya kedepannya terutama pada sektor makanan. Dimana perilaku panic buying yang dilakukan masyarakat terutama mengenai bahan makanan ini menyebabkan naiknya harga bahan makanan serta masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimana sudah seharusnya pemerintah memperhatikan permasalahan tersebut dengan memperhatikan stok bahan makanan dan mengambil tindakan tegas kepada pedagang yang memanfaatkan kondisi pandemic Covid 19 ini dengan sengaja menjual harga bahan makanan diatas harga normal.

Pendahuluan

Penyakit Coronavirus 2019 ( COVID-19 ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan , ibu kota provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global, mengakibatkan pandemi koronavirus 2019-20 yang sedang berlangsung . Pada tanggal 27 April 2020, lebih dari 3 juta kasus telah dilaporkan di 185 negara dan wilayah, yang mengakibatkan lebih dari 208.000 kematian . Lebih dari 878.000 orang telah pulih.
Langkah-langkah yang disarankan untuk mencegah infeksi termasuk sering mencuci tangan , menjaga jarak fisik dari orang lain (terutama dari mereka yang memiliki gejala), menutupi batuk, dan menjaga tangan yang tidak dicuci menjauh dari wajah. Selain itu, penggunaan penutup wajah direkomendasikan bagi mereka yang curiga memiliki virus dan pengasuh mereka. Rekomendasi untuk penggunaan penutup wajah oleh masyarakat umum berbeda-beda, dengan beberapa pihak berwenang merekomendasikan penggunaannya, beberapa merekomendasikan penggunaannya, dan yang lain membutuhkan penggunaannya. Saat ini, tidak ada cukup bukti untuk atau menentang penggunaan masker (medis atau lainnya) pada individu sehat di komunitas yang lebih luas. Juga masker yang dibeli oleh publik dapat berdampak pada ketersediaan penyedia layanan kesehatan

Permasalahan

Banyaknya korban virus corona yang oleh WHO diberi nama resmi Covid-19, tak memberikan greget, kesadaran akan pentingnya melakukan pencegahan. Salah satunya, CTPS -- Cuci Tangan Pakai Sabun, sesuai anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yang masih dimaknai sekadar slogan.
Jumlah kasus yang terkonfirmasi, Minggu (16/02/20), sebanyak 69.031 dengan jumlah kematian sebanyak 1.666 (Kompas.com/South China Morning Post).
Bila alasannya tak ada fasilitas, tak sepenuhnya benar. Di tempat-tempat umum, seperti rumah makan, toilet dan lainnya yang memungkinkan banyak kuman, masih saja ditemukan para pengunjung yang tidak melakukan kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun  - CTPS, meski telah tersedia.
Cuma CTPS 20 detik saja, memungkinkan terbebas dari ancaman virus corona, Covid-19, dan mereka-mereka santai saja banyak yang merasa tak harus melakukannnya.
Dikatakan mungkin, karena CTPS hanyalah satu dari sekian banyak anjuran Kementerian Kesehatan dan WHO, seperti konsumsi makanan bergizi seimbang, rajin olahraga dan istirahat cukup, menjaga kebersihan lingkungan, tidak merokok, gunakan masker bila batuk atau tutup mulut dengan lengan atas bagian dalam.
Selain itu, minum air mineral 8 gelas/hari, makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan makan dari daging hewan yang berpotensi menularkan, bila demam dan sesak nafas segera ke fasilitas kesehatan, dan jangan lupa berdoa.
Melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun -- CTPS merupakan perilaku mudah yang sangat sulit dibiasakan. Pasalnya, dampak buruknya tak langsung dirasakan, hingga diabaikan dan dilupakan bahwa jalan masuk kuman termasuk virus, paling mudah melalui sentuhan tangan.
Tangan yang telah melakukan kegiatan bersentuhan dengan benda-benda hidup maupun mati, pastinya banyak mengandung kuman atau virus, yang salah satunya mungkin saja Covid-19.
Pada saat tangan kotor, tak melakukan CTPS, dan menyentuh kulit wajah, mata, bibir dan hidung kita, tak sadar diri bahwa kita telah memindahkan kuman atau virus memasuki tubuh.
Adapun gejala virus corona : demam, batuk pilek, gangguan pernafasan, sakit tenggorokan dan letih lesu. Nampaknya virus mulai bekerja pada saat demam. Diikuti batuk kering, dan seminggu kemudian napas terasa berat, dan beberapa pasien akan butuh perawatan rumah sakit.
Pengalaman yang tersimpul, ketika di sebuah industri pengolahan makanan -- minuman, yang bertahun-tahun tak berhasil menyadarkan karyawannya harus cuci tangan sebelum memasuki ruangan produksi, terpaksa menggunakan kamera pemantau.
Daftar Pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.