Uji
kecocokan sebaran dilakukan untuk mengetahui jenis sebaran yang paling sesuai
dengan data hujan. Uji sebaran dilakukan dengan uji kecocokan distribusi yang
dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan sebaran peluang yang telah
dipilih dapat menggambarkan atau mewakili dari sebaran statistik sample data
yang dianalisis tersebut (Soemarto, 1999).
Ada
dua jenis uji kecocokan (Goodness of fit test) yaitu uji kecocokan Chi-Square
dan Smirnov-Kolmogorof. Umumnya pengujian dilaksanakan dengan cara mengambarkan
data pada kertas peluang dan menentukan apakah data tersebut merupakan garis
lurus, atau dengan membandingkan kurva frekuensi dari data pengamatan terhadap
kurva frekuensi teoritisnya (Soewarno, 1995).
1. Uji Kecocokan Chi-Square
Uji kecocokan
Chi-Square dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan sebaran peluang yang
telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang
dianalisis. Prinsip pengujian dengan metode ini didasarkan pada jumlah
pengamatan yang diharapkan pada pembagian kelas dan ditentukan terhadap jumlah
data pengamatan yang terbaca di dalam kelas tersebut atau dengan membandingkan
nilai Chi-Square (X2) dengan nilai Chi-Square kritis (X2 cr).
Parameter Xh2
merupakan variabel acak. Peluang untuk mencapai nilai Xh2
sama atau lebih besar dari pada nilai Chi-Square yang sebenarnya (X2).
Suatu distribusi dikatakan selaras jika nilai X2 hitung < X2
kritis. Nilai X2 kritis dapat dilihat di Tabel 3.7. Dari hasil
pengamatan yang didapat dicari penyimpangannya dengan Chi- Square kritis paling
kecil.
Dimana :
Xh2 = harga Chi-Square terhitung
Oi = jumlah data
yang teramati terdapat pada sub kelompok ke-i
Ei = jumlah data
yang secara teoritis terdapat pada sub kelompok ke-i
G = jumlah sub kelompok
Untuk suatu nilai nyata tertentu (level of
significant) yang sering diambil adalah 5 %. Adapun kriteria penilaian hasilnya
adalah sebagai berikut :
- Apabila peluang lebih dari 5%, maka persamaan dirtibusi teoritis yang digunakan dapat diterima.
- Apabila peluang lebih kecil dari 1%, maka persamaan distribusi teoritis yang digunakan tidak dapat diterima.
- Apabila peluang lebih kecil dari 1%-5%, maka tidak mungkin mengambil keputusan, misal perlu penambahan data.
Tabel
3.7 Nilai Kritis untuk Uji Kecocokan Chi Square
2.
Uji Kecocokan Smirnov-Kolmogorof
Uji kecocokan
Smirnov-Kolmogorof sering juga disebut uji kecocokan non parametrik (non
parametrik test) karena pengujiannya tidak menggunakan fungsi distribusi
tertentu.
Rumus yang
dipakai (Soewarno, 1995)
Tabel 3.8 Nilai DO
Kritis untuk
Uji Kecocokan
Smirnov Kolmogorof
3. Uji Sebaran SRI HARTO
Uji konsistensi berarti menguji kebenaran data lapangan yang tidak dipengaruhi oleh kesalahan pada saat pengiriman atau saat pengukuran, data tersebut harus betul-betul menggambarkan fenomena hidrologi seperti keadaan sebenarnya di lapangan. Dengan kata lain data hidrologi disebut tidak konsisten apabila terdapat perbedaan antara nilai pengukuran dengan nilai sebenarnya (Soewarno, 1995:23)
Uji konsistensi yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode RAPS (Rescaled Adjusted Partial Sums). Cara ini dilakukan dengan cara menghitung nilai kumulatif penyimpangannya terhadap nilai rata-rata (mean)
Pengujian dengan menggunakan data dari stasiun itu sendiri yaitu pengujian dengan komulatif penyimpangan terhadap nilai rata-rata dibagi dengan akar komulatif rerata penyimpangan kuadrat terhadap nilai reratanya.
Dengan melihat nilai statistik diatas maka dapat dicari nilai Q/√n dan R/√n. Hasil yang di dapat dibandingkan dengan nilai Q/√n syarat dan R/√n syarat, jika lebih kecil maka data masih dalam batasan konsisten.
Tabel Nilai Q/√n dan R/√n (Harto,2009)
DAFTAR PUSTAKA
Soemarno,1995.
Hidrologi Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Bandung: Penerbit Nova
Harto, 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.