Kerusakan dan Perkuatan Elemen Struktur Beton
Bertulang pada Konstruksi
Bangunan
Oleh: Diah Ayu Lestari (J08-DIAH)
(Sumber: Penulis, 2020)
ABSTRAK
Perkuatan struktur dalam bangunan saat ini harus
direncanakan dengan baik dengan meningkatnya aktivitas masyarakat yang dapat
perubahan fungsi struktur yang menyebabkan beban-beban rencana pada bangunan
bertambah besar. Beton merupakan aspek terpenting dalam bangunan konstruksi
khususnya bangunan-bangunan berukuran besar. Seringkali terjadi permasalahan,
salah satunya adalah beton mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan
melemahnya perkuatan struktur pada konstruksi di lapangan saat proses
konstruksi dan pasca konstruksi.
Kata Kunci: Kerusakan, Perkuatan, Beton, Konstruksi.
PENDAHULUAN
Perkuatan merupakan aspek terpenting pada konstruksi
beton, lebih-lebih pada struktur yang mengalami penurunan kekuatan akibat pengaruh
lingkungan, umur, kelemahan perawatan, perubahan fungsi struktur, desain awal
yang kurang, ataupun kejadian-kejadian alam seperti gempa bumi. Pada proyek
dalam proses konstruksi maupun pasca konstruksi di lapangan seringkali didapati
berbagai macam permasalahan, salah satunya kerusakan pada beton. Kerusakan terdapat
pada elemen struktur beton seperti kolom, balok, pelat, dan dinding beton.
Contoh kerusakan pada beton yang sering dijumpai proyek di lapangan juga ada
bermacam-macam seperti retak (cracks),
lubang (voids) dan kelupasan pada
permukaan beton. Kerusakan struktur tersebut diakibatkan dari beberapa faktor,
diantaranya kerusakan elemen struktur beton, kesalahan saat perencanaan, dan kesalahan
saat proses konstruksi. Berbagai macam kerusakan yang terjadi pada beton dapat
diatasi dengan berbagai jenis perbaikan pada beton. Untuk mengatasi faktor-faktor
penyebab kerusakan struktur tersebut dibutuhkan perkuatan struktur.
PERMSALAHAN
Saat ini semakin banyaknya konstruksi bangunan yang
sering terjadi kerusakan struktur maupun non-struktur, pada saat proses
pembangunan maupun masa layannya yang diakibatkan oleh faktor bangunan ataupun
faktor dari luar. Dimana macam dan tingkat kerusakan yang sering terjadi mulai
dari yang ringan sampai berat.
Dengan adanya bangunan yang terus mengalami kerusakan
harus sudah dapat secepatnya diperbaiki dan difungsikan kembali, maka perlu
adanya upaya penanganan terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi, baik dengan
melakukan perkuatan ataupun perbaikan. Seringkali terbatasnya waktu, maka perkuatan
yang dilakukan tidak memperhatikan beberapa peraturan yang berkaitan prosedur
pelaksanan, kapasitas struktur, dan serta kontrol kualitas.
PEMBAHASAN
Struktur bangunan terbuat dari bahan kaku yang letaknya
datar (balok), tegak (kolom), atau miring (tangga) di atas bahan yang kaku juga
(pondasi). Balok disebut juga sebagai elemen horisontal dan kolom sebagai
elemen vertikal. Balok memikul beban sepanjang batang dan menyalurkannya ke
kolom. Selanjutnya kolom akan menyalurkan beban tersebut ke pondasi. Gaya yang
bekerja pada balok secara transversal mengakibatkan balok melentur atau
melendut. Sedangkan kolom pada umumnya menerima gaya aksial, sehingga tidak
melentur.
1.
Balok
Balok merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan. Balok pada konstruksi bangunan mendapat
gaya atau aksi. Gaya yang bekerja pada balok akan menimbulkan reaksi pada
simpul atau perletakan, gaya geser, momen lentur, gaya dalam (tarikan dan
tekanan), dan lendutan pada balok. Beban merata dapat berupa plat lantai gedung
bertingkat atau plat lantai jembatan. Karakteristik balok ditentukan oleh jenis
perletakan, bentuk, panjang, dan bahannya.
Balok dapat mengalami keruntuhan kekuatan akibat faktor – faktor. Keruntuhan pada balok yang disebabkan oleh
gagal geser karena keruntuhan akibat gaya geser pada suatu balok beton bertulang
bersifat getas dan keruntuhannya terjadi secara tiba-tiba. Hal tersebut dapat
dicegah dengan memberikan tulangan geser pada balok. Fungsi dari tulangan geser
ini adalah untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus dari retakan yang diakibatkan
oleh gaya geser. Untuk penanganan kerusakan pada balok dapat dilakukan dengan
cara memberikan perkuatan pada balok tersebut. Sehingga balok dapat bekerja
menahan beban yang diterima. Salah satu contoh perkuatan yang diberikan adalah
dengan memeberikan baja tulangan pada balok. Pemasangan baja tulangan ini
diberikan pada sisi-sisi balok. Pemasangan pelat beton diberikan secara
ekternal dan dipergunakan sampai balok tidak dapat lagi menerima beban walaupun
telah diberi perkuatan. (Zekrona,
F. 2017).
2.
Kolom
Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan. Berdirinya suatu bangunan ditentukan oleh
berdirinya kolom. Kolom sebagai tiangnya bangunan, sehingga keruntuhan pada
suatu kolom menyebabkan runtuh total seluruh struktur. Kolom sebagi batang
tegak dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Rangkaian balok dan
kolom disebut portal. Semua beban yang diterima balok akan diterusakan ke
kolom, sehingga fungsi kolom sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.
Pada umumnya gaya yang bekerja pada elemen koloma dalah
gaya aksial tekan. Keruntuhan suatu kolom merupakan kondisi kritis yang dapat
menyebabkan keruntuhan lantai yang bersangkutan dan bahkan juga seluruh
struktur. Kondisi inilah yang menyebabakan keruntuhan kolom struktural
merupakan hal yang sangat dihindari sehingga dalam perencanaannya harus lebih
diperhatikan dengan memberikan kekuatan cadangan yang lebih tinggi dari pada
balok ataupun elemen struktur horizontal lainnya. Untuk penanganan kerusakan
pada kolom dapat dilakukan dengan cara memberikan perkuatan pada kolom
tersebut. Perkuatan Kolom
dengan menggunakan material Pen-Binder yaiu perilaku kolom beton bertulang yang daktail dan tahan
goyangan beban gempa memerlukan suatu bentuk dan konfigurasi tulangan pengekang
yang mampu menahan inti beton agar tidak lepas sehigga memberikan kekakuan yang
cukup selama beban bekerja. Ide dasar penggunan pen-binder sebagai elemen
pengikat adalah untuk membantu tulangan pengekang menahan inti beton tetap pada
posisinya hingga menjamin proses plastifikasi berlangsung seperti yang
dikehendaki dalam desain elemen struktur tersebut.
(Kristianto,
A., Ichsan Yansusan, 2015).
3.
Pelat
Pelat merupakan komponen struktur yang pertama kali
menerima beban mati maupun beban hidup. Beban dari pelat tersebut
didistribusikan ke balok, lalu dari balok didistribusikan ke kolom. Jika pada
pelat terjadi kerusakan maka pendistribusian beban tidak terjadi dengan baik
dan fungsi dari bangunan itu tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Pelat
merupakan salah satu komponen struktur bangunan yang penting dan harus
diperhatikan.
Perkuatan pelat yang dilakukan harus mempertimbangkan
antara biaya, waktu, dan mutu perkuatan. Perkuatan pada pelat lantai mempunyai
beberapa solusi, yaitu: menggunakan FRP, menambah tebal pelat, dan sebagainya.
Memilih perkuatan pelat yang efektif memerlukan beberapa pertimbangan, antara
lain: seberapa besar pengaruh dari perkuatan yang dilakukan, biaya perkuatan,
waktu pekerjaan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Analisis yang dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari perkuatan pelat, adalah dengan
metode itu adalah Metode Elemen Hingga (MEH). Metode tersebut diaplikasikan
mulai dari analisis stress (tegangan), dan deformasi pada bidang struktur
bangunan. Saat ini, banyak software yang dapat digunakan untuk menganalisis
MEH, salah satunya Autodesk Nastran In-Cad 2016. (Agustinus,
Samuel., Cindrawaty Lesmana. 2019).
Kerusakan pada elemen struktur apabila tidak ditanggapi
serius dapat mengalami keruntuhan struktur.
Kerusakan yang sering terjadi dalam struktur beton, antara lain:
1.
Retak (Cracks)
Retak (cracks)
adalah pecah pada beton dalam garis-garis yang relatif panjang dan sempit,
retak ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, diantaranya evaporasi air
dalam campuran beton terjadi dengan cepat akibat cuaca yang panas, kering atau
berangin. Retak akibat keadaan ini disebut plastic
cracking, Bleeding yang
berlebihan pada beton, biasanya akibat proses curing yang tidak sempurna.
Retakan bersifat dangkal dan saling berhubungan pada seluruh permukaan pada
plat, retak jenis ini disebut crazing.
Pergerakan struktur, sambungan yang tidak baik pada pertemuan kolom dengan
balok atau plat, atau tanah yang tidak stabil. Retakan bersifat dalam atau
lebar, retak jenis ini disebut random
cracks Reaksi antara alkali dan agregat, retakan yang terbentuk sekitar 10
tahun atau lebih setelah pengecoran dan selanjutnya menjadi lebih dalam dan
lebar, retakan saling berhubungan satu sama lain. (Isneini, Mohd. 2009).
2.
Lubang-lubang pada beton (voids).
Voids adalah lubang-lubang yang relatif dalam dan lebar pada
beton. Void pada beton dapat
ditimbulkan oleh berbagai sebab, diantaranya Pemadatan yang dilakukan dengan
vibrator kurang baik, karena jarak antar bekisting dengan tulangan atau jarak
antar tulangan terlalu sempit sehingga bagian mortar (campuran air, pasir, dan
semen) tidak dapat mengisi rongga antara agregat kasar dengan baik. Void yang terjadi berupa lubang-lubang
tidak teratur yang disebut honey combing.
Bocor pada bekisting yang menyebabkan air atau pasta semen keluar, akan lebih
parah jika campuran banyak mengandung air, atau banyak pasta semen atau gradasi
agregat yang kurang baik. Keadaan ini disebut sand streaking. (Isneini, Mohd. 2009)
3.
Kelupasan
pada permukaan (scalling/
erosion/spalling)
Kelupasan dangkal pada permukaan, yang dapat ditimbulkan
oleh beberapa sebab, diantaranya Eksposisi yang berulang-ulang terhadap
pembekuan dan pencairan sehingga permukaan terkelupas, keadaan ini disebut
scalling Melekatnya material pada permukaan bekisting sehingga permukaan beton
terlepas dalam kepingan atau bongkah kecil, keadaan ini disebut spalling Terlepasnya partikel-partikel
sehalus debu yang dapat terdiri dari semen yang sangat halus atau agregat yang
sangat halus, terlepas akibat abrasi misalnya saat lantai disapu, hal semacam
ini disebut dusting. Terdapatnya material organic dalam campuran,
kontaminasi yang reaktif atau korosi pada tulangan dapat menimbulkan rongga
pada beton yang disebut sebagai popouts,
juga dapat disebabkan ekspansi agregat yang pourous
segera setelah pengecoran sampai setahun lebih tergantung permeabilitas
beton dan ketidakstabilan volume agregat yang digunakan. (Isneini, Mohd. 2009)
Untuk mengatasi kerusakan yang terjadi pada beton
bertulang baik dengan struktur besi maupun baja, maka dapat pemilihan bahan perkuatan yang baik dan tepat.
Pemilihan material ini untuk perbaikan yang tahan lama.
Salah satu solusi untuk perkuatan ini dengan material yang bersifat cementitious yang jadi pilihan terbaik
untuk perkuatan beton yang rusak.Pada kondisi tertentu, juga disyaratkan bahwa
perkuatan harus mencakup pula ketahanan terhadap serangan bahan kimia hingga
terkadang material lain dipilih dengan pertimbangan tersebut. Jadi, material
perbaikan bersifat fleksibel sesuai kebutuhan dan sesuai dengan kerusakan yang
terjadi.Syarat-syarat yang harus ada dalam material perbaikan
seperti material yang
bersifat cementitious,
berbahan dasar resin, elastomeric sealants, silicones,
bentonite, bituminous coating.
KESIMPULAN
Dalam perbaikan pada perkuatan suatu elemen struktur harus dipastikan terlebih dahulu penyebab kerusakan, setelah
itu mencari solusi dengan
metode apa yang akan digunakan serta material perbaikan yang tepat, sehingga
hasil dari perbaikan tersebut akan mengakhiri kerusakan pada struktur dan dapat mengembalikan integritas struktur serta hasil
akhir perbaikan secara estetik dapat diterima. Dalam langkah perbaikan harus
diupayakan agar penyebab kerusakan perkuatan struktur
dapat diminimalkan
dan dihilangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustinus,
Samuel., Cindrawaty Lesmana. 2019. PERBANDINGAN
ANALISIS PERKUATAN STRUKTUR PELAT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. Jurnal Teknik Sipil. 15(1):1-85.
Isneini, Mohd. 2009. KERUSAKAN
DAN PERKUATAN STRUKTUR BETON BERTULANG. Jurnal
Rekayasa. 13(3).
Kristianto,
A., Ichsan Yansusan. 2015. STUDI
PERKUATAN KOLOM EKSISTING DENGAN PEN-BINDER UNTUK PENINGKATAN DAKTILITAS KOLOM
BETON BERTULANG. Jurnal Teknik Sipil.
11(1):1-75
Zekrona, F. 2017. STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KONSTRIBUSI PELAT BAJA PADA KAPASITAS GESER BALOK BETON BERTULANG [skripsi]. Padang (ID): Universitas
Andalas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.