Geothermal di indonesia
Oleh : Muhammad
Zainal Abidin
Geothermal adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk di dalam kerak
bumi.Temperatur di bawah kerak bumi bertambah
seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai
5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27 tahun 2003 tentang Panas Bumi "Panas Bumi adalah sumber
energi panas yang terkandung di dalam air panas, uap air, dan batuan bersama
mineral ikutan dan gas lainnya yang secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan
dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses
penambangan".
Di tengah rencana transisi penggunaan energi terbarukan
tersebut, tidak banyak yang sadar bahwa Indonesia memiliki potensi energi
terbarukan geotermal (panas bumi) terbesar di dunia. Sampai saat ini,
pemanfaatan potensi tersebut belum maksimal. Posisi Indonesia dalam wilayah
tumbukan lempeng tektonik dan garis khatulistiwa membuat negara ini memiliki
cadangan energi yang besar. Indonesia memiliki cadangan energi fosil seperti
minyak, gas dan batu bara dan cadang energi nonfosil seperti energi geotermal,
air, angin, dan matahari. Penggunaan energi fosil bersifat merusak lingkungan
dan cadangannya yang terus menipis. Maka ketergantungan terhadap energi fosil
harus dikurangi dengan menggantinya dengan energi terbarukan dengan cadangan
yang berlimpah, salah satunya geotermal. Jumlah potensi sumber daya geotermal
Indonesia sekitar 11.073 Megawatt listrik (MWe) dan cadangannya sekitar
17.506 MWe. Kapasitas pembangkit listrik secara nasional yang pada akhir 2016
memproduksi listrik 59,6 Gigawatt (GWe) atau 59.600 MWe. Maka, jika
potensi tersebut digunakan semua sebagai pembangkit listrik, maka menambah
kapasitas 18% dari total produksi listrik saat ini. Penyebaran sumber energi
geotermal ini hampir merata, bisa ditemukan lebih dari 300 titik dari
Sabang sampai Merauke. Energi ini dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan energi
listrik dan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM)
sebagai sumber tenaga listrik. Kebijakan pemanfaatan energi geotermal secara
serius akan dapat mengatasi krisis listrik yang saat ini sangat
menghantui masyarakat Indonesia. Dalam Road Map Pengembangan Geotermal yang
disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia menargetkan
mengembangkan energi geotermal sekitar 7000 MW pada 2025. Sebuah program
yang cukup ambisius. Karena itu dibutuhkan investasi yang besar, penyiapan
teknologi eksplorasi dan produksi, manajemen, penyediaan sumberdaya manusia
yang kompeten dengan jumlah yang cukup, serta dukungan iklim investasi yang
menarik bagi investor. Energi raksasa bumi Energi geotermal adalah energi panas
yang terkandung dalam fluida air (bisa dalam uap, cair, atau campuran keduanya)
yang berada pada kedalaman lebih dari 1 kilometer di bawah permukaan bumi.
Fluida panas ini memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi. Bahkan, ada yang
memiliki temperatur lebih dari 300 derajat Celsius. Ini menjadikan
geotermal sebagai penyedia energi yang masif.
Menurut atlason R dalam studi nya bahwa maintenance dari
sumber energi ini cukup murah karena jarang kerusakan dalam jangka panjang
yang dapat merusak pembangkit ini.
Pengembangan terbaru nya datang dari Sullivan JL dalam
pengembangan nya ditemukan perhitungan yang lebih efisien untuk dalam
menjalankan operasi energi geothermal ini.
menurut Asosiasi panas bumi di indonesia seharus nya panas bumi dapat menjadi sumber energi terbarukan yang dapat membangun perekonomian nasional serta menciptakan lapangan kerja bagi engineer yang memang peminatan nya di dalam hal tersebut
menurut Asosiasi panas bumi di indonesia seharus nya panas bumi dapat menjadi sumber energi terbarukan yang dapat membangun perekonomian nasional serta menciptakan lapangan kerja bagi engineer yang memang peminatan nya di dalam hal tersebut
Asosiasi ini juga bekerja sama dengan
PLTP geothermal matsukawa dalam pengembangan terbaru energi ini menurut API
pengembangan geothermal di indonesia dapat dijadikan sumber ketahanan energi
nasional dikarenakan sifat panas bumi yang bisa terbarukan dan jumlah nya cukup
melimpah di indonesia dan hal ini harus dapat dimanfaatkan pemerintah indonesia
Daftar
Pustaka
- · Atlason R, Oddsson G, Unnthorsson R. Geothermal power plant maintenance: evaluating maintenance system needs using quantitative kano analysis. Energies. 2014;7:4169–84.
- · Clark C, Harto C, Sullivan JL, Wang M. Water use in the development and operation of geothermal power plants (No. ANL/EVS/R-10/5), Argonne, IL (United States): Argonne National Laboratory (ANL). 2010.
Muhammad Zainal Abidin
41417010029
Universitas Mercubuana
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.