Liga Primer Inggris musim ini menorehkan catatan sejarah
baru, terutama dalam penerapan sejumlah perangkat aturan baru, tidak terkecuali
dengan penerapan Video Assistant Referee (VAR). Namun, hingga saat
ini penerapan VAR masih memicu pro
dan kontra, baik dari para pelatih maupun pemain. Penerapan VAR di Liga Primer memang diharapkan
bisa membantu sebuah laga steril dari kesalahan-kesalahan ''manusiawi'' wasit.
Dengan bantuan teknologi video, wasit diharapkan bisa mengambil keputusan
secara lebih objektif. Namun, konsistensi keputusan yang diambil wasit menjadi
celah dari penggunaan VAR ini. Belum lagi dengan perbedaan penafsiran saat
menggunakan review VAR untuk posisi offside, pelanggaran, atau pun handball.
Ini menjadi kritik pelatih Manchester City, Pep
Guardiola, setelah timnya ditahan imbang Spurs, 2-2.Walaupun tidak secara
frontal menolak penerapan VAR, tapi mantan pelatih Barcelona itu berharap, ada
perbaikan dalam hal sistem dan tolok ukur penggunaan VAR. Ini merujuk pada
pelanggaran yang sempat dilakukan Erik Lamela terhadap Rodrigo di kotak
penalti.
Apakah buruk nya VAR di Liga Primer Inggris tetap kesalahan
manusia ? Seperti dua
sisi mata uang, kontroversi dari laga sepakbola, misalnya saja dari penggunaan VAR,
tentu mendatangkan bermacam kisah dan sudut pandang. Mereka yang pro, umumnya
pihak yang beroleh keuntungan dari hal tersebut, pasti tidak ragu
buat mendukung keputusan wasit. Sementara yang kontra, biasanya yang
mendapat kerugian dari VAR. Di titik inilah, sifat naif dan munafik para fans
terlihat jelas.
Kenapa seperti itu? karena pandangan objektif terhadap sesuatu ikut menguap, terganti oleh
argumen-argumen subjektif yang penuh keberpihakan. Untuk
pihak yang diuntungkan, keputusan kontroversial dari VAR akan tetap dibela.
Sebaliknya, mereka yang dirugikan bakal terlihat kritis dengan menentang
keputusan itu.
Karena itu, pantas ketika para penggemar di manapun berada mau belajar
lebih banyak dan mencari tahu tentang aturan-aturan yang berlaku dalam
pertandingan sepakbola. Hilangkan rasa malas untuk membaca supaya dukungan yang
ditujukan kepada kesebelasan atau pemain idola, tak semu dan hanya berdasar
fanatisme buta.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.