.

Kamis, 30 April 2020

DESAIN YANG BERTANGGUNG JAWAB



DESAIN YANG BERTANGGUNG JAWAB
disusun oleh:Tiya Zidni A (J33-TIYA)



ABSTRAK
Gaya hidup masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan desain. Bila melihat dari sejarah, perkembangan desain tidak terlepas dari gaya hidup masyarakatnya. Masyarakat modern dewasa ini adalah masyarakat konsumtif. Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan lagi hanya sekedar kegiatan yang berasal dari produksi. Konsumsi tidak lagi sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan fungsional manusia. Konsumsi telah menjadi budaya, budaya konsumsi. Sistem masyarakat pun telah berubah, dan yang ada kini adalah masyarakat konsumen, yang mana kebijakan dan aturan-aturan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pasar.

PENDAHULUAN

Hari Bumi juga ditandai sebagai peristiwa dimana adanya kesadaran tinggi terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kediktatoran teknologi.”Di dalam dunia desain, gerakan lingkungan hidup banyak memberikan inspirasi baru, misalnya mulai membuat desain yang ramah lingkungan. Dalam desain interior dan produk setiap pembahasan desain kini tidak bisa lepas dari pembahasan sisi ergonomi. Di Amerika perintis ergonomi adalah Henry Dreyfuss. Proses desain menggunakan pendekatan ergonomi terutama dalam desain interior dan desain produk menjadi penting karena Desainer dituntut harus lebih bertanggungjawab terhadap kepentingan dan kemudahan masyarakat pengguna desain yang diciptakan.

Desain yang memudahkan; murah dalam perawatan dan proses produksi, nyaman digunakan, tidak membahayakan pengguna. Efisiensi material.Menurut Victor Papanek adalah seorang desainer / arsitek yang peduli dengan kondisi lingkungan. Dalam bukunya “Design for the real world”,  ( 1973 ), Ia berpendapat :“Peran desainer sangat penting bagi industri modern dan oleh karenanya penting bagi desainer untuk memiliki moral dan rasa sosialisasi yang baik bagi produksi, konsumen, masyarakat, dan lingkungan.”

METODE ( Alat – Bahan – Proses )
Metode merupakan suatu hubungan / interaksi antara alat, bahan, dan proses. Penggunaan metode yang jujur dan terbaik adalah tidak membuat suatu bahan terlihat seperti bahan lain. Misal bahan kayu yang dicat seolah-olah merupakan bahan besi.
GUNA ( Alat – komunikasi – simbol )
Suatu desain yang baik harus mampu bekerja dengan baik dan berdaya guna serta mampu mencitrakan sesuatu dalam dirinya. Penggunaan materi / proses yang tidak tepat bisa membawa konsekuensi yang berat, misalnya penggunaan bahan plastik ( tak terurai alam ).
KEBUTUHAN ( Daya tahan – intensitas – susunan tujuan)
Desain harus dapat memenuhi kebutuhan utama manusia; tidak hanya menampilkan kesenangan dan kebutuhan semu yang sengaja diciptakan oleh produsen agar konsumen mau membeli padahal tidak terlalu membutuhkan barang tsb.
TELESIS ( Alam – Masyarakat – Bias Teknologi )
Telesis merupakan upaya bersama untuk memanfaatkan dan memadukan proses alam dan proses sosial di masyarakat untuk mencapai tujuan khusus.Tidak memperhatikan unsur telesis mengakibatkan kerancuan dalam desain dan aplikasinya.
ASOSIASI ( Keluarga dan lingkungan – pendidikan – upaya )
Memilih barang/desain dipengaruhi oleh asosiasi pikiran masa kecil atau pendidikan yang dipengaruhi lingkungan sekitar atau dipengaruhi budaya tertentu.
ESTETIKA ( Gestalt – persepsi – bakat eidetik dan biososial )
Sebuah desain yang baik walaupun sangat fungsional tetapi juga harus memenuhi selera keindahan dari penggunanya.

Tanggung jawab desainer:
-          Bertanggung jawab secara moral terhadap lingkungan dan masyarakat.
-          Membuat desain yang ramah lingkungan.
-          Berusaha membuat desain yang tidak komersial bagi masyarakat yang lemah secara ekonomi.
-          Memperhatikan batasan moral, biologis, dan habitat        ( lingkungan ).
-          Membuat desain yang bernilai spiritual ( ada kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat, memberikan kemudahan bagi user, membantu kelompok miskin, hemat energi, hemat sumber daya alam tak terbarukan ).

KESIMPULAN
Kita sebagai seorang desainer harus memikirkan kedepannya yang dimana apakah akan merusuk lingkungan atau tidak dan membuat sesuatu digunakan untuk jangka yang lama.Seorang desainer juga harus bisa mendaur ulang sesuatu yang tidak layak menjadi layak agar mengurangi kerusakan bumi dengan penumpukan barang yang tidak berguna.
DAFTARK PUSTAKA
Amir Piliang, Yasraf. Dia yang dilipat : Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. 2004. Bandung : Jalasutra

Baudrillard, Jean P. diterjemahkan oleh Wahyunto. Masyarakat Konsumsi. 2004. Yogayakarta: Kreasi Wacana

Feathersone, Mike. Consumer Culture and Posmodernism. 1992. London : Sage Publications

Kumpulan Penulis: Editor Idi Subandi Ibrahim. Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia. 1997. Bandung: Jalasutra

Stearns, Peter N. Consumerism in World History: The Global Transformation of Desire. 2003. New York. Routledge

http://www.ubishops.ca/baudrillardstudies/vol2_2/norris.htm

http://www.transparencynow.com/advertise.htm

Jurnal Dimensi Interior Vol 2, No. 2 Desember 2004, Laksmi Kusuma Wardani, Desain Mebel dalam Pendidikan Seni dan Desain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.