DESAIN YANG BERTANGGUNG JAWAB
disusun oleh:Tiya Zidni A (J33-TIYA)
ABSTRAK
Gaya hidup masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan
desain. Bila melihat dari sejarah, perkembangan desain tidak terlepas dari gaya
hidup masyarakatnya. Masyarakat modern dewasa ini adalah masyarakat konsumtif.
Masyarakat yang terus menerus berkonsumsi. Namun konsumsi yang dilakukan bukan
lagi hanya sekedar kegiatan yang berasal dari produksi. Konsumsi tidak lagi
sekedar kegiatan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dan fungsional manusia.
Konsumsi telah menjadi budaya, budaya konsumsi. Sistem masyarakat pun telah
berubah, dan yang ada kini adalah masyarakat konsumen, yang mana kebijakan dan
aturan-aturan sosial masyarakat sangat dipengaruhi oleh kebijakan pasar.
PENDAHULUAN
Hari Bumi juga ditandai sebagai peristiwa dimana “ adanya
kesadaran tinggi terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kediktatoran
teknologi.”Di dalam dunia desain, gerakan lingkungan hidup banyak memberikan
inspirasi baru, misalnya mulai membuat desain yang ramah lingkungan. Dalam desain interior dan produk setiap
pembahasan desain kini tidak bisa lepas dari pembahasan sisi ergonomi. Di
Amerika perintis ergonomi adalah Henry Dreyfuss. Proses desain menggunakan
pendekatan ergonomi terutama dalam desain interior dan desain produk menjadi
penting karena Desainer dituntut harus lebih bertanggungjawab terhadap
kepentingan dan kemudahan masyarakat pengguna desain yang diciptakan.
Desain yang memudahkan; murah dalam perawatan dan proses
produksi, nyaman digunakan, tidak membahayakan pengguna. Efisiensi material.Menurut Victor Papanek adalah seorang desainer / arsitek yang peduli
dengan kondisi lingkungan. Dalam bukunya “Design for the real world”, ( 1973 ), Ia berpendapat :“Peran desainer sangat penting bagi industri modern dan oleh
karenanya penting bagi desainer untuk memiliki moral dan rasa sosialisasi yang
baik bagi produksi, konsumen, masyarakat, dan lingkungan.”
METODE ( Alat – Bahan – Proses )
Metode merupakan suatu hubungan / interaksi antara alat,
bahan, dan proses. Penggunaan metode yang jujur dan terbaik adalah tidak
membuat suatu bahan terlihat seperti bahan lain. Misal bahan kayu yang dicat
seolah-olah merupakan bahan besi.
GUNA ( Alat – komunikasi – simbol )
Suatu desain yang baik harus mampu bekerja dengan baik dan
berdaya guna serta mampu mencitrakan sesuatu dalam dirinya. Penggunaan materi /
proses yang tidak tepat bisa membawa konsekuensi yang berat, misalnya
penggunaan bahan plastik ( tak terurai alam ).
KEBUTUHAN ( Daya tahan – intensitas – susunan tujuan)
Desain harus dapat memenuhi kebutuhan utama manusia;
tidak hanya menampilkan kesenangan dan kebutuhan semu yang sengaja diciptakan
oleh produsen agar konsumen mau membeli padahal tidak terlalu membutuhkan
barang tsb.
TELESIS ( Alam – Masyarakat – Bias Teknologi )
Telesis merupakan upaya bersama untuk memanfaatkan dan
memadukan proses alam dan proses sosial di masyarakat untuk mencapai tujuan
khusus.Tidak memperhatikan unsur telesis mengakibatkan kerancuan dalam desain
dan aplikasinya.
ASOSIASI ( Keluarga dan lingkungan – pendidikan – upaya )
Memilih barang/desain dipengaruhi oleh asosiasi pikiran masa
kecil atau pendidikan yang dipengaruhi lingkungan sekitar atau dipengaruhi
budaya tertentu.
ESTETIKA ( Gestalt – persepsi – bakat eidetik dan
biososial )
Sebuah desain yang baik walaupun sangat fungsional tetapi
juga harus memenuhi selera keindahan dari penggunanya.
Tanggung jawab
desainer:
-
Bertanggung jawab secara moral terhadap lingkungan dan
masyarakat.
-
Membuat desain yang ramah lingkungan.
-
Berusaha membuat desain yang tidak komersial bagi
masyarakat yang lemah secara ekonomi.
-
Memperhatikan batasan moral, biologis, dan
habitat ( lingkungan ).
-
Membuat desain yang bernilai spiritual ( ada
kontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat, memberikan kemudahan bagi user,
membantu kelompok miskin, hemat energi, hemat sumber daya alam tak terbarukan
).
KESIMPULAN
Kita sebagai seorang desainer harus memikirkan kedepannya yang dimana apakah akan merusuk lingkungan atau tidak dan membuat sesuatu digunakan untuk jangka yang lama.Seorang desainer juga harus bisa mendaur ulang sesuatu yang tidak layak menjadi layak agar mengurangi kerusakan bumi dengan penumpukan barang yang tidak berguna.
DAFTARK PUSTAKA
Amir Piliang,
Yasraf. Dia yang dilipat : Tamasya Melampaui Batas-Batas Kebudayaan. 2004.
Bandung : Jalasutra
Baudrillard, Jean
P. diterjemahkan oleh Wahyunto. Masyarakat
Konsumsi. 2004. Yogayakarta: Kreasi Wacana
Feathersone, Mike. Consumer Culture
and Posmodernism. 1992. London : Sage Publications
Kumpulan Penulis: Editor Idi Subandi
Ibrahim. Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas
Indonesia. 1997. Bandung: Jalasutra
Stearns,
Peter N. Consumerism in World History: The Global Transformation of Desire.
2003. New York. Routledge
http://www.ubishops.ca/baudrillardstudies/vol2_2/norris.htm
http://www.transparencynow.com/advertise.htm
Jurnal
Dimensi Interior Vol 2, No. 2 Desember 2004, Laksmi Kusuma Wardani, Desain
Mebel dalam Pendidikan Seni dan Desain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.