.

Sabtu, 12 Maret 2016

Kedewasaan Tak Mengenal Usia



Dalam kehidupan sosial sangat dibutuhkan sekali untuk berfikir dewasa, bahkan dalam sebuah hubungan pun juga membutuhkan sebuah pola pikir dewasa.
Tetapi, di zaman modern ini sudah banyak anak muda yang dewasa sebelum waktunya,dan ada pula yang sudah berumur masih bersikap kekanak-kanakan baik dalam berpakaian, berbicara sampai melakukan sesuatu.Mengapa demikian?Dan sebenarnya apa yang dimaksud dengan dewasa itu sendiri ?

Sebuah kedewasaan itu tidak mengenal usia, derajat, martabat, tahta atau apapun, tidak sepertinya yang dijelaskan pada hukum perdata (Pasal 330 KUHPerdata) yaitu belum dewasa adalah belum berumur 21 tahun dan belum pernah kawin. Menurut agama (islam) seseorang baik perempuan maupun laki – laki dikatakan dewasa atau baligh apabila seseorang tersebut sudah mengalami haid bagi perempuan dan mimpi basah bagi laik – laki.Sedangkan pendapat saya pandangan secara sosial, dewasa itu berarti sudah bisa memahami diri sendiri dan memahami variasi sifat – sifat dari orang lain, selain itu  juga bersikap objektif dalam memandang dan juga menilai sesuatu hal, bisa mengambil keputusan yang tepat tanpa harus merugikan orang lain dan bisa menyelesaikan apa yang terjadi masalahnya dengan baik tanpa memberikan dampak negatif. Dan dari dalam dirinya sendiri juga bisa memberikan sebuah redaman rasa ego sehingga bisa menguasai diri sendiri.Bisa menerima suatu hal yang cukup berat dengan hati yang lapang dan bisa memberikan hasil yang bijaksana.
 




Kita bisa melihat sebuah kedewasaan dari beberapa hal seperti cara berfikir, cara berbicara, cara bersikap, cara bertingkah laku dan juga cara menempatkan dirinya.Banyak faktor penyebab mengapa kedewasaan tidak mengenal usia seperti diri sendiri ; yang masih kurang mampu memberikan sebuah niat berubah menjadi dewasa maka akan memberikan dampak yang kurang baik untuk bisa lebih cepat berkembang untuk berfikir dewasa, keluarga ; perhatian dan kasih sayang orang tua yang berbeda – beda menjadi penyebab perkembangan kedewasaan, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah ; seringkali terjadi yang tak terduga dan akan memberikan pelajaran berharga.

Contoh nyata yaitu pada zaman dahulu, Nabi Muhammad SAW sejak umur 12 tahun sudah ikut berdagang dengan pamannya Abu Thalib, beliau terkenal sangat jujur dan ramah kepada semua pembeli.Sejak kecil beliau tumbuh sebagai anak yang lebih dewasa dari seumurannya, karena pengalaman hidupnya yang mengajarkan dan menuntut untuk hidup dewasa ke arah yang positif. Berbeda dengan zaman sekarang, tidak sedikit anak muda yang tumbuh dewasa tetapi malah ke arah yang negatif contohnya  merokok. Ada pula, anak muda yang sudah lulus sekolah masih saja  ketergantungan dengan orang tua,belum berfikir untuk bekerja.


Ada beberapa cara untuk belajar menjadi seseorang yang dewasa, seperti :
  1. Bisa memberikan keputusan yang bijak.Belajarlah dari pengalaman, dan sering lakukan sharing dengan orang – orang yang sudah banyak pengalaman
  2.  Mulailah dengan memahami sifat yang ada pada diri sendiri, perbaiki perlahan, berlatih untuk menguasai rasa emosi dan ego yang ada pada diri sendiri. Serta belajar menerima diri sendiri dengan apa adanya.
  3. Belajar melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang 



     
                         Setiap seseorang mempunyai sifat, pribadi dan karakter yang berbeda. Dan karena kedewasaan itu tidak selalu beriringan dengan berkurangnya usia, sekarang tinggal bagaimana diri kita untuk membuka pola pikiran yang lebih luas untuk menjadi seseorang yang dewasa (a mature person).
     
     

      
    Daftar Pustaka ;



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.