Mutu pendidikan merupakan hal penting dalam meningkatkan daya saing bangsa.
Mutu pendidikan harus sejalan dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan,
sosial dan budaya. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini, masih tergolong
rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Perlunya peningkatan fasilitas,
sarana dan prasarana agar siswa dapat meningkatkan minat dan semangta dalam
belajar, sehingga potensi yang dimiliki siswa tersalurkan dan dikembangkan
dengan baik.
Jumat, 08 Mei 2020
Mempelajari Program dalam Desain Untuk Bersaing di Indudtri Kreatif
Pendidikan desain grafis di Indonesia merupakan sesuatu yang sangat banyak diminati oleh banyak orang. Banyak sekolah menengah yang menyediakan jurusan multimedia atau desain grafis. Dan jika kita melihat universitas yang ada banyak diantaranya yang menyediakan jurusan desain. Biasanya jurusan yang terdapat pada universitas yang menyediakan jurusan desain memiliki beberapa sub bidang desain yaitu desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, desain fashion, dan seni rupa. Kesemua jurusan ini merupakan jurusan yang banyak peminatnya di Indonesia.
Perbaikan Pendidikan untuk Kemajuan Bangsa
Di
era Revolusi Industri 4.0 seperti saat ini dimana peran teknologi sangat
signifikan untuk kemajuan suatu negara. Pendidikan merupakan suatu kunci dari
kemajuan suatu negara, hal tersebut yang mendorong suatu negara berjuang sangat
gigih demi memajukan pendidikan di negaranya.
Kamis, 07 Mei 2020
Ber-Daya dan Ber-Kualitas
Pendidikan nasional
indonesia cenderung masih terbelakang dibandingkan pendidikan negara-negara
lain bahkan negara tetangga kita sekalipun. Banyak lulusan sekolah formal tidak
mengerti terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan oleh guru-guru
mereka saat bersekolah dulu.
PENDIDIKAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL SEBAGAI DAYA SAING BANGSA
Oleh
: Chelline Jihan Sasmita (J35-CHELLINE)
ABSTRAK
Pendidikan merupakan usaha yang
disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan dan potensi kemampuan
individu agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya baik sebagai individu maupun
dalam anggota masyarakat.
Peran yang Kurang Dimaksimalkan dalam Pendidikan Wajib
Pendidikan wajib adalah pendidikan yang
ditempuh pelajar melalui program wajib belajar 12 tahun. Program ini mewajibkan
setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 12 tahun pada pendidikan
dasar dan menengah, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 12 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah
Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) (Puan Maharani, 2015).
FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA
Abstrak
Dari berbagai perrspektif tentang fungsi dan
tujuan pendidikan telah jelas terlihat bahwa pendidikan di pendidikan berupaya
untuk menciptakan bangsa yang cakap, beriman, bertaqwa kepada Tuhan serta
memilki pengetahuan yang baik dan wawasan kebangsaan.
Investasi Pendidikan Technopreneurship sebagai Daya Saing Bangsa
Oleh : @J07-FARROSZY
Abstrak
Pendidikan
menduduki posisi utama dalam sebuah pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, oleh sebab itu pendidikan juga
merupakan alur tengah dari seluruh sektor pembangunan.
Pendidikan dan degradasi moral pemuda
Oleh : Muhammad
Zainal Abidin (@j18-ZAINAL)
Pendidikan adalah bagaimana
manusia membangun peradaban menjadi lebih baik.pendidikan dapat menjadi ketahanan
berbangsa dan bernegara oleh karena itu pemerintah indonesia mewajibkan
pendidikan 9 tahun untuk seluruh masyarakat dikarenakan pendidikan kunci utama
kemajuan suatu bangsa bernegara.
Pentingnya Pendidikan Karakter Untuk Kemajuan Bangsa
@J27-KHALIL, Quiz 09
Pembahasan
Pendidikan karakter adalah pendidikan
yang sangat penting bagi kita terutama bagi anak-anak yang masih dalam dunia
pendidikan, karena pendidikan karakter dalam dunia pendidikan ini dijadikan
sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi anak agar menjadi pribadi
yang baik.
Peningkatan Akses Mengenyam Pendidikan Tinggi Upaya Menguatkan Kualitas SDM Indonesia untuk Mendorong Daya Saing Bangsa
Oleh: Rifaldi Panjaitan (@J11-RIFALDI)
ABSTRAK
Pendidikan
menjadi penting karena efek yang dihasilkan akan mendorong sumber daya manusia
tersebut menjadi ujung tombak peradaban suatu bangsa (Wirawan, 2019). Peran pendidikan,
terutama pendidikan tinggi, akan sangat membantu pemerintah sebagai strategi
jitu untuk meningkatkan daya saing manusia Indonesia dalam menghadapi pola pendidik
baru dan arus globalisasi (Sulisworo, 2016).
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MENINGKATKAN DAYA SAING BANGSA DITENGAH PERSAINGAN GLOBAL
ABSTRAK
Dalam ekonomi dunia yang global,
daya saing menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa Indonesia dapat
berperan aktif dan mengambil keuntungan dari perdagangan internasional. Tanpa
daya saing, Indonesia hanya akan menjadi konsumen atau pasar dari berbagai
barang dan jasa negara lain yang lebih kompetitif (dari sisi mutu dan harga).
Rabu, 06 Mei 2020
REORIENTASI PENDIDIKAN NASIONAL DALAM MENYIAPKAN DAYA SAING BANGSA
Abstrak
Artikel
ini mencoba menjelaskan strategi pendidikan nasional dalam menghadapi
tantangan-tantangan globalisasi. Globalisasi telah
mengubah mindset para pengambil kebijakan di negara-negara maju di kawasan Asia Timur untuk merubah sistem
and tata kelola pendidikan mereka melalui desentralisasi, marketisasi dan
internasionalisasi untuk meningkatkan daya saing pendidikan mereka. Para pembuat
kebijakan di Indonesia harus mereformasi sistem dan tata kelola
pendidikan dalam hal regulasi, aturan
dan pembiayaan. Ada tiga langkah
yang harus diambil untuk mengatasi problem pendidikan
nasional: (1) meninjau kembali dan memperbaharui kerangka legal pendidikan
nasional yang lama; (2) meningkatkan proses pendidikan yang mampu memperkuat keterampilan mengajar dan pembelajaran para pendidik, dan (3)
membangun budaya kewargaan dan mengembangkan kesadaran belajar masyarakat.
Kata Kunci:
pendidikan nasional, daya saing negara, sistem dan tata kelola pendidikan
PENDAHULUAN
Salah satu topik yang menarik dan tidak
pernah usang adalah pembicaraan mengenai pendidikan. Pendidikan ada seiring
dengan adanya penciptaan manusia. Pendidikan bukan hanya memiliki dasar filosofis dan menjadi obyek kajian ilmu tetapi juga memiliki nilai praksis
yang sangat penting bagi upaya regenerasi umat manusia. Pendidikan merupakan
wahana untuk melahirkan generasi penerus dan menjadi kunci bagi kelangsungan
suatu bangsa. Pendidikan telah diakui sebagai medium penting bagi suatu negara
dalam membentuk karakter bangsa sekaligus
mencirikan kualitas bangsa tersebut.
Berdasarkan pengalaman negara-negara maju
seperti Amerika Serikat, Inggris, Belgia, Jerman dan Finlandia, untuk memajukan negara, diperlukan reformasi melalui
bidang pendidikan. Demikian halnya yang dilakukan oleh negara-negara Asia Timur, seperti Hong Kong, China,
Singapura, Taiwan, Korea Selatan,
dan Jepang. Negara-negara tersebut melakukan kebijakan penting dalam rangka
menghadapi tantangan sekaligus peluang yang dihadirkan oleh globalisasi dengan
memperkuat daya saingnya secara internal dan eksternal, yaitu mereformasi
sistem pendidikan dan mengubah pengelolaan pendidikan (Mok, dkk., 2005).
Sementara itu dalam konteks keindonesiaan,
dapat dikatakan bahwa sejak krisis keuangan yang menimpa Indonesia sampai
sekarang, bangsa Indonesia masih berjuang untuk membangun sikap dan mental
budaya masyarakat untuk memiliki daya saing. Menurut Ali (2014:1), lahirnya
reformasi di Indonesia sejak tahun 1998 telah membangkitkan kembali harapan
masyarakat tentang pembangunan nasional untuk menuju bangsa Indonesia yang
mandiri, maju, makmur dan berdaya saing tinggi. Mandiri berarti mampu
mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan
mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiri. Maju bermakna tingkat
kemakmuran yang juga tinggi disertai dengan sistem dan kelembagaan politik dan
hukum yang mantap. Adil berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antar individu, gender, maupun wilayah. Makmur berarti seluruh
kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah terpenuhi sehingga dapat memberikan
makna dan arti penting bagi bangsa-bangsa lain (Kementrian PPN/Bappenas,
2014:1)
PEMBAHASAN
Setelah mencermati
beberapa pengalaman negara-negara maju dalam melakukan upaya
melakukan reformasi pendidikan dan pengelolaan sistem pendidikan maka menurut
penulis sudah selayaknya apabila bangsa Indonesia melalui pemerintah meninjau
kembali sistem pendidikan nasional. Peninjauan ini bukan
berarti harus merubah
total sistem pendidikan nasional, tetapi meninjau kembali beberapa
konsep yang kurang relevan dengan tuntutan perubahan global, khususnya yang
terkait substansi pendidikan dan model pengelolaannya. Penguatan kembali “core
pendidikan” sesuai kultur bangsa Indonesia nampaknya perlu mendapatkan
prioritas. Menurut Nuryanta (2014), beberapa nilai inti (core values)
pendidikan nasional adalah nilai keagamaan, keadilan, kebebasan, persamaan,
cinta tanah air, kesesuaian,
kemerdekaan, kebudayaan, kemanusiaan, kekeluargaan, gotong royong, keramah tamahan, kedisiplinan,
menghargai perbedaan, negara maritim dan kewarganegaraan yang harus ditumbuhkan
sejak awal pendidikan, khususnya mulai dari pendidikan pra-sekolah.
Konsep Negara Maritim
yang diprioritaskan oleh Presiden Joko Widodo
perlu mendapat perhatian serius. Kalau pada konsep sebelumnya “laut” adalah “pemisah” antar pulau, maka sekarang konsep
tersebut telah berubah menjadi “pemersatu” antar pulau. Konsep ini memerlukan
perubahan mindset seluruh warga negara. Masyarakat harus dipahamkan
bahwa laut bukanlah halangan akan tetapi menjadi wahana transportasi untuk
negara maritim, terutama beberapa tahun ke depan yang sangat mungkin
menggantikan transportasi darat. Perubahan mindset ini harus mulai disebarluaskan kepada masyarakat melalui
pendidikan. Konsekuensi
logisnya adalah masyarakat Indonesia tidak boleh lagi takut “laut”. Maka
pembelajaran renang perlu dimasukkan ke dalam kurikulum, bahkan perlu
diwajibkan. Hal ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW, bahwa renang adalah salah satu materi pelajaran yang wajib
diberikan kepada peserta didik, sebagaimana sabda Beliau: “ajarilah anak-anakmu memanah,
berkuda dan berenang” (HR. Ath-Thawawi).
Sementara
itu, konsep sekolah pemikiran (thinking school) yang dikembangkan oleh
pemerintah Singapura dalam menghasilkan peserta didik yang kritis, kreatif dan
inovatif perlu digalakkan dalam pendidikan di Indonesia. Kalau di Indonesia ada
LEMHANAS yang dijadikan sebagai pendidikan yang strategis dan mendidik kalangan
elit politik minoritas (legislatif, eksekutif, pimpinan perguruan tinggi, militer) maka model ini dapat diadopsi tetapi
pesertanya harus diperluas. Pola pendidikan
di LEMHANAS harus dibangun untuk generasi
muda yang potensial sehingga
menjaring banyak peserta didik potensial yang diperlukan dalam mendukung proses
pembangunan bangsa. Alasan ini untuk mengatasi kenyataan bahwa berdasarkan
laporan Kementrian Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
tahun 2014, masih terdapat 2,1% anak usia 7-12 tahun dan 10,5% anak usia 13-15
tahun yang tidak sekolah pada tahun 2012. Sebagian besar anak usia 13-15 tahun
yang tidak sekolah adalah lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs (Kementrian PPN/Bappenas, 2014: 6).
KESIMPULAN
Setelah
mencermati, membahas dan menganalisis pendidikan nasional maka penulis
menyimpulkan sebagai berikut:
a. Sistem pendidikan
nasional yang bersumber pada UU No Tahun 2003
belum mampu menghasilkan sumber daya manusia sesuai
dengan tujuannya. Oleh karena itu perlu ditinjau kembali dan bahkan direformasi untuk memperkuat
daya saing manusia Indonesia.
b. Proses pendidikan diperbaiki
dengan perbaikan pendidikan
guru atau pendidik yang mampu memahami proses pendidikan dari sisi
folosofis, epistimologis maupun praksis. Pengajaran dan pembelajaran ditempuh dengan metode yang dialogis, interaktif
dan komunikatif.
c. Reformasi budaya dan menumbuh kembangkan kesadaran belajar warga
negara Indonesia adalah
solusi terhadap berbagai
faktor yang mempengaruhi
pendidikan nasional.
DAFTAR PUSTAKA
Mok,
Ka Ho. 2006. Education Reform and Education Policy in East Asia. New
York: Routledge: Taylor & Francis Group
Kementrian
PPN/Bappenas.2014.Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2019: Buku I Agenda
Pembangunan Nasional. Jakarta: Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bapan Perencanan Pembangunan Nasional.
Kementrian
PPN/Bappenas. 2014. Rencana Teknokratik RPJM 2015- 2019 Sub Bidang Pendidikan. Jakarta: Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bapan
Perencanan Pembangunan Nasional.
Ali,
Muhammad. 2014. Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional: Menuju Bangsa
Indonesia yang Mandiri
dan Berdaya Saing
Tinggi. Edisi Kedua. Bandung: PT.
Imperial Bhakti Utama
Proses Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas SDM, Pendidikan Nasional, dan Daya Saing Bangsa
Proses Pembelajaran untuk Peningkatan Kualitas SDM, Pendidikan Nasional, dan Daya Saing Bangsa
(Oleh: @J04_NIDA)
Sumber
: Putri Lestari (12010110084)
Abstrak
Suroso (2003:212) yang
mengutip dari laporan Darmono (1996) bahwa dari 3300 jurnal ilmiah dari
beberapa negara yang tercakup dalam Science Citation Index (SCI), sumbangan
ilmuwan Indonesia dalam pengembangan iptek dunia hanya 0,12% masih di bawah
negara tetangga seperti Filipina 0,35% dan Singapura 0,179%.
Kualitas sumber daya
manusia Indonesia yang diukur dari Human Development Index juga belum
menggembirakan. Pada tahun 2019 Indonesia menduduki rangking 111 dari 183
negara di bawah Singapore (9), Brunei Darussalam (43), Malaysia (61), dan
Philippines (106). Kualitas sumber daya manusia Indonesia dalam bidang kemajuan
IPTEK juga masih sedikit dan belum menggembirakan jika dibandingan dengan
amoral, korupsi, dan kejahatan yang jumlahnya lebih besar.
Mohammad Ali (2009) Pembangunan
sumber daya manusia memiliki peran yang sangat penting dalam mewujudkan manusia
Indonesia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era
globalisasi. Dalam kaitan itu, pembangunan sumber daya manusia diarahkan pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang ditandai dengan
meningkatnya Human Development Index dan Indeks Pembangunan Gender (IPG).
Kata kunci : Kualitas
SDM, Pendidikan nasional , Daya saing bangsa.
Pembahasan
Dari data Human
Developmen Index pada tahun 2019 tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas
pendidikan nasional di Indonesia masih memperhatinkan karena pendidikan nasional
merupakan salah faktor dalam pengingkatan sumber daya manusia, walaupun banyak
sekali upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional seperti beberapa penggantian kurikulum dan sistem pembelajaran,
perubahan manajemen pembelajaran, bahkan penggantian UU sistem pendidikan
nasional. Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tersebut nampaknya belum
memberikan hasil yang menggembirakan.
Komponen terpenting dalam
proses pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang akan berujung pada peningkatakan kualitas pendidikan maka
mutu guru yang harus dibenahi. Sumarsono (2003:19) menyatakan bahwa guru memang
harus dibantu dari segi kognisi dan kesadaran untuk mengerti isi perubahan dan
menyadari bahwa perubahan itu memang perlu. Sikap moral untuk mau berubah harus
dibangun; sikap sebagai tukang yang pasif dan menanti diubah menjadi sikap
professional yang harus aktif, proaktif, kreatif, penuh inisiatif dan kritis.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka perlu dilakukan
berbagai upaya peningkatan kualitas mengajar dosen/guru.
Beberapa upaya
peningkatan kualitas pendidikan nasional yang mungkin dapat diterapkan :
1. Menaikan
upah dan gaji guru/dosen,
2. Pelatihan
dan sarana
3. Memberikan
gambaran dan membandingan dengan tenaga guru/dosen internasional
4. Mereformasi
sistem pendidikan nasional dan mengadopsi beberapa strategi yang ditempuh
negara-negara maju dan negara-negara Asia Timur
5. Memberikan penghargaan dan sanksi hukuman (reward
and punishment). Secara bertahap guru/dosen diawasi , sehingga kinerja guru/dosen
terpantau dengan baik
6. Mengatasi guru/dosen yang belum siap menghadapi
berbagai perubahan
Kesimpulan
Perlu disadari
peningkatan kualitas SDM memang sangat tergantung pada tenaga pengajar. Segala
upaya dalam peningkatan mutu pendidikan, keberhasilannya tergantung pada tenaga
pengajar. Konsekuensinya, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan untuk daya
saing bangsa penumbuhan kesadaran mutu di kalangan tenaga pengajar sangat
diperlukan. Di samping itu yang tak kalah penting untuk diupayakan adalah aspek
kesejahteraan tenaga pengajar sebagai sarana untuk memotivasi tumbuhnya kesadaran
kualitas/mutu.
Daftar
Pustaka
Suroso. (2002). In Memoriam Guru. Yogyakarta: Jendela
Nanang, N., (2015). Reorientasi Pendidikan Nasional
Dalam Menyiapkan Daya Saing Bangsa. Yogyakarta: UII
Ali, M., (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional
: Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Bandung: PT.
Imperial Bhakti Utama
Pentingnya Pendidikan Dalam Menghadapai MEA
MEWUJUDKAN PENERUS BANGSA YANG BERPENDIDIKAN DAN BERDAYA SAING TINGGI
MEWUJUDKAN PENERUS BANGSA YANG BERPENDIDIKAN
DAN BERDAYA SAING TINGGI
Oleh: AGUNG SAPUTRA (@J15-AGUNG)
ABSTRAK
Dalam era
globalisasi pendidikan yang ada di indonesia belum sepenuhnya mampu menciptakan
sumber daya manusia yang bisa bersaing dengan negara-negara maju dalam berbagai
bidang. Hal itu terjadi karena pendidikan di Indonesia masih mempunyai beberapa masalah
baik masalah mikro maupun masalah makro. Masalah-masalah tersebut
membuat pendidikan di Indonesia tidak berdaya saing. Solusi yang paling diutamakan dalam
menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan
kompetensi guru untuk mewujudkan pendidikan yang berdaya saing. Karena peran
guru sangatllah penting untuk keberhasilan peserta didik.
Kata
Kunci: Pendidikan, daya
saing, sumber daya manusia.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang dengan
kualitas pendidikan yang masih rendah. Pendidikan yang ada di Indonesia belum
mampu membuat sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara-negara yang
sudah terlebih dahulu maju melalui pendidikannya, dalam era serba modern atau
masa globalisasi yang dapat membuat bangsa yang tertinggal akan semakin jatuh
dan tertinggal.
PERMASALAHAN
Pendidikan
merupakan usaha untuk mewujudkan manusia yang seutuhnya. Pendidikan dapat
menjadi solusi bagi permasalahan yang ada Indonesia. Untuk saat ini
pendidikan di Indonesia mempunyai beberapa masalah baik masalah mikro maupun
masalah makro. Masalah-masalah tersebut membuat pendidikan
di Indonesia tidak berdaya saing. Masalah yang ada dipendidikan Indonesia
antara lain, yaitu: masalah pemerataan pendidikan, mutu pendidikan, efesiensi
pendidikan dan relvansi pendidikan. Selain beberapa masalah pendidikan diatas,
masalah pendidikan di Indonesia lainnya adalah masalah kompetensi guru.
Dengan
adanya berbagai masalah tersebut, pendidikan di Indonesia termasuk ke dalam
pendidikan yang masih rendah, sehingga belum mampu menciptakan hasil yang dapat
bersaing agar Indonesia bisa terkenal secara efektif disegala bidang dan dapat
bersaing di internasional, dengan begitu Indonesia akan terbilang negara yang
maju. Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan solusi bagi permasalahan
pendidikan.
PEMBAHASAN
Solusi utama dalam menyelesaikan permasalahan
pendidikan di Indonesia adalah meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan
pendidikan yang berdaya saing. Karena peran guru sangatllah penting untuk
keberhasilan peserta didik.
Agar Indonesia bisa terkenal secara efektif
disegala bidang internasional, pemerintah kita perlu membuat persiapan yang
benar-benar mendasar untuk meningkatk an daya saing. Untuk itu guru harus mampu
menjadi teladan bagi para siswanya, baik secara moral maupun intelektual. Tidak
ada satu unsur lain yang lebih penting dalam sistem pendidikan selain guru.
Guru dalam hal ini sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan daya saing
peserta didik. Untuk itu diperlukan guru yang kompeten.
Dengan demikian untuk meningkatkan kopetensi
sebagai pendidik yang mencakup aspek pedagodis, kepribadian, sosial, dan
professional, yang mesti ada dan dikuasai oleh seorang guru. Maka dari itu
pemerintah dapat melakukan dengan beberapa cara. Seperti yang telah diungkapkan
oleh Soejipto dan Kosasi dalam meningkatkan suatu profesi. Menurut Soejipto dan
Kosasi untuk meningkatkan profesi ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu (1)
secara formal, guru bisa mengikuti pendidikan lanjutan dan mengikuti penataran,
lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya; dan (2) secara informal dapat
dilakukan melalui media televisi, radio, surat kabar, belajar mandiri dan
sebagainya.
KESIMPULAN
Pendidikan adalah suatu sarana agar manusia sadar akan
realitas yang ada. Sehingga dapat menghadapi segala tantangan yang berada pada
masyarakat. Di era teknologi 4.0 yang semakin pesat ini, pendidikan yang ada di
Indonesia belum mampu bersaing secara keseluruhan dalam berbagai bidang, karena
masih ada permasalahan. Disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi guru melalui
pelatihan, sminar, atau workshop akan memberikan pengetahuan bagi guru.
Pengetahuan itu mencakup aspek pedagodis, kepribadian, sosial, dan
professional, yang mesti ada dan dikuasai oleh seorang guru. Seorang guru yang
memeliki kompetensi yang bagus akan mencipatkan murid-murid yang rajin belajar
karena mereka mencintai proses pembelajaran dan memahami arti penting kesadaran
untuk belajar demi masa depannya yang mempunyai kemampuan bersaing diberbagai
bidang kehidupan baik di nasional maupun internasional
DAFTAR PUSTAKA
Amirudin, M. F. (2019). Hubungan Pendidikan dan Daya
Saing Bangsa. BELAJEA: Jurnal Pendidikan Islam, 4(1),
35-48.
Adawiyah, R., Wibowo, Y. S., & Kartika, Y. (2017,
May). Pendidikan yang Berdaya Saing. In Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan FKIP (Vol. 1, No. 2).
upaya pendidikan nasional dalam daya saing bangsa
Pendidikan nasional dalam daya
saing bangsa
Abstrak
Globalisasi
telah mengubah sistem dan tata kelola pendidikan melalui desentralisasi,
marketisasi dan internasionalisasi untuk meningkatkan daya saing pendidikan
mereka. Para pembuat kebijakan di Indonesia harus mereformasi system dan tata Kelola
Pendidikan. Beberapa Langkah yang harus diambil untuk mengatasi problem
pendidikan nasional adalah meninjau kembali dan memperbaharui kerangka legal
pendidikan nasional yang lama, meningkatkan proses pendidikan yang mampu
memperkuat keterampilan mengajar dan pembelajaran para pendidik, danmembangun
budaya kewargaan dan mengembangkan kesadaran belajar masyarakat.
Pembahasan
Menurut
Kunjana (2012) dalam Ika (2014), pendidikan Indonesia perlu dikembalikan pada
filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Pendidikan yang dimaksud adalah
nasionalistik, naturalistik dan spiritualistik yang intinya bahwa pendidikan
itu memanusiakan manusia. Peninjauan ini bukan berarti harus merubah total
sistem pendidikan nasional, tetapi meninjau kembali beberapa konsep yang kurang
relevan dengan tuntutan perubahan global, khususnya yang terkait substansi
pendidikan dan model pengelolaannya. Penguatan kembali “core pendidikan” sesuai
kultur bangsa Indonesia nampaknya perlu mendapatkan prioritas.
Menurut
Nuryanta (2014), beberapa nilai inti (core values) pendidikan nasional adalah
nilai keagamaan, keadilan, kebebasan, persamaan, cinta tanah air, kesesuaian,
kemerdekaan, kebudayaan, kemanusiaan, kekeluargaan, gotong royong, keramahtamahan,
kedisiplinan, menghargai perbedaan, negara maritim dan kewarganegaraan yang
harus ditumbuhkan sejak awal pendidikan, khususnya mulai dari pendidikan
pra-sekolah.
Dalam menyiapkan
daya saing bangsa didalam Pendidikan dibutuhkan juga peningkatan kualitas
pembelajaran didalam Pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan
dinamis, dapat dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi
garis waktu. Hal yang paling penting dalam pembelajaran adalah guru. Sumarsono
(2003:19) menyatakan bahwa guru memang harus dibantu dari segi kognisi dan
kesadaran untuk mengerti isi perubahan dan menyadari bahwa perubahan itu memang
perlu. Sikap moral untuk mau berubah harus dibangun; sikap sebagai tukang yang
pasif dan menanti diubah menjadi sikap professional yang harus aktif, proaktif,
kreatif, penuh inisiatif dan kritis.
Beberapa cara
untuk meningkatkan kualitas guru atau dosen yaitu :
1.
Mengatasi keterbatasan akses pada materi
mutahkir
2.
Mengatasi keterbatasan wawasan dan keterampilan
pembelajaran
3.
Mengatasi dosen yang belum siap untuk menghadapi
berbagai perubahan
Kesimpulan
Dalam menghadapi daya saing
bangsa, Pendidikan di Indonesia harus memperbaiki system Pendidikan yang ada. Proses
pendidikan diperbaiki dengan perbaikan pendidikan guru atau pendidik yang mampu
memahami proses pendidikan dari sisi folosofis, epistimologis maupun praksis.
Pengajaran dan pembelajaran ditempuh dengan metode yang dialogis, interaktif
dan komunikatif
Daftar Pustaka :
1. Nuryanta, Nanang. "Reorientasi Pendidikan
Nasional Dalam Menyiapkan Daya Saing Bangsa." EL TARBAWI 8.2 (2015):
111-130.
2. Fitrihana, Noor, and Staff Pengajar Prodi
Teknik Busana Jurusan. "Proses Pembelajaran yang Berorientasi Pada
Kecakapan Hidup Untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Daya Saing Bangsa.
Yogyakarta."
OUTPUT YANG NYATA DARI SEBUAH PENDIDIKAN
OUTPUT
YANG NYATA DARI SEBUAH PENDIDIKAN
Tema
: pendidikan nasional dan daya saing bangsa
Oleh : Widia Nur Latifah
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan berasal dari kata dasar didik
(mendidik), yaitu : memelihara dan memberi latihan (ajaran, pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian :
proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara
mendidik. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan sebagai daya upaya untuk
memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan
kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya.
Dalam
pendidikan terdapat dua hal penting yaitu aspek kognitif (berpikir) dan aspek
afektif (merasa). Sebagai ilustrasi, saat kita mempelajari sesuatu maka di
dalamnya tidak saja proses berpikir yang ambil bagian tapi juga ada unsur-unsur
yang berkaitan dengan perasaan seperti semangat, suka dan lain-lain. Substansi
pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah membebaskan manusia dan menurut
Drikarya adalah memanusiakan manusia. Ini menunjukan bahwa para pakar pun menilai
bahwa pendidikan tidak hanya sekedar memperhatikan aspek kognitif saja tapi
cakupannya harus lebih luas. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga
arah yaitu pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.
Pendidikan informal secara umum bisa digambarkan sebagai pendidikan dari
lingkungan keluarga sebelum seorang anak menginjak masa sekolah. Pendidikan
formal adalah pendidikan yang dilakukan di dalam suatu institusi resmi yang
disebut sekolah. Sedangkan pendidikan nonformal adalah pendidikan tambahan di
luar sekolah.
Konteks
pendidikan utama yang selama ini melekat ialah pendidikan formal, mengenyampingkan aspek minat dan bakat
seseorang. Seseorang yang memiliki minat pada suatu hal akan memicu semangat
untuk menekuni dan mempelajari hal tersebut sehingga akan mampu menambah
pengetahuan orang yang menekuni hal ini sebagai suatu akibat dari proses orang
tersebut menekuni minat yang dia miliki. Akan tetapi masih banyak orangtua yang
masih beropini bahwa pintar harus berkaitan dengan apa yang diraih dibangku
sekolah. Padahal, banyak individu berbakat sesuai dengan bidang yang ia sukai. Karena
opini yang sudah menstandarkan kecerdasan seseorang, sehingga sulitnya mereka
yang mau berkembang melalui minat dan bakatnya. Jika sudah begini, apa arti
pendidikan yang sesungguhnya?.
Output dari sebuah pendidikan
seharusnya menghasilkan individual yang berbakat, membangun karakter atau jiwa
yang terdidik dan bukan hanya perihal angka sehingga, Indonesia mampu bersaing
dengan negara-negara maju. Disisi lain, pendidikan yang seharusnya lebih diutamakan dibandingkan pengetahuan umum
ialah pendidikan moral. Pendidikan moral melibatkan dukungan otoritatif dari
norma, yaitu seperangkat aturan atau standar penilaian yang terkait dengan
beberapa wilayah perilaku individu. Sekolah merupakan sebuah komunitas, yang
dapat dilakukan pembangunan norma (Normation) untuk mendorong terjadinya
otoritas dalam norma itu sendiri, namun pada kenyataannya sekolah adalah sebuah
komunitas yang lemah dan seringkali menerapkan norma-norma yang salah.
Pendidikan
moral dan pengembangan minat bakat sudah menjadi cara yang tepat dalam
menghasilkan individu yang berpendidikan. Salah satu tujuan yang harus dicapai
oleh pendidikan adalah mengembangkan keterampilan hidup. Inilah sebenarnya arah
kurikulum berbasis kompetensi, pendidikan life skill dan broad based education
yang dikembangkan di Indonesia akhir-akhir ini. Namun dalam pembahasan
opini ini masih perlu beberapa kajian
yang lebih mendalam dari berbagai segi aspek dan tinjauan. Ringkasan kesimpulan
yang dapat diambil adalah bahwa output dari sebuah pendidikan yaitu melahirkan
individual berbakat dengan jiwa yang bermoral sehingga dapat bersaing dengan
negara-negara maju dengan menegakan prinsip moral yang tinggi.
DAFTAR REFERENSI :
Nofiani,
Esti. 2016. Pembinaan minat dan bakat.
Nucci,
Larry P dan Darcia Narvaez. 2008. Handbook of Moral and Character Education.
Routledge, New York.
Nurkholis.
2013. Pendidikan dalam upaya memajukan
teknologi.
Membangun Kualitas Pendidikan yang Bermutu dan Daya Saing Berwawasan Maju
Membangun Kualitas Pendidikan yang Bermutu dan Daya Saing
Berwawasan Maju
Oleh: Diah Ayu Lestari (J08-DIAH)
(Sumber: Penulis, 2020)
ABSTRAK
Era globalisasi merupakan masa yang penuh tantangan yang
tidak dapat dihindarkan. Karena itu lembaga pendidikan, harus mampu merespons
tantangan tersebut dengan merubah orientasi pendidikan. Pengembangan SDM
terkait dengan sistem pendidikan nasional berpotensi potensi peserta didik
menjadi manusia yang berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan
bertanggung jawab. Untuk itu lembaga pendidikan di setiap jenjang pendidikan
memiliki strategis untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Oleh
karena itu untuk peningkatan kualitas pendidikan yang bermutu dari hasil SDM
berkualitas untuk melakukan proses pembelajaran yang berorientasi pada kemampuan
hidup untuk meningkatkan daya saing bangsa.
Kata Kunci: Pendidikan, Kualitas, Daya Saing, Mutu.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara berkembang dengan kualitas
pendidikan yang masih rendah. Pendidikan yang ada di Indonesia belum mampu
membuat sumber daya manusia yang mampu bersaing dengan negara-negara yang sudah
terlebih dahulu maju melalui pendidikannya, dalam era serba modern atau masa
globalisasi yang dapat membuat bangsa yang tertinggal akan semakin jatuh dan
tertinggal. Ketertinggalan pendidikan di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai
faktor sehingga pendidikan Indonesia belum mampu bersaing di era globalisasi. (Adawiyah,
Robiatul, Yunus Setyo Wibowo, dan Yuyun Kartika, 2017).
Peringkat kualitas pendidikan di Negara kita yang sangat
terpuruk. Sungguh sangat menyedihkan, kita berada jauh di bawah Malaysia, yang
bebrapa tahun silam masih banyak menghadirkan tenaga-tenaga ahli dari Negara
kita, tetapi sekarang yang terjadi adalah sebaliknya. (Tim Nasional Dosen
Kependidikan, 2016).
Bidang pendidikan salah satu faktor yang sangat mendasar dalam
upaya meningkatkan kualitas kehidupan dan faktor penentu bagi perkembangan
sosial dan ekonomi ke arah kondisi yang lebih baik. Pendidikan dipandang
sebagai sarana paling strategis untuk mengangkat harkat dan martabat suatu
bangsa. Mengingat begitu pentingnya peran pendidikan bagi kehidupan masyarakat,
maka pemerintah harus memperhatikan segala aspek pendidikan yang ada untuk
ditingkatkan, termasuk peningkatan mutu produktivitas guru.
PERMASALAHAN
Salah satu faktor yang menyebabkan permasalahan
pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu pendidikan
di Indonesia diantaranya adalah efektifitas, efisiensi, dan standardisasi
pendidikan di Indonesia. Pendidikan dikatakan efektif apabila pendidikan itu menjadikan
peserta didik dapat belajar dengan
mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Salah
satu tantantangan yang penting dihadapi lembaga pendidikan adalah bagaimana
mengelola sebuah mutu.
PEMBAHASAN
Pendidikan salah satu yang perlu terapkan untuk
mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang seutuhnya dan perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi yang semakin deras dan menggerus Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara Generasi Muda. Pendidikan yang baik dan bermutu
merupakan impian seluruh masyarakat Indonesia. Tuntutan untuk selalu
memperbaharui Sistem Pendidikan sehingga melahirkan putera-puteri bangsa yang
memiliki potensi, kreatif, inovatif, kemampuan, dan bakat-bakat yang tumbuh dan
berkembang dari segala bidang kehidupan, mental serta fisik yang kuat. Memang
untuk mencapai Standar Pendidikan Nasional yang bermutu dan mampu mengikuti
serta menguasai.
Penggambaran dan karakteristik mutu yang menyeluruh dari
barang-barang dan jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan
yang ditentukan dalam konteks pendidikan. Mutu dalam proses pembelajaran makna bahwa
kemampuan sumber daya sekolah menstransformasikan multi jenis masukan dan
situasi untuk mencapai derajat nilai tambah tertentu bagi peserta didik. Hal-hal
termasuk dalam kerangka mutu proses pendidikan adalah derajat kesehatan,
keamanan, disiplin, keakraban, saling menghormati, dan lain lain.
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pertumbuhan dan
pengembangan pendidikan masyarakatnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan
merupakan kunci dasar dari suatu negara. Pendidikan sering diibaratkan sebagai
lambang kekuatan, kewibawaan dan kebesaran dari suatu bangsa dimanapun di dunia
ini. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kebutuhan asasi manusiaHal ini
sudah dijelaskan dalam pada alenia 4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
bahwa tujuan negara ialah adalah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian
dalam Pasal 31 UUD 1945 ini juga disebutkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Upaya konkrit yang perlu dipacu adalah
mengembangkan dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalaui pembangunan
pendidikan. SDM sangat diperlukan untuk pembangunan sektor industri dan sektor
lainnya atau dapat memanfaatkan SDM yang dihasilkan oleh pembangunan pendidikan.
Secara teoritis bahwa pendidikan akan menimbulkan differensiasi kerja. Hal ini
tidak dapat disangkal, sebab pendidikan dengan berbagai jenis dan jenjang, baik
pendidikan formal maupun non formal akan memberikan pengetahuan, keterampilan,
kemampuan dan sikap pada subjek didik dalam berbagai bidang dan aspek. Manusia
terdidik akan memiliki daya cipta, rasa, karsa dan karya, dan pada saatnya
manusia itu akan terjun ke lapangan kerja dan sedapat-dapatnya mencipta
lapangan kerja. Hal ini boleh di contohi seperti negara berkembang dan menuju
negara maju seperti Brunei, Singapura, Malaysia, Korea, China dan Jepang sangat
mementingkan nilai-nilai sumber daya manusia demi kemajuan masyarakat, negara
dan bangsanya.
SDM yang berkualitas pada dasarnya adalah yang memiliki
keahlian, kemampuan, keterampilan untuk melakukan sesuatu kegiatan dalam
menghasilkan barang atau jasa yang ikut serta menetukan kualtas hidupnya. Untuk
peningkatan kualitas SDM, dapat dilakukan melalui 3 jalur utama, yaitu; Jalur
pendidian formal, Terdiri dari pendidikan umum dan kejuruan mulai dari tingkat
sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama dan atas, dan perguruan tinggi.
Ada dua strategi sistem pendidikan yang menjadi suatu
sistem yang benar-benar sanggup meningkatkan kemampuan pembangunan di negara.
pertama adalah gagasan tentang pengembangan sistem
dan kedua adalah gagasan
tentang pengarahan sistem. Masalah strategi pengembangan sistem dalam keadaan
kita dewasa ini saya kira pada dasarnya berupa pertanyaan tentang langkah dasar
yang dapat kita miliki ini saling bersentuhan, mengenal, mendekati, dan
akhirnya saling membantu. Kalau berbagai gerak resiprokal antara lembaga-lembaga
pendidikan ini dapat terwujud, saya rasa itulah saat mulainya kita
mengembangkan suatu sistem pendidikan yang benar-benar meningkatkan kemampuan
pembangunan bangsa. (Nurkholis, 2013).
Menghadapi persaingan di era global, berbagai bangsa di
dunia telah mengembangkan Knowledge Based
Economy (KBE), yang mensyaratkan dukungan manusia berkualitas. Karena itu,
pendidikan mutlak diperlukan guna menopang pengembangan ekonomi berbasis
pengetahuan Education For The Knowledge
Economy (EKE). Dalam konteks ini, lembaga pendidikan harus pula berfungsi
sebagai pusat penelitian dan pengembangan, yang menghasilkan produk-produk
riset unggulan yang mendukung KBE. Ketersediaan manusia bermutu yang menguasai
Iptek sangat menentukan kemampuan bangsa dalam memasuki kompetensi global dan
ekonomi pasar bebas, yang menuntut daya saing tinggi. Dengan demikian,
pendidikan diharapkan dapat mengantarkan bangsa Indonesia meraih keunggulan
dalam persaingan global. (Depdiknas, Renstra-Depdiknas-2005-2009).
KESIMPULAN
Daya saing bangsa ditentukan oleh berbagai faktor salah
satunya adalah pendidikan dan SDM, karena SDM sebagai pendorong terhadap
kemajuan bangsa. Indonesia sebagai Negara yang besar memiliki potensi dalam
meningkatkan daya saing bangsa sebagai Negara yang makmur dan mandiri. Melalui
perubahan paradigma bangsa dalam pemberdayaan SDM, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan bangsa
dengan lebih diperhatikan pada peningkatan SDM melalui pemerataan akses
pendidikan dan pemertaan mutu pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah, Robiatul, Yunus Setyo Wibowo, dan Yuyun
Kartika. 2017. Pendidikan yang Berdaya
Saing. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA 2017. ISBN
978-602-19411-2-6.
Depdiknas, Renstra Depdiknas. 2005-2009. hlm.33.
Nurkholis. 2013. Pendidikan
dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan. 1(1).
Tim Nasional Dosen Kependidikan. 2016. Guru yang
Profesional. Bandung: Alfabeta.
Langganan:
Postingan (Atom)