.

Rabu, 27 Maret 2019

Sains dalam Tendangan Pisang


OLEH: LU’LU ILMAKNUN (41618010027)
ABSTRAK
            Piala Dunia memang sudah lewat, tapi bagi penggemar sepak bola pasti mereka masih mengingat beberapa tendangan epic yang dilakukan oleh tim kesayangannya. Adapun tendangan paling terkenal dan menjadi legenda sampai saat ini adalah Tendangan pisang, apasih tendangan pisang itu? Apa hubungannya dengan ilmu sains?
KATA KUNCI: tendangan pisang erat dengan sains.

            Fenomena yang paling menyita perhatian dunia sepak bola adalah tendangan pisang yang dilakukan oleh Roberto Carlos saat kesebelasan Brazil berhadapan dengan kesebelasan Perancis dalam kompetisi Le Tournoi de France pada tahun 1997. Roberto Carlos  melakukan tendangan dari jarak 35 m ke arah gawang Perancis dan berhasil mengecoh kipper Fabian Barthez yang nampaknya mengarah ke sudut lapangan tapi membelok seperti pisang ke dalam jaring gawang. Bola yang berjarak 35 meter dan berada di posisi di sebelah kanan gawang lawan, ditendang dengan menggunakan kaki kiri sedikit dari arah luar kaki, kemudian terjadilah gol. Tentu saja membuat decak kagum dari penonton yang hadir dalam stadion.

Terlihat seperti mustahil, tapi tidak. INI SAINS. Tendangan bebas Carlos di Tournai de France ditulis oleh banyak orang sebagai kesempatan yang sangat mujur untuk menahan Perancis imbang. Satu teori menyatakan pastilah bola itu dibantu oleh tiupan angin.
Akan tetapi sekarang para ilmuwan menerapkan hukum fisika untuk membereskan masalah itu. Mereka mengkomputasi lintasan bola itu dan menunjukkan bahwa gol Carlos bukanlah kebetulan.
            Dilansir dari BBC News, Kamis (2/9/2010), para ahli mengungkapkan, tendangan keras Carlos tersebut membuat bola berputar dan melaju sangat kuat dan menciptakan pola luncuran bola yang unik.
"Dalam penelitian kami, jalur laju bola saat berputar membentuk pola spiral," kata Christophe Clanet, peneliti utama dari Ecole Polytechnique di Paris.
Para peneliti dari École Polytechnique di Palaiseau, dan École Supérieure de Physique et de Chimie Industrielles di Perancis, memperluas eksperimen mereka dengan menggunakan katapel genggam untuk menembakkan bola plastik kecil ke dalam tangki air. Lalu, peneliti tinggi serta komputer yang canggih.
Hasilnya, tim menemukan bola-bola kecil itu berperilaku mengejutkan seperti tendangan Carlos. Dikutip dari Sciencemag, Kamis (2/9/2010), laju bola melalui air awalnya lurus, namun dalam beberapa milidetik bola melesat keluar jalur.
            Apa yang menyebabkan bola membelok dan membentuk lintasan seperti pisang? Adanya Efek Magnus. Efek magnus adalah gaya angkat yang dihasilkan ketika silinder yang berputar menghasilkan perbedaan tekanan. Ini adalah efek yang sama yang membuat kurva bole baseball atau potongan bola golf. Jika memang bola tidak berotasi dengan cepat maka, bola hanya akan bergerak lurus saja. Namun karena bola disini berotasi dengan sangat cepat, dia menghasilkan juga pergerakan udara yang searah dengan rotasinya. Aliran udara yang searah dengan rotasi bola akan bergerak relatif lebih cepat daripada aliran udara bola pada sisi lain yang arahnya berlawanan dengan arah rotasi bola. Dan berdasarkan prinsip Bernoulli, ketika udara semakin cepat mengalir, maka tekanannya akan semakin kecil dan inilah yang terjadi pada sisi di mana udara bergerak relatif lebih cepat. Lain halnya pada aliran udara yang berlawanan dengan arah rotasi bola akan mengakibatkan udara tidak cepat mengalir sehingga tekanannya menjadi besar. Disinilah terjadi perbedaan tekanan sehingga bola akan membelok ke arah tekanan yang lebih kecil.

Selain perbedaan tekanan, prinsip dari Hukum III Newton juga ada disini. Aliran udara yang searah dengan rotasi bola akan dibelokkan  sehingga bola akan mendapatkan gaya berlawanan dengan arah udara yang dibelok.

Dan dari bagaimana Roberto Carlos melakukan tendangan pisang. Jadi tendangan yang dilakukan Roberto Carlos, dia membuat bola berputar berlawanan arah jarum jam menggunakan kaki kirinya sehingga bola pertamanya mengarah ke kanan, membelok ke arah kiri dan mengecoh gawang sehingga terjadinya gol. Dan jika nggak diambil alih oleh gravitasi, maka dia akan terus berputar-putar. Hal ini dijelaskan oleh Gustav Magnus sehingga efek ini dinamakan namanya untuk menghormatinya.
Lalu apa hanya di sepak bola?
Tentu tidak. Hal ini juga berlaku di olahraga lain seperti Baseball, Tennis dan juga olahraga lain. Bahkan juga dimanfaatkan di bidang non-olahraga seperti di kapal yang menggunakan Flettner Rotor yang bisa membantu kapal melaju memanfaatkan angin yang ada. (Armando Aloanis, 2018).
KESIMPULAN
            Dari tulisan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa apa yang terjadi di dunia olahraga tidak luput dari sentuhan sains seperti tendangan pisang yang dilakukan oleh Roberto Carlos. Selain Roberto Carlos, David Beckham pun pernah melakukan tendangan pisang. Dari sini kita tahu bahwa bukan tidak mungkin kejadian tendangan pisang Carlos tidak akan terjadi lagi, semua itu terlihat dari usaha mereka para pemain sepak bola yang giat berlatih untuk menjadi yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
·         Anonym. 2010. “Sains dibalik tendangan bebas terbaik”. Dalam http://sainspop.blogspot.com/2010/09/sains-di-balik-tendangan-bebas-terbaik.html (diakses 27 Maret 2019)
·         Aloanis, Armando. 2018. “Fisika dibalik tendangan pisang”. Dalam https://saintif.com/fisika-tendangan-pisang/#.XJtC6igzbDd (diakses 27 Maret 2019)
·         Pakgurufisika. 2015. “Rahasian fisika dibalik tendangan pisang David Beckham”. Dalam http://www.pakgurufisika.com/2015/08/rahasia-fisika-dibalik-tendangan-pisang.html (diakses 27 Maret 2019)
·         Priyono, Joko. 2018. “Sains dan kontribusinya pada sepaknola”. Dalam https://geotimes.co.id/opini/sains-dan-kontribusinya-pada-sepakbola/ (diakses 27 Maret 2019)
·         Anonym. 2018. “Mungkinkah tendangan bebas Roberto Carlos terjadi lagi”. Dalam https://hai.grid.id/read/07885667/mungkinkah-tendangan-bebas-legendaris-roberto-carlos-terjadi-lagi?page=all (diakses 27 Maret 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.