Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan super
komputer, robot pintar, editing genetik dan neuroteknologi yang memungkinkan
manusia untuk lebih mengoptimalkan cara kerja atau fungsi otak.
Hal ini disampaikan oleh Klaus Schwab Founder dan Executive Chairman of the Word Economic Forum dalam bukunya.
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi telah mengubah sudut pandang dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia digantikan oleh kemunculan mesin atau teknologi yang semakin pesat berkembang. Revolusi Teknologi Industri 4.0 ini dicatat oleh sejarah dapat bertambah naik perekonomian secara dramatis dimana selama dua abad setelah revolusi industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan negara negara di Dunia terutama Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Klaus Schwab Founder dan Executive Chairman of the Word Economic Forum dalam bukunya.
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi telah mengubah sudut pandang dunia sebagaimana revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia digantikan oleh kemunculan mesin atau teknologi yang semakin pesat berkembang. Revolusi Teknologi Industri 4.0 ini dicatat oleh sejarah dapat bertambah naik perekonomian secara dramatis dimana selama dua abad setelah revolusi industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan negara negara di Dunia terutama Indonesia.
Prinsip Rancangan Industri 4.0
Dikutip dari Wikipedia, revolusi industri 4.0 memiliki
empat prinsip yang memungkinkan setiap perusahaan untuk mengidentifikasi dan
mengimplementasikan berbagai skenario industri 4.0, diantaranya adalah:
1.
Interoperabilitas (kesesuaian); kemampuan mesin,
perangkat, sensor, dan manusia untuk terhubung dan saling berkomunikasi satu
sama lain melalui media internet untuk segalanya
(IoT) atau internet untuk khalayak (IoT).
2.
Transparansi Informasi; kemampuan sistem
informasi untuk menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dengan
memperkaya model pabrik digital dengan data sensor.
3.
Bantuan Teknis; pertama kemampuan sistem bantuan
untuk membantu manusia mengumpulkan data dan membuat visualisasi agar dapat
membuat keputusan yang bijak. Kedua, kemampuan sistem siber-fisik untuk
membantu manusia melakukan berbagai tugas yang berat, tidak menyenangkan, atau
tidak aman bagi manusia.
4.
Keputusan Mandiri; kemampuan sistem
siber-fisik untuk membuat keputusan dan melakukan tugas semandiri mungkin
Peluang Dan Tantangan Revolusi Teknologi Industri 4.0
Kemajuan teknologi
memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi dan
pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara
fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia. Menurut (Tjandrawinata, 2016).
Industri 4.0 sebagai fase
revolusi teknologi mengubah cara beraktifitas manusia dalam skala, ruang
lingkup, kompleksitas, dan transformasi dari pengalaman hidup sebelumnya.
Manusia bahkan akan hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh
karena itu manusia harus memiliki kemampuan untuk memprediksi masa depan yang
berubah sangat cepat. Tiap negara harus merespon perubahan tersebut secara
terintegrasi dan komprehensif. Respon tersebut dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan politik global, mulai dari sektor publik, swasta,
akademisi, hingga masyarakat sipil sehingga tantangan industri 4.0 dapat
dikelola menjadi peluang.
Wolter mengidentifikasi
tantangan industri 4.0 sebagai berikut; 1) masalah keamanan teknologi
informasi; 2) keandalan dan stabilitas mesin produksi; 3) kurangnya
keterampilan yang memadai; 4) keengganan untuk berubah oleh para pemangku
kepentingan; dan 5) hilangnya banyak pekerjaan karena berubah menjadi
otomatisasi.
Tantangan Teknologi Industry 4.0 yaitu;
1.
kesiapan industry
2.
tenaga kerja
terpercaya.
3.
kemudahan
pengaturan sosial budaya.
4.
diversifikasi dan
penciptaan.
lapangan kerja dan peluang Teknologi industri 4.0 yaitu;
·
inovasi ekosistem
·
basis industri
yang kompetitif
·
investasi
pada teknologi
·
integrasi
Usaha Kecil Menengah (UKM)
Tanggap
teknologi revolusi industri 4.0
Menurut bapak Kementrian
Perindustrian (Kemenperin) diperlukan tiga hal untuk mendorong pertumbuhan industri 4.0 di Indonesia. Hal pertama investasi, teknologi, dan
sumber daya manusia (SDM). Menariknya, banyak hal yang telah bertransformasi
terutama di bidang SDM. Saat
ini sistem manajemen SDM dalam perusahaan banyak mengalami transformasi. Yang
semula hanya didominasi oleh administrasi dan personalia hingga menjadi lebih
strategis seperti sekarang. Saya melihat evolusi ini erat kaitannya dengan
perkembangan teknologi di era industri 4.0
Daftar Pustaka :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.