OLEH:
LU’LU ILMAKNUN
ABSTRAK
Menurut Professor Klaus Schwab dalam bukunya The
Fourth Industrial Revolution, kini dunia sedang berada ditengah-tengah
revolusi industri keempat atau yang juga disebut dengan Industry 4.0.
Setiap revolusi industri tentu saja membawa perubahan besar pada setiap
industri, termasuk juga industri manufaktur. Industri manufactur mengalami
perubahan terbesar dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun. Industry
4.0 sendiri didukung oleh beberapa kemajuan baru yang mencakup
manufaktur cerdas, robotika, kecerdasan buatan, dan juga Internet of
Things (IoT). Artikel berikut akan membahas sedikit tentang
industri kecerdasan buatan.
KATA KUNCI: Teknologi Artificial Intelligence (AI)
Menurut John McCarthy, 1956 Kecerdasan buatan adalah usaha memodelkan proses berpikir manusia dan
mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Sosok McCarthy
disebut-sebut sebagai “Bapak AI” walaupun eksperimen terkait telah ada sejak
komputer diciptakan. Adapun Tujuan AI meliputi:
1. Membuat mesin lebih pintar
2. Memahami kecerdasan, dan
3. Membuat mesin lebih berguna
4.
Meningkatkan
kapasitas produksi namun dengan konsumsi material yang berkurang, dll.
Sekarang ini, tujuan AI tidak sekedar membuat komputer dapat berpikir,
tetapi juga bisa melihat, mendengar, berjalan, bermain, dan bahkan merasakan. AI
memiliki beberapa kelebihan dibandingkan kecerdasan alami (manusia), kelebihan
tersebut adalah
1. AI lebih bersifat permanen
2. AI menawarkan kemudahan untuk digandakan dan
disebarkan
3. AI dapat lebih murah daripada kecerdasan alami
4. AI lebih bersifat konsisten dan teliti
5. AI dapat didokumentasikan
Baru-baru ini sebuah penelitian
memperlihatkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama di kawasan Asia-Pasifik
dalam penerapan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence=AI), sebanyak
65 persen responden mengatakan bahwa mereka telah menerapkan AI dalam bisnis
mereka atau memperluas atau meningkatkan kapasitas AI mereka.
“Sistem
kecerdasan buatan adalah kunci untuk bisnis digital, karena ia memiliki potensi
untuk dapat mengubah segala sesuatu dari operasi bisnis ke pengalaman
pelanggan,” seperti tertulis dalam ringkasan studi, yang salinannya telah
dimiliki oleh The Jakarta Post.
“Dengan memanfaatkan platform AI dengan penggunaan
data besar, maka perusahaan dapat memberikan nilai bisnis pada seluruh siklus
hidup pelanggan,” lanjutnya. Sementara itu, Tiongkok menempati
urutan kedua dalam implementasi AI pada angka 63 persen, diikuti oleh India
dengan angka 62 persen, Korea Selatan 57 persen, Singapura 50 persen, Jepang 47
persen dan Taiwan 44 persen. Selain itu, melalui penelitian tersebut juga
menemukan bahwa 53 persen dari mereka yang disurvei melaporkan bahwa tantangan
terbesar mereka dalam mengadopsi teknologi AI adalah mengumpulkan dan
mengintegrasikan data besar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih
berjuang untuk mengatasi volume data bisnis yang terus bertambah.
Ketakutan
ilmuwan akan adanya dunia diambil alih oleh kecerdasan buatan terjadi ketika di
bulan Juli tahun 2017 lalu, berita teknologi cukup dihebohkan dengan kabar
bahwa Facebook memberhentikan eksperimennya setelah salah satu
staf menemukan dua buah program AI mereka saling berkomunikasi satu sama lain
dengan bahasa ciptaan mereka sendiri yang tak dimengerti manusia. Hanya kedua
program itulah yang saling mengerti pesan yang disampaikan ke satu sama lain. Kengerian
bahwa pengembangan AI mungkin akan setara dengan kecerdasan manusia, bahkan
melebihi kecerdasan manusia itu sendiri, juga bahwa ada implikasi negatif AI
terhadap kemanusiaan di masa depan ⎼ sebenarnya tak hanya disuarakan
orang awam. Ilmuwan yang diakui di dunia seperti Stephen
Hawking juga sempat berpendapat sama .
Berdasarkan riset
International Data Corporation (IDC) 2018, sebanyak 51% perusahaan dalam negeri
berencana mengadopsi teknologi AI dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun mendatang.
Managing Director IDC Asean, Sudev Bangah, mengatakan AI merupakan teknologi
kritikal bagi para pelaku usaha di era digital, yang akan membuka jalan lebih
luas di masa depan.
CEO and Founder Kata.ai Irzan Raditya
mengatakan penetrasi berbagai teknologi baru yang masuk ke Indonesia terbilang
sangat ccepat, termasuk di dalamnya teknologi komputasi awan (cloud) dan
kecerdasan buatan. Menurutnya, beberapa industri Tanah Air yang mulai banyak
mengadopsi teknologi AI adalah sektor perbankan, telekomunikasi, dan platform
dagang elektronik (ecommerce).
Diketahui e-commerce di Indonesia BukaLapak tengah
mengembangkan teknologi Artificial
Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dalam acara perayaan
ulang tahun ke-8 pada Januari 2018, Bukalapak menyatakan rencananya di tahun
2018 untuk membangun pusat riset yang digunakan untuk mengembangkan teknologi
AI, mesin pembelajaran, hingga pengiriman barang lewat drone.
"AI menjadi salah satu bagian penting dalam kinerja Bukalapak.
Sudah ada beberapa teknologi AI yang berjalan di dapur Bukalapak yang membantu
kegiatan operasional dan salah satunya adalah untuk pencegahan penipuan. Di
Bukalapak, sistem AI mempelajari data transaksi yang diklaim jumlahnya mencapai
ukuran petabyte," jelas Achmad Zaky CEO yang juga pendiri Bukalapak,
"Berkat AI ini, setiap bulannya Bukalapak memiliki
transaksi-transaksi yang dibantu oleh AI sebesar lebih dari Rp 50 miliar,"
lanjutnya,
Selain itu Netflix Salah
satu situs dengan layanan streaming video ini terselamatkan oleh kecerdasan
buatan dengan menggunakan Machine Learning untuk merekomendasikan kita film
atau tayangan apa saja yang layak kita tonton sesuai dengan interest serta
kebiasaan kita. Inilah yang membedakan Netflix dengan perusahaan video on
demain lainnya. Dengan penggunaan Big Data, Netflix merekomendasikan tayangan
yang lebih tepat sesuai sasaran penontonnya. Meski banyak orang berspekulasi
bahwa AI dapat membuat banyak orang menganggur tapi jika perusahaan tidak
mengabaikan pekerja hal itu tidak akan terjadi.
AI tidak menggantikan
fungsi manusia namun membantu manusia melakukan pekerjaannya. Dengan adanya AI
dapat meningkatkan produktivitas sesorang dalam pekerjaannya. Sentuhan manusia
wajib ada meskipun menggunakan AI, terutama untuk customer service. Dengan AI,
manusia dapat memahami permasalahan secara lebih cepat dan menemukan solusi
lebih cepat. AI berfungsi memberikan support kepada manusia untuk memahami dan
mengambil keputusan secara lebih cepat supaya konsisten dan efektif.
- Achmad Zaky, CEO dan Pendiri
Bukalapak
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat
disimpulkan dengan berkembangnya teknologi AI yang semakin pesat membuat kita
sebagai generasi penerus bangsa harus bisa mengembangkan teknologi tersebut,
terlebih lagi untuk memajukan manufactur di Indonesia. Tapi, kita tidak boleh
lengah dengan hal terburuk yang telah terjadi bahkan hal-hal yang tidak terduga
akibat teknologi AI.
DAFTAR PUSTAKA
v Tobby. 2011. “ KECERDASAN BUATAN” dalam http://tobby.synthasite.com/resources/Kecerdasan_Buatan.pdf (diakses 9 Maret 2019)
v Anonym. 2018. “
INDONESIA PIMPIN IMPLEMENTASI KECERDASAN BUATAN DI ASIA PASIFIK “ dalam https://mastel.id/indonesia-pimpin-implementasi-kecerdasan-buatan-di-asia-pasifik/
(diakses 9 Maret 2019)
v Millah, Syaiful. ”RISET
IDC” dalam https://ekonomi.bisnis.com/read/20181205/105/866646/riset-idc-sekitar-51-perusahaan-berminat-adopsi-teknologi-kecerdasan-buatan-
(diakses 9 Maret 2019)
v Anonym. 2017. “
7 TREN INDUSTRI MANUFACTUR 2017 “ dalam https://glints.com/id/lowongan/tren-industri-manufaktur/
(diakses 9 Maret 2019)
v Bachdar, Saviq. 2018. “TECHNOLOGY” dalam http://marketeers.com/sejauh-mana-penerapan-artificial-intelligence-dalam-e-commerce-indonesia/
(diakses 19 Maret 2019)
v Yasha. 2018. “
KECERDASAN BUATAN “ dalam https://www.dewaweb.com/blog/kecerdasan-buatan/
(diakses 9 Maret 2019)
v KumparanTech. 2018. “ BERKAT KECERDASAN BUATAN, BUKALAPAK CAPAI NILAI TRANSAKSI RP 20
MILIAR” dalam https://kumparan.com/@kumparantech/berkat-kecerdasan-buatan-bukalapak-capai-nilai-transaksi-rp-50-miliar
(diakses 19 Maret 2019)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.