.

Selasa, 12 Maret 2019

Teknologi Artificial Intelligence (AI)


OLEH: LU’LU ILMAKNUN

ABSTRAK
            Menurut Professor Klaus Schwab dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution, kini dunia sedang berada ditengah-tengah revolusi industri keempat atau yang juga disebut dengan Industry 4.0. Setiap revolusi industri tentu saja membawa perubahan besar pada setiap industri, termasuk juga industri manufaktur. Industri manufactur mengalami perubahan terbesar dalam kurun waktu lebih dari 100 tahun. Industry 4.0 sendiri didukung oleh beberapa kemajuan baru yang mencakup manufaktur cerdas, robotika, kecerdasan buatan, dan juga Internet of Things (IoT). Artikel berikut akan membahas sedikit tentang industri  kecerdasan buatan.
KATA KUNCI: Teknologi Artificial Intelligence (AI)

Menurut John McCarthy, 1956 Kecerdasan buatan adalah usaha memodelkan proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan perilaku manusia. Sosok McCarthy disebut-sebut sebagai “Bapak AI” walaupun eksperimen terkait telah ada sejak komputer diciptakan. Adapun Tujuan AI meliputi:
1.      Membuat mesin lebih pintar
2.      Memahami kecerdasan, dan
3.      Membuat mesin lebih berguna
4.      Meningkatkan kapasitas produksi namun dengan konsumsi material yang berkurang, dll.
Sekarang ini, tujuan AI tidak sekedar membuat komputer dapat berpikir, tetapi juga bisa melihat, mendengar, berjalan, bermain, dan bahkan merasakan. AI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan kecerdasan alami (manusia), kelebihan tersebut adalah
1.      AI lebih bersifat permanen
2.      AI menawarkan kemudahan untuk digandakan dan disebarkan
3.      AI dapat lebih murah daripada kecerdasan alami
4.      AI lebih bersifat konsisten dan teliti
5.      AI dapat didokumentasikan
Baru-baru ini sebuah penelitian memperlihatkan bahwa Indonesia menempati urutan pertama di kawasan Asia-Pasifik dalam penerapan sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence=AI), sebanyak 65 persen responden mengatakan bahwa mereka telah menerapkan AI dalam bisnis mereka atau memperluas atau meningkatkan kapasitas AI mereka.
“Sistem kecerdasan buatan adalah kunci untuk bisnis digital, karena ia memiliki potensi untuk dapat mengubah segala sesuatu dari operasi bisnis ke pengalaman pelanggan,” seperti tertulis dalam ringkasan studi, yang salinannya telah dimiliki oleh The Jakarta Post.
“Dengan memanfaatkan platform AI dengan penggunaan data besar, maka perusahaan dapat memberikan nilai bisnis pada seluruh siklus hidup pelanggan,” lanjutnya. Sementara itu, Tiongkok menempati urutan kedua dalam implementasi AI pada angka 63 persen, diikuti oleh India dengan angka 62 persen, Korea Selatan 57 persen, Singapura 50 persen, Jepang 47 persen dan Taiwan 44 persen. Selain itu, melalui penelitian tersebut juga menemukan bahwa 53 persen dari mereka yang disurvei melaporkan bahwa tantangan terbesar mereka dalam mengadopsi teknologi AI adalah mengumpulkan dan mengintegrasikan data besar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih berjuang untuk mengatasi volume data bisnis yang terus bertambah.
            Ketakutan ilmuwan akan adanya dunia diambil alih oleh kecerdasan buatan terjadi ketika di bulan Juli tahun 2017 lalu, berita teknologi cukup dihebohkan dengan kabar bahwa Facebook memberhentikan eksperimennya setelah salah satu staf menemukan dua buah program AI mereka saling berkomunikasi satu sama lain dengan bahasa ciptaan mereka sendiri yang tak dimengerti manusia. Hanya kedua program itulah yang saling mengerti pesan yang disampaikan ke satu sama lain. Kengerian bahwa pengembangan AI mungkin akan setara dengan kecerdasan manusia, bahkan melebihi kecerdasan manusia itu sendiri, juga bahwa ada implikasi negatif AI terhadap kemanusiaan di masa depan sebenarnya tak hanya disuarakan orang awam. Ilmuwan yang diakui di dunia seperti Stephen Hawking juga sempat berpendapat sama .
            Berdasarkan riset International Data Corporation (IDC) 2018, sebanyak 51% perusahaan dalam negeri berencana mengadopsi teknologi AI dalam kurun waktu 2 hingga 3 tahun mendatang. Managing Director IDC Asean, Sudev Bangah, mengatakan AI merupakan teknologi kritikal bagi para pelaku usaha di era digital, yang akan membuka jalan lebih luas di masa depan.
CEO and Founder Kata.ai Irzan Raditya mengatakan penetrasi berbagai teknologi baru yang masuk ke Indonesia terbilang sangat ccepat, termasuk di dalamnya teknologi komputasi awan (cloud) dan kecerdasan buatan. Menurutnya, beberapa industri Tanah Air yang mulai banyak mengadopsi teknologi AI adalah sektor perbankan, telekomunikasi, dan platform dagang elektronik (ecommerce). 
Diketahui e-commerce di Indonesia BukaLapak tengah mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dalam acara perayaan ulang tahun ke-8 pada Januari 2018, Bukalapak menyatakan rencananya di tahun 2018 untuk membangun pusat riset yang digunakan untuk mengembangkan teknologi AI, mesin pembelajaran, hingga pengiriman barang lewat drone.
"AI menjadi salah satu bagian penting dalam kinerja Bukalapak. Sudah ada beberapa teknologi AI yang berjalan di dapur Bukalapak yang membantu kegiatan operasional dan salah satunya adalah untuk pencegahan penipuan. Di Bukalapak, sistem AI mempelajari data transaksi yang diklaim jumlahnya mencapai ukuran petabyte," jelas Achmad Zaky CEO yang juga pendiri Bukalapak,
"Berkat AI ini, setiap bulannya Bukalapak memiliki transaksi-transaksi yang dibantu oleh AI sebesar lebih dari Rp 50 miliar," lanjutnya,
Selain itu Netflix Salah satu situs dengan layanan streaming video ini terselamatkan oleh kecerdasan buatan dengan menggunakan Machine Learning untuk merekomendasikan kita film atau tayangan apa saja yang layak kita tonton sesuai dengan interest serta kebiasaan kita. Inilah yang membedakan Netflix dengan perusahaan video on demain lainnya. Dengan penggunaan Big Data, Netflix merekomendasikan tayangan yang lebih tepat sesuai sasaran penontonnya. Meski banyak orang berspekulasi bahwa AI dapat membuat banyak orang menganggur tapi jika perusahaan tidak mengabaikan pekerja hal itu tidak akan terjadi.
AI tidak menggantikan fungsi manusia namun membantu manusia melakukan pekerjaannya. Dengan adanya AI dapat meningkatkan produktivitas sesorang dalam pekerjaannya. Sentuhan manusia wajib ada meskipun menggunakan AI, terutama untuk customer service. Dengan AI, manusia dapat memahami permasalahan secara lebih cepat dan menemukan solusi lebih cepat. AI berfungsi memberikan support kepada manusia untuk memahami dan mengambil keputusan secara lebih cepat supaya konsisten dan efektif.
- Achmad Zaky, CEO dan Pendiri Bukalapak
KESIMPULAN
Dari artikel di atas dapat disimpulkan dengan berkembangnya teknologi AI yang semakin pesat membuat kita sebagai generasi penerus bangsa harus bisa mengembangkan teknologi tersebut, terlebih lagi untuk memajukan manufactur di Indonesia. Tapi, kita tidak boleh lengah dengan hal terburuk yang telah terjadi bahkan hal-hal yang tidak terduga akibat teknologi AI.
DAFTAR PUSTAKA
v  Tobby. 2011. “ KECERDASAN BUATAN” dalam http://tobby.synthasite.com/resources/Kecerdasan_Buatan.pdf (diakses 9 Maret 2019)
v  Anonym. 2018. “ INDONESIA PIMPIN IMPLEMENTASI KECERDASAN BUATAN DI ASIA PASIFIK “ dalam https://mastel.id/indonesia-pimpin-implementasi-kecerdasan-buatan-di-asia-pasifik/ (diakses 9 Maret 2019)
v  Anonym. 2017. “ 7 TREN INDUSTRI MANUFACTUR 2017 “ dalam https://glints.com/id/lowongan/tren-industri-manufaktur/ (diakses 9 Maret 2019)
v  Bachdar, Saviq. 2018. “TECHNOLOGY” dalam http://marketeers.com/sejauh-mana-penerapan-artificial-intelligence-dalam-e-commerce-indonesia/ (diakses 19 Maret 2019)
v  Yasha. 2018. “ KECERDASAN BUATAN “ dalam https://www.dewaweb.com/blog/kecerdasan-buatan/ (diakses 9 Maret 2019)
v  KumparanTech. 2018. “ BERKAT KECERDASAN BUATAN, BUKALAPAK CAPAI NILAI TRANSAKSI RP 20 MILIAR” dalam https://kumparan.com/@kumparantech/berkat-kecerdasan-buatan-bukalapak-capai-nilai-transaksi-rp-50-miliar (diakses 19 Maret 2019)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.