A. PENDAHULUAN
Ketatnya
persaingan di dunia industri manufaktur membuat setiap perusahaan yang berkecimpung
didalamnya wajib untuk selalu memberikan yang terbaik bagi para konsumennya.
Kualitas merupakan segala sesuatu yang dapat memuaskan keinginan pelanggan atau sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan (Soejanto,2008). Kualitas produk juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kualitas produk merupakan salah satu kriteria yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, dimana kita mengukur karakteristik kualitas (Gazperz,2002).
Kualitas merupakan segala sesuatu yang dapat memuaskan keinginan pelanggan atau sesuai dengan persyaratan dan kebutuhan pelanggan (Soejanto,2008). Kualitas produk juga merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan karena kualitas produk merupakan salah satu kriteria yang menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli produk. Pengendalian kualitas merupakan aktivitas teknik dan manajemen, dimana kita mengukur karakteristik kualitas (Gazperz,2002).
Dengan
kualitas sebenarnya dapat menggambarkan mampu atau tidaknya perusahaan tersebut
mencapai kepuasan konsumennya. Perusahaan yang mampu mencapai kepuasan konsumen
adalah perusahaan yang mampu menghasilkan produk-produk yang mampu merepresentasikan
keinginan konsumen.
Kualitas
juga sangat erat kaitannya dengan loyalitas konsumen. Semakin mampu perusahaan menghasilkan
produk yang berkualitas, maka konsumen akan semakin loyal terhadap perusahaan tersebut.
Pada umumnya konsumen yang puas akan mampu mempengaruhi sebanyak 3-4 orang
calon konsumen untuk membeli produk dari perusahaan tersebut. Sebaliknya jika
konsumen tidak puas terhadap produk yang dihasilkan suatu perusahaan, maka konsumen
yang tidak puas tersebut akan menyampaikan ketidakpuasan tersebut kepada 11-12
calon konsumen lainnya. Jadi jika seseorang merasakan pelayanan dibawah harapannya
maka pelanggan akan meninggalkan perusahaan itu.
Dalam
hal ini, sangat jelas bahwa loyalitas konsumen dapat dicapai oleh suatu
perusahaan, jika perusahaan tersebut mampu menghasilkan produk yang berkualitas,
maka konsumen akan puas dan secara tidak langsung akan menyampaikan kepuasannya
itu kepada orang disekitarnya, dengan kata lain hal ini akan mampu memperluas jangkauan
pasar dari perusahaan tersebut.
B. PENGERTIAN SIX SIGMA
Metode Six Sigma merupakan metode yang menentukan target
kualitas bagi perusahaan. Metode ini diterapkan pada perusahaan Motorola sejak
tahun 1986 dan merupakan terobosan baru dalam bidang manajemen mutu (Gaspersz,
2003). Metode Six Sigma menetapkan 3,4 kegagalan per satu juta kesempatan untuk
menghasilkan produk. Jika perusahaan menghasilkan cacat sebesar 3,4 dari satu juta
produk yang diproduksi, maka perusahaan tersebut berhasil mencapai nilai sigma
adalah 6s . Semakin sulitnya perusahaan mencapai 6s tersebut merupakan
tantangan bagi perusahaan untuk mampu menghasilkan produk yang berkualitas,
atau dengan kata lain adalah menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan oleh pihak konsumen. Perusahaan yang mampu mencapai 6s merupakan
perusahaan yang hanya membuat 3,4 cacat dari satu juta produk yang diproduksi
oleh perusahaan tersebut.
C. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN
SIX SIGMA
a. DEFINE
Tahap Define adalah
tahap pertama dari proses DMAIC, tahap ini bertujuan untuk menyatukan pendapat
dari tim dan sponsor mengenai proyek yang akan dilakukan, baik itu ruang
lingkup, tujuan, biaya dan target dari proyek yang akan dilakukan.
Tahapan dalam Define :
1. Pemilihan proyek oleh
sponsor dan tim
Pemilihan proyek biasanya dilihat dari faktor-faktor
penting dalam bisnis (biaya, keuntungan dll) dan ada juga yang didapat
dari ide dari berbagai sumber (data proses, informasi penjualan dan
pelanggan, opini pekerja dll). Proyek yang akan dipilih untuk diimplementasikan
dilihat dari seberapa besar pentingnya proyek terhadap perusahaan dan
pelanggan.
2. Pembuatan proposal proyek
dan pembentukan tim
Proposal proyek yang berisi tujuan proyek, batas waktu
dan tim yang terbentuk.
3. Menentukan ruang lingkup proyek
Ruang lingkup proyek digunakan untuk mengidentifikasi
pihak-pihak yang terkait dengan proyek dan akan merasakan dampak dari proyek
tersebut. Untuk mengetahui ruang lingkup proyek digunakan diagram SIPOC.
4. Mengumpulkan data mengenai
VOC (Voice of Customers)
Pengumpulan data VOC (Voice of Customers) atau keinginan pelanggan terhadap produk
yang dihasilkan.
5. Peninjauan ulang tahap Define
Tools yang digunakan dalam tahapan Define:
1. Brainstorming
Suatu tools yang digunakan untuk menghasilkan ide
dalam jangka waktu yang pendek, brainstorming juga merangsang kreativitas dalam
berpikir tetapi tetap mempertimbangkan semua ide yang telah didapat.
2. Diagram SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Costumer)
SIPOC (Supplier,
Input, Process, Output, Costumer) digunakan untuk menunjukkan aktivitas
mayor, atau subproses dalam sebuah proses bisnis, bersama-sama dengan kerangka
kerja dari proses, yang disajikan dalamSupplier,
Input, Process, Output, Costumer. Dalam mendefinisikan
proses-proses kunci beserta pelanggan yang terlibat dalam suatu proses yang
dievaluasi dapat didekati dengan model SIPOC (supplier-Inputs- Process- Output-Costumer). Model
SIPOC adalah paling banyak digunakan manajemen dalam peningkatan proses. Nama
SIPOC merupakan akronim dari lima elemen utama dalam sistem kualitas, yaitu:
·
Suppliers adalah orang atau kelompok
orang yang memberikan informasi kunci, material, atau sumber daya lain kepada
proses. Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses
sebelumnya dapat dianggap sebgai petunjuk pemasok internal (internal suppliers).
·
Inputs adalah segala sesuatu yang
diberikan oleh pemasok (suppliers) kepada
proses.
·
Process adalah sekumpulan langkah yang
mentransformasi-dan secara ideal menambah nilai kepada inputs (proses trnasformasi
nilai tambah kepadainputs).
Suatu proses biasanya terdiri dari beberapa sub-proses.
·
Outputs adalah produk (barang atau
jasa) dari suatu proses. Dalam industri manufaktur ouputs dapat berupa barang setengah jadi maupun barang jadi(final product). Termasuk kedalam outputs adalah
informasi-informasi kunci dari proses.
·
Customers adalah orang atau kelompok
orang, atau sub proses yang menerimaoutputs.
Jika suatu proses terdiri dari beberapa sub proses, maka sub proses sesudahnya
dapat dianggap sebagai pelanggan internal (internal customers).
b. MEASURE
Tahap Measure bertujuan
untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpukan data mengenai
kecepatan proses, kualitas dan biaya yang akan digunakan untuk mengetahui
penyebab masalah yang sebenarnya.
Tahapan pada Measure :
1. Menentukan output dan input
dari proses
Pada tahap ini input dan output proses diidentifikasi
secara jelas. Hal ini diperlukan untuk mempermudah dalam pembuatan value stream map.
2. Membuat value stream mapping
Pembuatan value
stream map, yaitu
peta yang memperlihatkan proses nyata secara lebih rinci, mengandung informasi
yang lengkap seperti tahapan proses, lead time, antrian dll
3. Menentukan ukuran
performansi yang dipakai
Pada tahap ini dilakukan penentuan ukuran performansi
yang akan dipakai dalam melakukan analisa proses. Ukuran performansi ini akan
digunakan untuk memperlihatkan performa sistem baik sistem sebelum perbaikan
maupun setelah perbaikan.
4. Melakukan pengumpulan data
untuk perhitungan
Pengumpulan semua data yang akan dibutuhkan untuk
melakukan perhitungan pada tahap measure
5. Menghitung kapabilitas
proses
Penghitungan kapabilitas awal proses atau biasa
disebut dengan baseline
capability. Kapabilitas ini akan menjadi patokan atau dasar dilakukannya
perbaikan.
6. Peninjauan ulang tahap Measure
Tools yang digunakan dalam tahapan Measure :
1. Value Stream Map
Peta yang menggambarkan semua aliran yang terjadi pada
suatu proses baik itu informasi maupun fisik. Peta ini sangatlah kompleks bila
dibandingkan dengan peta yang lain tetapi peta ini paling lengkap dalam
memberikan informasi mengenai proses dan biasayan digunakan untuk
mengidentifikasi pemborosan. Cara membuat value stream map :
·
Tentukan produk individual atau pelayanan apa yang
akan dibuat
·
Gambarkan aliran proses yang terjadi dalam pembuatan
produk atau layanan
·
Tambahkan aliran fisik/material yang terjadi
·
Tambahkan aliran informasi yang terjadi
·
Kumpulkan data proses dan hubungkan dengan kotakan
pada gambar
·
Tambahkan data proses dan lead time pada gambar
·
Verifikasi peta yang dihasilkan
2. Value
add and non value add analysis
Adalah suatu analisa yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengeliminasi proses yang tidak dibutuhkan dan tidak
memberikan nilai tambah untuk pelanggan.
c. ANALYZE
Tujuan tahap Analyze adalah untuk memverifikasi penyebab yang
mempengaruhi input kunci dan output kunci.
Tahapan pada Analyze :
1. Menentukan input kritis
Penentuan letak masalah yang terjadi pada suatu proses
2. Melakukan analisa data dan
analisa proses
Pada tahap ini dilakukan analisa mengenai data yang
sudah didapat serta proses yang terjadi dengan lebih terperinci. Tahapan ini
bertujuan untuk mengetahui apa akar penyebab masalah yang sebenarnya.
3. Menentukan akar penyebab
masalah
Penentuan akar penyebab masalah yang terjadi dalam
proses dilakukan untuk setiap permasalahan yang terjadi.
4. Menyusun prioritas akar
penyebab permasalahan
Satu permasalahan bisa mempunyai beberapa penyebab
permasalahan. Pada tahap ini dilakukan pemilihan akar penyebab yang akan
menjadi target perbaikan.
5. Melakukan peninjauan ulang
terhadap tahap Analyze
Tools yang digunakan dalam tahapan Analyze :
1. Cause and Effect Diagram
Cause Effect Diagram adalah suatu tools yang membantu tim untuk
menggabungkan ide-ide mengenai penyebab potensial dari suatu masalah. Diagram
ini juga biasa disebut dengan diagram fishbone karena bentuknya yang seperti tulang ikan. Masalah
yang terjadi dianggap sebagai kepala ikan sedangkan penyebab masalah
dilambangkan dengan tulang-tulang ikan yang dihubungkan menuju kepala ikan.
Tulang paling kecil adalah penyebab yang paling spesifik yang membangun
penyebab yang lebih besar (tulang yang lebih besar).
Yaitu suatu pendekatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kegagalan suatu produk, jasa atau proses sehingga bisa
memperkecil akibat yang terjadi. FMEA ini bisa digunakan saat mendesign suatu
sistem baru, merubah suatu sistem dll. Pada penelitian ini FMEA digunakan
sebagai alat untuk mengetahui jenis kegagalan yang paling kritis sehingga
memerlukan penanganan terlebih dahulu.
Cara melakukan :
·
Melakukan peninjauan terhadap proses atau produk yang
akan diteliti
·
Melakukan brainstorming terhadap
kegagalan yang mungkin tejadi
·
Tulis akibat yang akan terjadi dari setiap kegagalan
yang mungkin terjadi
·
Hitung nilai Severity dan Occurance dari
kegagalan tersebut. Severity(keparahan)
merupakan tingkat/ rating yang mengindikasikan keseriusan efek dari jenis
kegagalan potensial sedangkan Occurrence yaitu
rating yang berhubungan dengan probabilitas terjadinya kegagalan.
·
Tulis bentuk control yang yang sudah dilakukan terhadap jenis kegagalan
serta hitung nilai detectionnya. Control merupakan tindakan yang
diambil untuk mengontrol terjadinya kegagalan. Detection adalah rating yang berhubungan dengan kemungkinan
bahwa control proses
yang ada akan mendeteksi suatu jenis kegagalan pelayanan sebelum sampai kepada
pelanggan.
·
Hitung nilai RPN untuk setiap akibat kegagalan dengan
cara mengalikan nilaiSeverity dan
Occurance serta Detection
·
Gunakan nilai RPN untuk menentukan kegagalan mana yang
harus diprioritaskan untuk ditangani terlebih dahulu
·
Buat rencana untuk mengurangi atau menghilangkan
akibat yang muncul jika kegagalan tersebut terjadi
3. Pareto Chart
Pareto adalah tipe diagram batang, diagram ini
biasanya digunakan untuk menggolongkan beberapa kategori dan dilengkapi dengan
persentase masing-masing kategori. Kategori tersebut dilambangkan dengan
batang-batang (bar) yang
tersusun dari yang paling kecil ke besar. Diagram Pareto sangat membantu untuk
menentukan kategori yang paling berpengaruh terhadap suatu masalah.
Tujuan tahap Improve adalah menemukan solusi yang tepat
untuk mengatasi masalah.
Tahapan yang dilakukan pada Improve :
1. Mencari solusi potensial
Mendokumentasikan semua solusi, analisa statistik atau
tools lain yang digunakan untuk mengembangkan solusi, mendaftar semua usulan
yang diberikan oleh partisipan proses, pemilik proses.
2. Memilih dan menyusun
prioritas terhadap solusi
Memprioritaskan solusi yang telah didaftar dari tahap
sebelumnya, kemudian memilih solusi yang harus dilaksanakan terlebih dahulu
menurut tingkat kepentingannya.
3. Mengaplikasikan praktik Lean six sigma
Mengaplikasikan praktik Lean six sigma antara lain :
a. Penataan tempat kerja
Cara termudah untuk menilai sikap suatu perusahaan
terhadap kegiatan perbaikan adalah dengan mengamati praktek pemeliharaan tempat
kerja di suatu pabrik, dari hal tersebut kita bisa mengetahui kadar penerapan
kegiatan perbaikan dari kebiasaan penyimpanan alat, penanganan sampah dll.
b. Pengembangan kecepatan set-up
Mempersingkat waktu set-up akan membuka peluang untuk mengurangi ukuran lot dan
tingkat persediaan, disamping juga mengurangi waktu lead time. Dampaknya, operasi pabrik menjadi flexibel dan mampu
menanggapi setiap perubahan pasar.
c. Pengurangan kegiatan transportasi
Pengembangkan suatu proses produksi yang lancar dapat
dilakukan dengan melakukan koordinasi yang baik dari keseluruhan proses di
dalam pabrik. Langkah pertama adalah meneliti tata letak (layout) dan penggunaan mesin yang ada
di pabrik.
d. Pengembangan alat bantu otomatis
Produksi berlebihan pada dasarnya menyembunyikan
berbagai masalah, oleh karena itu sukar sekali menentukan dimana perbaikan
harus dilakukan. Lebih baik jika kita memproduksi secukupnya, sesuai dengan
yang diminta pelanggan. Ketika penjualan naik, tingkat pemanfaatan mesin
menjadi naik begitu pula sebaliknya. Adalah suatu kesalahan besar jika kita
memproduksi barang demi meningkatkan pemanfaatan mesin, karena hal ini akan
menimbulkan persediaan yang menumpuk.
Lebih baik jika kita dapat mencapai 100 % tingkat
pemanfaatan permintaan dibanding dengan 100 % pemanfaatan mesin. Karena tujuan
kita adalah memenuhi permintaan pelanggan bukan memproduksi barang sebanyak
mungkin.
e. Penanganan beberapa proses
Seorang operator dapat menangani 2 mesin sekaligus,
hal ini sangatlah membantu dalam mengefisienkan waktu operator. Seorang
operator seharusnya mempunyai kemampuan menangani beberapa proses sekaligus
baik dalam proses pembentukan, pemotongan maupun perakitan. Dengan operator
yang serba bisa, sistem produksi menjadi semakin tanggap terhadap perubahan
permintaaan pasar.
f. Sinkronisasi proses
Salah satu cara agar masalah cepat terlihat adalah
dengan mengkaitkan berbagai macam proses secara ketat. Dengan menggabungkan
konsep aliran lancar, peningkatan kemampuan operator maka proses dapat menjadi
lebih lancar dan produktivitas menjadi meningkat, sehingga sistem produksi
menjadi lebih tahan terhadap berbagai gangguan mendadak, khususnya pada awal
masa perbaikan dimana terdapat banyak perubahan dilakukan.
g. Lot berukuran satu
Penggunaan ukuran lot sama dengan 1 akan mengurangi
adanya barang dalam proses karena tidak akan ada barang yang menunggu barang
lain untuk masuk ke proses selanjutnya. Ukuran lot sama dengan 1 akan
memperlancar aliran proses, setiap barang selesai diproses dari stasiun 1 maka
barang akan langsung dikirim untuk diproses ke stasiun kerja selanjutnya.
Sehingga mengurangi proses penanganan antar stasiun kerja.
h. Konsep Jidoka
Jidoka adalah konsep yang dikembangkan di Jepang untuk
melengkapi mesin dengan kecerdasan dan otonomi untuk melakukan penilaian
sendiri. Tanpa konsep ini, mesin memang dapat bergerak sendiri tapi belum tentu
melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
i. Poka Yoke (alat anti kesalahan)
Poka yoke adalah suatu mekanisme alat anti kesalahan.
Poka yoke akan mempermudah kerja operator, terutama dalam mengurangi berbagai
macam masalah mengenai cacat produksi, keselamatan kerja, kesalahan operasi
tanpa memerlukan perhatian yang berlebihan dari operator.
j. Menghindari gangguan mesin
Kerusakan mesin dan segala macam gangguan harus
dilenyapkan. Mesin harus dipertahankan untuk mencapai 100 % tingkat permintaan.
Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui kerusakan mesin adalah dengan
melakukan konsep Lima ”Mengapa” dan membersihkan mesin setiap selesai
digunakan.
Total Productive
Maintenance (TPM) adalah konsep pemeliharaan yang melibatkan semua karyawan.
Tujuanya adalah mencapai efektifitas pada keseluruhan sistem produksi melalui
partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif. Disini operator akan
dilatih untuk mencapai kondisi tanpa gangguan mesin dengan cara belajar cara
memelihara mesin, melaksanakan pedoman penggunaan mesin secara wajar dan
mengembangkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap tanda awal penurunan
kemampauan mesin.
k. Standarisasi kerja
Peluang perbaikan menjadi sangat terbatas tanpa adanya
suatu standar. Banyak hal yang rancu dan simpang siur bahkan kembali seperti
kondisi sebelumnya. Dengan menerapkan banyak standar, maka semakin sedikit
pekerjaan yang mengalami kerancuan. Bila standar sudah ditetapkan maka operator
harus secara konstan melaksanakan dan melakukan perubahan secara cepat. Standar
kerja harus menyangkut 3 elemen pokok yaitu cycle time, urutan kerja dan jumlah barang dalam proses. Standar
kerja harus dikembangkan agar dapat diikuti oleh semua orang. Biasanya lembar
standar kerja dipasang pada tiap pos kerja sehingga memungkinkan semua orang
untuk mengikuti instruksi tersebut.
4. Melakukan pengujian terhadap solusi
Membuat value
stream baru, dan pengujian terhadap solusi. Pada tahap ini
juga dilakukan penghitungan ukuran performansi pada sistem baru setelah
perbaikan. Bila dari perhitungan tersebut dihasilkan nilai yang lebih baik dari
sistem lama maka solusi tersebut layak untuk diterapkan karena mempunyai dampak
positif terhadap proses.
5. Melakukan implementasi solusi
6. Melakukan penjauan ulang terhadap tahapan Improve
e. CONTROL
Tujuan tahap Control adalah untuk melengkapi semua kerja proyek dan
menyampaikan hasil proses perbaikan kepada up management. dan memastikan bahwa setiap orang bekerja telah
dilatih untuk melakukan prosedur perbaikan yang baru. Tahapan pada Control :
1. Mengadakan pemantauan terhadap hasil implementasi
2. Mendokumentasikan standard operating procedure baru
3. Membuat rencana pengendalian proses
4. Membuat peta perjalanan/ histori proyek
5. Melakukan proses transisi dan pengalihan tanggung
jawab pada pemilik proses
6. Melakukan peninjauan ulang tahap control
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Hasil implementasi secara menyeluruh
Data chart sebelum dan sesudah proyek yang menunjukkan
adanya perbaikan, rencana pengendalian proses lanjutan
2. Dokumentasi dan pengukuran untuk mempersiapkan
tindakan lanjutan yang akan diambil
Dokumentasi proses yang telah diperbaiki, prosedur
yang digunakan untuk memonitor proses, prosedur yang akan mempertahankan proses
tetap dalam keadaan yang baik dan dokumenkan peta proses.
3. Bukti
Dokumentasi orang-orang yang terlibat dalam proyek,
pemilik proses, pelajaran yang bisa diambil dari proyek, peluang baru yang
teridentifikasi dari proyek.
D. DAFTAR ISI
http://jrmsi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jrmsi/article/viewFile/228/257
http://journal.unpar.ac.id/index.php/jrsi/article/download/1629/1556
Gaspersz,
Vincent. (2002). Pedoman Implementasi
Program Six Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA & HACCP. Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ariani, Dorothea
Wahyu. (2004). Pengendalian Kualitas
Statistik: Pendekatan Kuantitatif dalam Manajemen Kualitas. Yogyakarta : ANDI.
Belavendram,
Nicolo. (1995). Quality By Design:
Taguchi Techniques for Industrial Experimental.
London: Prentice Hall International.
Montgomery,
Douglas, C. (2009). Introduction to
Statistical Quality Control, Sixth Edition. United States of America : John Wiley & Sons, Inc.
Soejanto, Irwan.
(2008). Rekayasa Kualitas: Eksperimen
dengan Teknik Taguchi. Surabaya :
Yayasan Humaniora.
Kumar. S, dkk.
(2011). “Six Sigma an Excellent Tool for Process Improvement – A Case Study”. International Journal of Scientific &
Engineering Research Volume 2, Issue
9, September-2011.
@B11-AZIZ
BalasHapusartikel di atas sangat membantu dengan six sigma kita dapat menekan cacat produk pada kegiatan produksi sehingga tidak merugikan perusahaan.
penulisan artikelnya terlalu panjang sehingga membuat pembaca kurang tertarik membacanya.