Abstrak
Neff dalam Sutalaksana (1979)
mendefinisikan kerja sebagai: “Kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan
tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan
memelihara kelangsungan hidupnya”.
Pengertian kerja sebenarnya sangatlah luas. Hampir semua aktivitas manusia bisa kita sebut sebagai ‘kerja’, apapun motif atau tujuannya. Perluasan motif atau tujuan itu terjdi karena tidak semua manusia bekerja semata-mata untuk mempertahankan hidupnya. Ada manusia yang bekerja untuk mencari nafkah atau makan sehari-hari, ada manusia yang bekerja supaya dapat bertemu dengan orang lain, ada pula orang yang bekerja karena ingin memperoleh kepuasaan tertentu seperti artis atau seniman, dan sebagainya.
Pengertian kerja sebenarnya sangatlah luas. Hampir semua aktivitas manusia bisa kita sebut sebagai ‘kerja’, apapun motif atau tujuannya. Perluasan motif atau tujuan itu terjdi karena tidak semua manusia bekerja semata-mata untuk mempertahankan hidupnya. Ada manusia yang bekerja untuk mencari nafkah atau makan sehari-hari, ada manusia yang bekerja supaya dapat bertemu dengan orang lain, ada pula orang yang bekerja karena ingin memperoleh kepuasaan tertentu seperti artis atau seniman, dan sebagainya.
Pengukuran
Kerja (Work Measurement) adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap
berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada suatu perusahaan. Hasil
pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana
perusahaan memerlukan penyesuaian–penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan
pengendalian.
PEMBAHASAN
A.
Definisi
pengukuran kerja
Perancangan
atau Pengukuran Sistem Kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip
dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu rancangan sistem kerja yang terbaik.
Ilmu ini merupakan salah satu ilmu didalam disiplin teknik industri, bahkan
dilihat dari sejarahnya, perancangan sistem kerja merupakan cikal bakal disiplin
ini.
Dalam
penerapannya, perancangan sistem kerja akan berinteraksi dengan berbagai ilmu
lain didalam disiplin teknik industri untuk secara bersamaan mencapai keadaan
optimal dari suatu system produksi dalam arti kata yang luas, yaitu sistem yang
terdiri dari komponen-komponen manusia, bahan, mesin, peralatan, dan uang.
Sebagai suatu ilmu, Perancangan Sistem Kerja mempunyai kerangka sendiri dengan
bagian-bagiannya yang secara bersama-sama terpadu untuk mencapai tujuan diatas.
B.
Tujuan
analisis pengukuran kerja
Tujuan
APK adalah menghasilkan suatu sistem kerja yang ENASE yaitu efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien. Maksud dari tujuan ini adalah bahwa dengan
diterapkannya APK diharapkan sistem kerja yang dirancang efektif yakni mampu
menghasilkan output sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan
sehat bagi pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan tempat
kerja itu berlangsung, serta efisien dalam arti bahwa biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu kecil nilainya dibanding dengan
output yang dihasilkan.
C.
Metode
pengukuran kerja
Proses
pengukuran dan pembakuan waktu dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara yaitu
langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Pengukuran Jam Henti (Stopwatch time study) dan Sampling
Kerja (Work sampling). Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan
dengan menggunakan metode Data Waktu Baku (Standart Data) dan Data Waktu
Gerakan (Predetermined Time System).
1. Pengukuran
Kerja secara Langsung
Metode
pengukuran langsung yaitu mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan
oleh operator dan mencatat waktu yang diperlukan oleh operator dalam melakukan
pekerjaannya dengan terlebih dahulu membagi operasi kerja dalam elemen-elemen
kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa diamati dan diukur.
Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan didapatkan waktu
baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.
Ada dua metode yang digunakan pada pengukuran langsung yaitu metode jam henti
(Stopwatch Time Study) dan metode work sampling.
a. Metode
Stopwatch Time Study (STS)
Pengukuran waktu kerja
menggunakan jam henti diperkenalkan Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode
ini baik untuk diaplikasikan pada pekerjaan yang singkat dan berulang
(repetitive). Dari hasil pengukuran akan diperoleh waktu baku untuk
menyelesaikan suatu siklus pekerjaan yang akan dipergunakan sebagai waktu
standar penyelesaian suatu pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan
pekerjaan yang sama. Dalam pengukuran kerja, hal-hal penting yang harus
diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu
saja waktu baku) tersebut digunakan dalam kaitannya dengan proses produksi.
Biasanya, penetapan waktu baku akan dikaitkan dengan maksud-maksud pemberian
insentif/bonus pekerja langsung (direct labour ). Pengukuran kerja ini dapat
diaplikasikan pada industri manufaktur dengan jumlah output yang konstan untuk
selang waktu yang lama.
b. Metode
Work Sampling
Work Sampling, Ratio
Delay Study, Atau Random Delay Study adalah suatu teknik kerja untuk mengadakan
sejumla pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau
pekerja/operator. Pengukuran kerja dengan metode work sampling ini seperti
halnya dengan pengukuran kerja dengan jam henti diklasifikasikan sebagai
pengukuran kerja secara langsung karena pelaksanaan kegiatan pengukuran harus
secara langsung di tempat kerja yang diteliti. Teknik sampling kerja pertama
kali digunakan oleh seorang sarjana Inggris bernama L.H.C. Tippett dalam
aktivitas penelitianya di industri tekstil. Selanjutnya cara atau metode sampling
kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam
mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif
karena metode ini dengan cepat dan mudah dapat dipakai untuk menentukan waktu
longgar (allowance time) yang tersedia dalam suautu pekerjaan, pendayagunaan
mesin sebaik-baiknya, dan penetapan waktu baku untuk proses produksi.
Dibandingkan dengan metoda kerja yang lain, metode ini akan terasa jauh lebih
efisien karena informasi yang dikehendaki akan didapatkan dalam waktu relatif
lebih singkat dengan biaya yang tidak terlalu besar.
2. Pengukuran
kerja secara tidak langsung
Metode
pengukuran secara tidak langsung yaitu merekam pekerjaan yang dilakukan oleh
operator menggunakan alat bantu (video) dan kemudian mencatat waktu operasinya
di lain tempat kemudian menganalisanya menggunakan metode tabel PMTS, MOST, dan
sebagainya. Waktu-waktu yang diamati dicatat berdasarkan jarak antar tempat
kerja dan elemen-elemen kerja yang sedetail mungkin dengan syarat masih bisa
diamati dan diukur. Kemudian dari hasil pengamatan dan pengukuran tersebut akan
didapatkan waktu baku ataupun distribusi waktu operator untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut
D.
Keuntungan
menerapkan analisis pengukuran kerja
1. Waktu
kerja yang semakin pendek
Jumlah output per hari
yang semakin tinggi menyebabkan ongkos per produk yang semakin kecil, sehingga
secara keseluruhan ongkos produksi menurun.
2. Perbaikan
sistem kerja
Perbaikan sistem kerja
dapat dilakukan dan diterapkan pada berbagai komponen dan interaksi antar
komponen sistem.
3. Penjadwalan
produksi
Dibakukannya waktu
operasi di setiap stasiun kerja memungkinkan kita untuk menjadwalkan produksi
di tingkat shopfloor.
4. Pengaturan
pembebanan dan line balancing
Beban kerja pada setiap
stasiun dapat diatur dan diseimbangkan berdasarkan berbagai informasi tentang
waktu operasi, beban kerja fisik, maupun mental yang diterima pekerja.
5. Pengaturan
tata letak dan lintasan kritis
Untuk merancang atau mengatur tata
letak suatu pabrik baik itu manufaktur ataupun fasilitas jasa, dibutuhkan
informasi yang cukup tentang perancangan proses kerja, pengaturan dan
pengukuran waktu kerja, keterkaitan antar berbagai aktivitas, dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
@B29-RIVALDI
BalasHapusDalam proses bekerja, sangat banyak cara yg dilakukan, untuk itu diperlukan adanya analisis agar proses bekerja dapat lebih efektif, jurnal sangat lengkap namun karna terlalu panjang membuat jenuh pembaca, semoga kedepannya penulis dapat mengambil point point penting saja
@B11-AZIZ
BalasHapussaya sangat setuju dengan artikel di atas karena dengan adanya analisis kerja proses bekerja akan semakin efektif.
penjelasan terlalu panjang sehingga dapat membuat pembaca menjadi jenuh dan bosan