DESAIN
DAN ERGONOMI
Manusia dalam kehidupannya banyak menggunakan desain
sebagai fasilitas penunjang aktivitasnya.
Manusia menginginkan desain sebagai produk yang sesuai dengan trend dan mewadahi kebutuhannya yang semakin meningkat. Melihat kondisi saat ini, kecenderungan desain yang berubah akibat peningkatan kebutuhan manusia tersebut menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya desain yang eksklusif dan representatif, makin bertambahnya usaha-usaha di bidang desain yang mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor pemasaran (daya tarik dan daya jual di pasaran), serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas desain yang menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan pasar dan permintaan konsumen.
Manusia menginginkan desain sebagai produk yang sesuai dengan trend dan mewadahi kebutuhannya yang semakin meningkat. Melihat kondisi saat ini, kecenderungan desain yang berubah akibat peningkatan kebutuhan manusia tersebut menimbulkan kesadaran manusia tentang pentingnya desain yang eksklusif dan representatif, makin bertambahnya usaha-usaha di bidang desain yang mengakibatkan persaingan mutu desain, peningkatan faktor pemasaran (daya tarik dan daya jual di pasaran), serta tuntutan kapasitas produksi yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas desain yang menghasilkan gagasan kreatif dipengaruhi pula oleh kecepatan membaca situasi, khususnya kebutuhan pasar dan permintaan konsumen.
Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas
luas dari inovasi desain dan teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan
(melalui transaksi jual-beli) dan fungsional. Desain merupakan hasil
kreativitas budi-daya (man-made object) manusia yang diwujudkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, yang memerlukan perencanaan, perancangan maupun
pengembangan desain, yaitu mulai dari tahap menggali ide atau gagasan,
dilanjutkan dengan tahapan pengembangan, konsep perancangan, sistem dan detail,
pembuatan prototipe dan proses produksi, evaluasi, dan berakhir dengan tahap
pendistribusian. Jadi dapat disimpulkan bahwa desain selalu berkaitan dengan
pengembangan ide dan gagasan, pengembangan teknik, proses produksi serta
peningkatan pasar.
Ruang lingkup kegiatan desain mencakup masalah yang
berhubungan dengan sarana kebutuhan manusia, di antaranya desain interior,
desain mebel, desain alat-alat lingkungan, desain alat transportasi, desain
tekstil, desain grafis, dan lain-lain. Memperhatikan hal-hal tersebut, desainer
dalam analisis pemecahan masalah dan perencanaannya atau filosofi rancangan
desain bekerja sama dengan masyarakat dan disiplin ilmu lain seperti arsitek,
psikolog, dokter atau profesi yang lain. Misalnya, dalam merancang desain kursi
pasien gigi, dibutuhkan kerja sama dari dokter dan pasien, diperlukan
penelitian lebih lanjut tentang aktivitas dan posisi duduk pasien sebagai
pemakai, yang efektif, efisien, aman, nyaman dan sehat, sehingga desainer dapat
menyatukan bentuk dengan memusatkan perhatian pada estetika bentuk, konstruksi,
sistem
dan mekanismenya. Selain itu, desainer dapat membuat suatu prediksi untuk masa
depan, serta melakukan pengembangan desain dan teknologi dengan memperhatikan
segala kelebihan maupun keterbatasan manusia dalam hal kepekaan inderawi (sensory),
kecepatan, kemampuan penggunaan sistem gerakan otot, dan dimensi ukuran tubuh,
untuk kemudian menggunakan semua informasi mengenai faktor manusia ini sebagai
acuan dalam perancangan desain yang serasi, selaras dan seimbang dengan manusia
sebagai pemakainya.
Untuk menilai suatu
hasil akhir dari produk sebagai kategori nilai desain yang baik biasanya ada
tiga unsur yang mendasari, yaitu fungsional, estetika, dan ekonomi. Kriteria
pemilihannya adalah function and purpose, utility and economic, form and
style, image and meaning. Unsur fungsional dan estetika sering
disebut fit-form-function, sedangkan unsur ekonomi lebih
dipengaruhi oleh harga dan kemampuan daya beli masyarakat (Bagas, 2000). Desain
yang baik berarti mempunyai kualitas fungsi yang baik, tergantung pada sasaran
dan filosofi mendesain pada umumnya, bahwa sasaran berbeda menurut kebutuhan
dan kepentingannya, serta upaya desain berorientasi pada hasil yang dicapai,
dilaksanakan dan dikerjakan seoptimal mungkin.
Ergonomi
merupakan salah satu dari persyaratan untuk mencapai desain yang qualified,
certified, dan customer need. Ilmu ini akan menjadi suatu keterkaitan yang
simultan dan menciptakan sinergi dalam pemunculan gagasan, proses desain,
dan Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan
informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik
manusia untuk perancangan mesin, peralatan, sistem kerja, dan lingkungan yang
produktif, aman, nyaman dan efektif bagi manusia. Ergonomi merupakan suatu
cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat
manusia, kemampuan manusia dan keterbatasannya untuk merancang suatu sistem
kerja yang baik agar tujuan dapat dicapai dengan efektif, aman dan nyaman
(Sutalaksana, 1979).
Fokus utama pertimbangan ergonomi menurut Cormick
dan Sanders (1992) adalah mempertimbangkan unsur manusia dalam perancangan
objek, prosedur kerja dan lingkungan kerja. Sedangkan metode pendekatannya
adalah dengan mempelajari hubungan manusia, pekerjaan dan fasilitas
pendukungnya, dengan harapan dapat sedini mungkin mencegah kelelahan yang
terjadi akibat sikap atau posisi kerja yang keliru. Untuk itu, dibutuhkan
adanya data pendukung seperti ukuran bagian-bagian tubuh yang memiliki
relevansi dengan tuntutan aktivitas, dikaitkan dengan profil tubuh manusia,
baik orang dewasa, anak-anak atau orang tua, laki-laki dan perempuan, utuh atau
cacad tubuh, gemuk atau kurus. Jadi, karakteristik manusia sangat berpengaruh
pada desain dalam meningkatkan produktivitas kerja manusia untuk mencapai
tujuan yang efektif, sehat, aman dan nyaman. Tujuan tersebut dapat tercapai
dengan adanya pengetahuan tentang kesesuaian, kepresisian, keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan manusia dalam menggunakan hasil produk desain, yang
kemudian dikembangkan dalam penyelidikan di bidang ergonomi. Penyelidikan
ergonomi dibedakan menjadi empat kelompok, yakni :
1)
Penyelidikan tentang tampilan/display
Penyelidikan pada suatu perangkat (interface)
yang menyajikan informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada
manusia antara lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang,
2)
Penyelidikan tentang kekuatan fisik
manusia
Penyelidikan dengan mengukur kekuatan serta
ketahanan fisik manusia pada saat kerja, termasuk perancangan obyek serta
peralatan yang sesuai dengan kemampuan fisik manusia beraktivitas.
3)
Penyelidikan tentang ukuran tempat kerja
Penyelidikan ini bertujuan untuk
mendapatkan rancangan tempat kerja yang sesuai dengan ukuran atau dimensi tubuh
manusia.
4)
Penyelidikan tentang lingkungan kerja
Meliputi penyelidikan mengenai kondisi
lingkungan fisik tempat kerja dan fasilitas kerja, misalnya pengaturan cahaya,
kebisingan, temperatur, dan suara.
Berkenaan dengan
penyelidikan tersebut, beberapa disiplin ilmu ergonomi yang terlibat antara
lain anatomi dan fisiologi (struktur dan fungsi pada manusia), antropometri
(ukuran-ukuran tubuh manusia), fisiologi psikologi (sistim syaraf dan otak
manusia), dan psikologi eksperimen (perilaku manusia). Studi tentang psikologi
eksperimen dalam desain diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dimensi/ukuran
tubuh manusia (misalnya saja kebiasaan, perilaku dan budaya manusia duduk,
berdiri, mengambil sesuatu, dan bergerak), sehingga didapatkan ukuran yang
tepat agar tidak terjadi kekeliruan data dalam perencanaan desain. Psikologi
dijadikan studi karena dianggap penting untuk menelaah perilaku dan hal-hal
yang dipikirkan oleh manusia sebagai pengguna desain. Seperti yang diungkapkan
Ching (1987) dalam perencanaan desain mebel, manusia adalah faktor utama yang
mempengaruhi bentuk, proporsi dan skala mebel. Untuk memperoleh manfaat dan
kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas, mebel harus dirancang sesuai dengan
ukuran tubuh manusia, jarak bebas yang diperlukan oleh pola aktivitas dan sifat
aktivitas yang dijalani.
Pengambilan data ukuran yang keliru mengakibatkan
kegagalan desain, struktur dan fungsi tubuh manusia terganggu dan berubah,
bahkan yang paling vital mengakibatkan terganggunya sistem otak dan saraf.
Misalnya dalam perancangan desain kursi, Suparto (2003) mengungkapkan hal
penting yang diperhatikan dalam perancangan yaitu memperhatikan kemampuan elemen-elemen
kursi untuk menanggapi dan membentuk keseimbangan dan kestabilan pada saat
orang duduk di atasnya. Pusat gravitasi tubuh pada saat duduk tegak berada
sekitar 22 cm di muka dan 24 cm di atas titik acuan duduk (titik acuan duduk
adalah perpotongan bidang sandaran dan alas duduk), sedangkan pada saat berdiri
tegak pusat gravitasi akan berada 10 cm di depan dan sekitar 15 cm di atas
titik acuan duduk. Jadi perancangan dudukan yang terlalu tinggi atau rendah
akan berpengaruh buruk pada kenyamanan, mengurangi keseimbangan duduk,
kelelahan pada daerah punggung khususnya tulang belakang, bahkan bahaya yang
lebih besar adalah terjadinya hambatan dalam sirkulasi darah atau gumpalan
darah (thrombophlebitis). Ringkasnya, ergonomi merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan dalam perancangan desain.
EVALUASI
ERGONOMI DALAM PERANCANGAN DESAIN
Esensi dasar dari evaluasi ergonomi dalam proses
perancangan desain adalah sedini mungkin mencoba memikirkan kepentingan manusia
agar bisa terakomodasi dalam setiap kreativitas dan inovasi sebuah ‘man made
object’ (Sritomo, 2000). Fokus perhatian dari sebuah kajian ergonomis akan mengarah ke
upaya pencapaian sebuah perancanganan desain suatu produk yang memenuhi
persyaratan ‘fitting the task to the man’ (Granjean, 1982), sehingga setiap
rancangan desain harus selalu memikirkan kepentingan manusia, yakni perihal
keselamatan, kesehatan, keamanan maupun kenyamanan. Sama seperti yang
diungkapkan Sritomo (2000), desain sebelum dipasarkan sebaiknya terlebih dahulu
dilakukan kajian/evaluasi/pengujian yang menyangkut berbagai aspek teknis
fungsional, maupun kelayakan ekonomis seperti analisis nilai, reliabilitas,
evaluasi ergonomis, dan marketing.
Untuk melaksanakan
kajian atau evaluasi (pengujian) bahwa desain sudah memenuhi persyaratan
ergonomis adalah dengan mempertimbangkan faktor manusia, dalam hal ini ada
empat aturan sebagai dasar perancangan desain, yakni :
1.
Memahami bahwa manusia merupakan fokus
utama perancangan desain, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan struktur
anatomi (fisiologik) tubuh manusia harus diperhatikan, demikian juga dengan
dimensi ukuran tubuh (anthropometri).
2.
Menggunakan prinsip-prinsip kinesiologi
dalam perancangan desain (studi mengenai gerakan tubuh manusia dilihat dari
aspek biomechanics), tujuannya untuk menghindarkan manusia melakukan
gerakan kerja yang tidak sesuai, tidak beraturan dan tidak memenuhi persyaratan
efektivitas efisiensi gerakan.
3.
Pertimbangan mengenai kelebihan maupun
kekurangan (keterbatasan) yang berkaitan dengan kemampuan fisik yang dimiliki
oleh manusia di dalam memberikan respon sebagai kriteria-kriteria yang perlu
diperhatikan pengaruhnya dalam perancangan desain.
4.
Mengaplikasikan semua pemahaman yang
terkait dengan aspek psikologik manusia sebagai prinsip-prinsip yang mampu
memperbaiki motivasi, attitude, moral, kepuasan dan etos kerja.
Selain hal-hal tersebut
di atas, unsur lain yang juga penting untuk diperhatikan dalam perancangan
desain adalah hubungan antara lingkungan, manusia, alat-alat atau perangkat
kerja, dengan produk fasilitas kerjanya. Satu sama lain saling berinteraksi dan
memberi pengaruh signifikan terhadap peningkatan produktivitas, efisiensi,
keselamatan, kesehatan, kenyamanan maupun ketenangan orang bekerja sehingga
menghindarkan diri dari segala bentuk kesalahan manusiawi (human error)
yang berakibat kecelakaan kerja.
KESIMPULAN
Perbedaan individual antara manusia dewasa dengan
anak-anak, laki-laki atau perempuan, menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya
memiliki bentuk tubuh, ukuran (anthropometri) dan karakter fisik yang
berbeda-beda. Berangkat dari realitas ini, maka dalam perancangan desain
sedapat mungkin fleksibel untuk dapat digunakan oleh mayoritas populasi yang
secara leluasa bebas mengatur dan beradaptasi dengan ukuran tubuh
masing-masing. Memperhatikan hal tersebut, desain yang qualified, certified
dan customer need, sebaiknya dirancang dengan terlebih dahulu
memperhatikan segala faktor yang terkait dengan manusia yang mengunakan
atau mengoperasionalkan hasil produk desain yang fungsional, dengan
memperhatikan faktor keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan manusia.
KEPUSTAKAAN
Ching, F.DK., 1987. Interior Design Illustrated.
New York: Von Nostrand Reinhold Company.
Granjean, 1982. Etienne, Fitting the Task to the
Man : An Ergonomic Approach. London: Taylor and Francis Limited.
Holt, Knut,
1983. Product Innovation Management. London: Butterworths.
Panero, Julius and Zelnik, Martin, 1979. Human
Dimension Interior Space. New York: Whitney Library of Design.
Pheasant, S. T., 1988. Anthropometry Ergonomics
and Design. London: Taylor and Farncis.
________, 1991. Ergonomics
Work and Health . London: Macmillan Press.
Prasetyo W., Bagas, 2000. Evaluasi Ergonomi dalam
Desain . Surabaya: Proceeding Seminar Nasional Ergonomi, Jurusan TI – ITS.
Sanders, Ms. and Mc. Cormick, Ernest J., 1992. Human
Factors in Engineering and Design. New York: Mc. Graw-Hill Book Co.
Sutalaksana, et
al., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan TI – ITB.
Sutalaksana, Iftikar Z., 2000. Duduk, Berdiri dan
Ketenagakerjaan Indonesia . Surabaya: Proceedings Seminar Nasional
Ergonomi, Jurusan TI – ITS.
Winjosoebroto, Sritomo, 2000. Evaluasi Ergonomi
dalam Proses Perancangan Produk. Surabaya: Proceeding Seminar Nasional
Ergonomi, Jurusan TI – ITS.
@C13-ROHADI,Tugas Tc06 (kuis)
BalasHapusArtikel yang di angkat sangat menarik, design ergonomi memang sangat penting bagi manusia yang membutuhkan benda2 bantu di sekitar nya dalam menjalani rutinitas hidup, dengan design yang sesuai dengan kenyamanan pengguna sesuai bentuk tubuh fisik dan biologis manusia akan lebih memudahkan dalam manusia menggunakan alat-alat bantu di sekitarnya.
Untuk penyusunan artikel sudah lumayan bagus sesuai kriteria tugas namun bila diamati dan di prediksi tugas yang saudara angkat boleh jadi copas artikel lain tanpa ada inisiatif pemikiran kata-kata sendiri
Terimakasih
Hadi Maulana
BalasHapusKode Tugas: @C02-HADI
Mengenai artikel ini yang berjudul "evaluasi ergonomi dalam perancangan desain" sangat bermanfaat bagi para pengusaha yang akan memulai maupun bagi pengusaha yang akan meluncurkan prodak baru, karean dalam artikel ini dijelaskan dengan sangat detail dan mudah dipahami, ergonomi sendiri sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena bersangkutan dengan human/manusia itu sendiri.
Ergonomi membantu mendesain apapun itu sesuai kebutuhan manusia.
@C24-AGIS
BalasHapusPembahasan pada artikel diatas sangat erat kaitannya dengan desain.
Ya, desain sangat berperan penting dalam segala aspek kehidupan. Pada dunia bekerja, desain digunakan sebagai acuan dan dasar kerja yang membuat pekerja paham akan apa yang dikerjakan dan kenyamanan dalam bekerja.
Misal saja desain tempat duduk dan meja kerja, tentu meja dan kursi yang digunakan menyesuaikan jenis pekerjaannya agar tidak menimbulkan sakit.