Judul jurnal : PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN PENDEKATAN DMAIC PADA PROSES HANDLING PAINTED BODY BMW X3
(STUDI KASUS: PT. TJAHJA SAKTI MOTOR)
Volume &
halaman : Volume
IX hal 1-9
Penulis :
Dino Caesaron, Tandianto
Peringkas : Arif Ibnu Budiyawan
Tanggal : 20 september 2016
ABSTRAK
Kualitas
adalah pemenuhan kebutuhan dan harapan pelanggan atau bahkan dapat melebihi
kebutuhan dan
harapan dari pelanggan tersebut.
Setiap perusahaan perlu
meningkatkan
kualitas baik
produk maupun proses
yang ada. Six
sigma adalah sebuah
sistem yang
komprehensif dan fleksibel
untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses
bisnis. Salah
satu alat dalam melaksanakan
six sigma adalah
Define, Measure,
Analyze,
Improve dan Control (DMAIC).
PT. TSM (PT.Tjahja Sakti Motor) merupakan
salah satu anak perusahaan PT. Astra International Tbk yang bergerak
dibidang otomotif, dan sebagaiagen
pemegang merk mobil
BMW. Penelitian ini
fokus pada divisi handling khususnyaproduk
Painted Body BMW
X3. Dalam proses
handling Painted Body
BMW X3 masih berada dalam keadaan
stabil dengan tidak
adanya data proporsi
yang berada diluar bataskendali
dengan hasil akhir P =0,2; UCL
10,68; LCL=0. Tingkat sigma dari
produksiPainted Body BMW X3 saat ini berada di level 3,3 sigma sehingga diperlukan perbaikan yang
dilakukan untuk mencapai level 6 sigma.
Menggunakan alat diagram pareto denganmenggunakan data
cacat produksi yang
ada, didapat 4 jenis
defect yaitu Flex
(31,3%),Chip (24,7%), Contamination
(18,7%), Scratch (13.3%)
yang akan dijadikan
prioritas dalam penanganan masalah.
Kata Kunci: Six
sigma, DMAIC, Diagram Pareto, Fishbone, FMEA
PENDAHULUAN
Untuk menghasilkan
produk dengan kualitas terbaik, perusahaan
harus melakukan perbaikan
kualitas dan perbaikan
proses dengan harapan tercapainya
tingkat cacat produk hingga tidak ada cacat. Metode Six Sigma sering
digunakan oleh perusahaan
untuk pengendalian kualitas produk dengan meminimasi jumlah cacat atau defect.
PT. TSM
(Tjahja Sakti Motor)
merupakan salah satu
anak perusahaan PT.
Astra International Tbk yang
bergerak dibidang otomotif,
dan sebagai agen
pemegang merk mobil BMW,
Peugeot dan Mini Cooper,
berkantor di Jalan Gaya
Motor Selatan No.1 Sunter II.
Sebagai agen pemegang
merek mobil merek
BMW, PT TSM
ini melakukan kegiatan impor dan logistic.
Dalam proses handling yang dilakukan masih banyak terdapat cacat khususnya pada Painted
Body BMW X3. Dalam data tahun 2013 persentase jumlah cacat yang terjadi
adalah 20% (24 dari 120 Painted Body BMW X3). Oleh karena itu, PT. TSM
perlu melakukan perbaikan
agar proses produksi dapat berjalan dengan
lancar dan komponen yang ada
dalam kualitas yang baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas
Prawirosentono (2007),
mendefinisikan kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan
sifat suatu produk bersangkutan
yang dapat memenuhi selera
dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai
uang yang telah dikeluarkan.
Six Sigma
Six sigma merupakan
suatu sistem yang
komprehensif dan fleksibel
untuk mencapai,
mempertahankan, dan memaksimalkan
sukses bisnis. Six
Sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan,
pemakaian yang disiplin terhadap
fakta, data, dan
analisis statistik, dan
perhatian yang cermat
untuk mengelola,
memperbaiki, dan menanamkan
kembali proses bisnis.
DMAIC
Define
Critical to Quality (CTQ)
Karakteristik kualitas
(CTQ) kunci ditetapkan seyogianya
berhubungan langsung dengan kebutuhan
spesifik pelanggan yang
diturunkan secara langsung
dari persyaratan-persyaratan output
dan pelayanan (Gaspersz, 2002).
Measure
·
Peta Kontrol (Control Chart)
Peta kontrol pada dasarnya
merupakan alat analisis yang dibuat
mengikuti metode statistik, dimana data
yang berkaitan dengan
kualitas produk atau
proses akan diplotkan dalam sebuah peta.
·
Kinerja Baseline
Kinerja Baseline ini digunakan untuk mengetahui level
sigma perusahaan.
·
Diagram Pareto
Diagram pareto ini pertama kali ditemukan oleh Vifredo Pareto
yaitu konsep 20-80
atau 20% dari
populasi penduduk menguasai 80% kekayaan
di Italy, muncul
nama M. Juran
sebagai doktor yang
membedah lebih lanjut penemuan Pareto.
Analyze
Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)
Diagram ini
berguna untuk menganalisa
dan menemukan faktor-faktor
yang berpengaruh secara signifikan
didalam menentukan karakteristik
kualitas output kerja.
Improve
Failure Mode Effect and Analyze (FMEA)
FMEA merupakan
suatu tool penilaian yang
penting untuk mengevaluasi potensi kegagalan yang kritis ketika sebuah
kegagalan terjadi.
Control
Tahap control
merupakan tahap terpenting karena perbaikan ulang terhadap proses tidak diinginkan
dan keuntungan dari
perbaikan yang terus-menerus
harus didapatkan
METODE PENELITIAN
Data
produksi dan cacat produksi periode tahun 2013 digunakan untuk melakukan analisis
pengendalian kualitas dengan
pendekatan DMAIC. DMAIC menghilangkan
langkah-langkah proses yang
tidak produktif, dan
fokus pada pengukuran-pengukuran baru, penerapan teknologi untuk
peningkatan kualitas menuju target
Six Sigma. Tahapan dalampenelitian ini meliputi:
Define
Tahap ini
merupakan tahap awal dalam
Six Sigma. Pada tahap
ini akan dilakukan penentuan sasaran
dan identifikasi jumlah
total cacat produk. Pada
tahap ini pula didefinisikan CTQ berdasarkan input
dari pelanggan terhadap kualitas produk.
Measure
menentukan cacat dominan yang merupakan CTQ dengan menggunakan diagram
pareto, mengukur nilai total DPMO dan
tingkat sigma.
Analyze
Tahap ini merupakan tahap
menganalisa, mencari dan menemukan akar penyebab dari suatu
masalah. Hal ini dapat dengan
menggunakan diagram sebab
akibat
Improve
Pada tahap
ini, FMEA (Failure
Mode and Effect Analysis) digunakan
untuk menentukan prioritas rencana
perbaikan. FMEA adalah
sistematika dari aktivitas
yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi tingkat kegagalan
(failure) potensial
yang ada
pada sistem, produk atau proses terutama pada bagian akar-akar fungsi
produk atau proses pada faktor-faktor
yang mempengaruhi produk
atau proses
Control
Tahap ini
merupakan tahap untuk
mengendalikan proses yang
sudah diperbaiki.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data cacat
Produksi
Beberapa cacat produksi yang
terjadi pada proses
handling yaitu, chip,
scratch, flex, dent, contamination dan damage.
Define (Critical to Quality)
Tahap awal dalam
pendekatan DMAIC adalah
identifikasi hal-hal terkait kualitas yang menjadi
prioritas (critical to quality),
Measure (Peta NP, DPMO dan Tingkat Sigma)
Setelah memastikan
proses handling berada
dalam batas kendali,
selanjutnya perhitungan DPMO dan level sigma dilakukan
Analyze
(Diagram Pareto, Diagram Tulang Ikan)
Penentuan jenis
cacat dominan dilakukan dengan
menggunakan diagram pareto dan diagram
tulang ikan (fishbone diagram).
Improve (Failure
Mode & Effect Analysis)
Pada tahap
ini, akar permasalahan
yang telah diuraikan
dengan menggunakan diagram tulang
ikan, akan dianalisis dengan cara mengidentifikasi modus kegagalan, efek
dan sebab modus
kegagalan serta dihitung
nilai prioritas penyelesaian masalah
(RPN) dengan menggunakan alat FMEA.
Control
Dalam tahap
ini perlu adanya suatu
rekaman atau histori
data perbaikan sehingga dapat dilakukan suatu
perbandingan apakah proses
dapat lebih baik dibandingkan
dengan proses perbaikan
sebelumnya. Beberapa alat yang
dapat digunakan untuk melakukan
hal ini diantaranya adalah, check
sheet, kinerja baseline, quality report, FMEA, peta control,
dan pendokumentasian.
PENUTUP
Simpulan
Beberapa simpulan
yang didapatkan antara
lain: berdasarkan peta control NP, proses
handling PT. TSM
masih berada dalam
batas kendali, terlihat tidak adanya
cacat yang diluar batas kendali
(khususnya batas kendali atas). Terdapat 4 jenis cacat dominan dalam proses
handling, yaitu flex
(31,3%); chip (24,7%);
contamination (18,7%); dan
scratch (13,3%).
Saran
Adapun usulan-usulan
yang diberikan untuk PT. TSM
adalah: menentuan standar penggantian lap
sebanyak maksimal 2x pemakaian
pada body mobil.
Mendesain ulang pengait yang
mudah dibuka dan kuat, dengan menggunakan engsel agar memudahkan pada saat unloading. Memberikan
standard penggunaan alat
bantu pada pekerjaan
yang lebih tinggi. Menyusun painted body
dengan menggunakan cover body agar terhindar dari benda asing yang dapat
menyebabkan cacat pada body.
Review
Jurnal penerapan
metode six sigma dengan pendekatan dmaic pada proses
handling painted body bmw x3 (studi kasus: pt. Tjahja sakti motor) tersebut sudah
cukup baik, tinjauan pustakanya cukup lenkap, metode dan pembahasanya mudah di
pahami. Namun akan lebih baik jika data-data yang di tampilkan bisa lebih
lengkap dengan menampilkan level sigma sebelum dan sesudah perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi S.H.
2012. Minimasi Defect
Produk dengan Konsep
Six Sigma. Jurnal
Teknik Industri.
Vol. 13 No. 1, hal 43-50.
Gasperz Vincent. 2002. Pedoman Implementasi
Program Six Sigma Terintegritas dengan ISO, 9001:2000,
MBNQA dan HACCP. Penerbit PT.
Gramedia Pusaka Utama,Jakarta.
Hetharia, Dorina, &
Kathy Angriani Sunandar. 2011. Usaha Peningkatan Mutu Kain Grey TS-8151 di
Departemen Weaving PT.
Istem. Jurnal Teknik
Industri, ISSN:1411-6340. 2011.
Prawirosentono Suryadi.
2007. Filosofi
Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Abad 21 “Kiat
Membangun Bisnis Kompetitif”. Jakarta: Bumi Aksara.
2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.