.

Kamis, 08 September 2016

Dunia Kedokteran Bersama Teknologi


Manusia tidak ada hentinya dalam mengembangkan teknologi, semakin banyak teknologi canggih yang tersebar luas di seluruh belahan dunia. Manusia sebagai makhluk hidup pintar memanfaatkan ilmu dan pengetahuan mereka untuk mengembangkan teknologi, terutama robot untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam berbagai hal.
Peralatan canggih teknologi lah yang menghasilkan alat bantu untuk manusia hidup. Alat bantu bernafas, mendengar, bergerak dan melihat hal-hal yang tidak dapat dilakukan manusia jika tanpa teknologi.
Banyak sekali alat bantu yang proses pembuatannya tentu menggunakan teknologi, dan banyak sekali alat bantu yang sangat bermanfaat, terutama membantu mempermudah kehidupan atau pekerjaan manusia.
Dalam artikel ini dibahas mengenai teknologi, terutama robot yang sangat berperan penting dalam membantu proses pengobatan atau proses operasi dibidang kedokteran.
Menarik apabila kita membicarakan mengenai robot, dan teknologi kedokteran terbaru telah menggunakan robot untuk pembedahan (Robotic Surgecy). Peran manusia tetap tak tergantikan sebagai operator robot, dengan menggunakan aspek yang berpadu antara manusia dengan robot diharapkan ada keseimbangan antara keduanya meskipun masih kontroversi sampai sekarang, dikarenakan banyaknya kecelakaan saat mengoperasikan robot tersebut.
Kedepan operasi bedah bisa dilakukan robot dengan bantuan internet yang dihubungkan dengan operator/ ahli diluar negeri, seperti menggunakan remote TV. Saat ini operasi besar dengan kasus-kasus sulit yang masih membutuhkan bimbingan dari ahli luar negeri masih dilakukan semacam teleconference, sehingga tahap-tahap operasi bedah yang susah ditangani dapat dilakukan, dokter operator dari dalam negeri sedang bimbingan dari para ahli di luar negeri yang dihubungkan dengan internet.

Dunia kedokteran tidak akan pernah berhenti menghadirkan sesuatu yang mengagumkan untuk pasien. Beberapa waktu lalu, sekelompok peneliti dari Vanderbilt University menciptakan robot bedah dengan ukuran yang sangat kecil yakni dua milimeter. Robot bedah ini sekilas terlihat seperti robot bedah milik da Vinci. Namun, menurut kepala tim peneliti, Robert Webster, robot bedah da Vinci hanya dikhususkan untuk operasi perut. Sehingga, robot tersebut tidak ideal untuk operasi pada tubuh yang lebih kecil.
"Sayangnya, robot bedah da Vinci menggunakan sistem kabel dan katrol yang sangat sulit untuk dijadikan ke dalam ukuran yang mini," ungkapnya. Bahkan, robot da Vinci memerlukan sayatan sebesar 5-8 milimeter untuk memasukkan robot ke dalam tubuh pasien. Terlebih, robot da Vinci juga mempunyai jarum yang cukup besar, sehingga menyulitkan robot tersebut menerobos melewati organ di dalam tubuh, seperti yang dilansir Engadget (26/7/15).

Bila dibandingkan dengan robot dari ilmuwan Vanderbilt University, pastinya robot da Vinci akan kalah telak. Pasalnya, selain ukuran robot yang mini, robot ini juga dapat ditekuk untuk memudahkannya meliuk-liuk di dalam tubuh saat operasi. Dengan demikian, dokter lebih gampang dalam mengarahkan robot untuk melakukan operasi bedah pada pasien.
Para peneliti menghabiskan waktu hingga enam tahun untuk merancang robot bedah tersebut. Robot ini terbuat dari tabung nikel titanium yang bagian lehernya dipotong sedikit untuk membuatnya lebih fleksibel. Selain itu, robot buatan ilmuwan dari Vanderbilt University ini diklaim mampu menekuk hingga 90 derajat.
Rencananya, robot bedah ini akan digunakan untuk operasi pengangkatan tumor di dasar tengkorak dan kelenjar pituitari. Operasi semacam ini biasanya hanya dapat dilakukan dengan membedah wajah, namun dengan robot mungil tersebut pengambilan tumor dapat dilakukan dengan cara dimasukkan melalui rongga hidung.

Hal ini dipercaya akan membuat pasien pulih lebih cepat. Selain robot diatas, banyak juga teknologi yang berperan sebagai alat bantu kedokteran seperti robot yang diprogram untuk menjadi pasien bagi para calon dokter gigi di Jepang. Setiap hari robot yang diberi nama Showa Hanako harus menjalani perawatan gigi, dibor, diputihkan, sampai ditambal. Dengan dibuat semirip mungkin dengan manusia, Hanako akan membantu para calon dokter gigi di Jepang melewati ujian praktik dengan baik.

Selanjutnya yaitu Robotic Surgecy, adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran bedah yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Walaupun bersifat robotic yang dilengkapi komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam pembedahan, jadi dokter ahli masih berperan dalam tindakan operasinya, sama halnya seperti robot yang dibuat oleh sekelompok peneliti dari Vanderbilt University, robot dengan ukuran 2 mm itu masih menggunakan manusia sebagai operatornya.
Meningkatnya kasus bedah dengan berbagai kasus telah memicu peningkatan penelitian dibidang robotika medis. Robotika adalah tren terbaru dalam operasi yang menurunkan komplikasi pasca operasi dibandingkan dengan operasi konvensional.
Menurut Meadows, Michelle dalam “Robots Lend a Helping Hand to Surgeons” menjelaskan bahwa robot adalah sebagai pembantu dalam melaksanakan operasi. Dalam perkembangannya robot menjadi asisten untuk tindakan operasi besar dengan membantu gerakan dari endoscopy dengan jenis operasi minimal invasif. Dengan demikian dapat menurunkan kejadian trauma dan nyeri pada pasien. 
Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan.
Keuntungan utama dari robotic surgecy ini adalah operasi dapat dilakukan dengan jarak jauh, beberapa keuntungan utama dari operasi dengan robot adalah lebih presisi, sayatan lebih kecil, mengurangi banyaknya perdarahan, waktu penyembuhan luka operasi lebih cepat, mempersingkat lama rawat pasca operasi, angka kesakitan lebih rendah, kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi, keuntungan lain juga adalah meminimalisir gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Sedangkan  peranan  robot sendiri dapat menjadi dokter bedah ataupun hanya sekedar membantu (asisten) dokter bedah.
Di negara kita Indonesia penggunaan robot sebagai dokter ataupun sebagai asisten dokter bedah masih minim, ini disadari bahwa negara kita adalah masih negara berkembang terhadap teknologi kedokteran bedah dengan menggunakan robot, namun demikian beberapa Rumah Sakit yang ada di Indonesia yang telah menggunakan teknologi ini, kiranya dapat mengembangkan bahkan memberi bukti keuntungan dan peran robot pada rumah sakit lain.

Daftar Pustaka :
- Fadillah Yasin. 2015. Teknologi di Bidang Kedokteran, Robotic Surgecy :
www.kompasiana.com.

- Pratama Hananta Fendy. 2015. Dunia Kedokteran Kedatangan Robot Bedah Kecil Yang Ahli Dalam Operasi: www.techno.id.
- Pasien Calon Dokter Gigi. Showa Hanako. www.jepang.net.
- Rondonuwu Stevan Harvie Rolly. 2011. Manfaat Dan Peran Robotic Surgecy. Fakultas Ilmu Keperawatan: Universitas Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.