I. JUDUL
RESENSI: HUBUNGAN ANTARA MANUASIA DENGAN FASILITAS KERJA
II. IDENTITAS
BUKU:
Judul
Buku : Ergonomi dan K3 Keselamatan
Kesehatan Kerja
Penulis : Dr. Wowo Sunaryo Kuswana, M.Pd.
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Tahun
Terbit : 2016
Cetakan : II
No. ISBN : 978-979-692-565-0
Halaman : 254
III. RIWAYAT
KEPENGARANGAN
Dr. Wowo
Sunaryo Kuswaana, M.Pd., lahir di Garut 1957 Jawa Barat, seorang pengajar
(Lektor Kepala) di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas
Pedidikan Indonesia. Pengalaman mengajar, sebagai Guru Tidak Tetap mulai dari
SLTP, SMA, SMK, dan beberapa PTS di Jawa Barat.
Selain itu,
dalam sela-sela kesibukan sebagai pengajar, juga terlibat dalam pengembangan
pendidikan, antara lain: Tim Pengembang Kurikulum dan Uji Kompetensi Pendidikan
Menengah Kejuruan di P3GT Bandung (Direktorat Menengah Kejuruan Depdiknas Tahun
1998-2000); Anggota Tim Pokja Manajemen Berbasis Sekolah (Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat Tahun 2001-2003); Anggota Tim Pengembang Pusdiklat
Departemen Kimpraswil Tahun 2003); Pengembang Uji Kompetensi Pendidikan Luar
Sekolah (Pusat Pengujian Pendidikan Depdiknas Tahun 2009-2010); Instruktur
pelatihan guru-guru (SLTP, SMA, dan SMK) Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,
sejak Tahun 2004-2001.
IV.
SINOPSIS
Ergonomi
berasal dari Bahasa Yunani, yaitu Ergon dan Nomos. Ergon memiliki arti kerja
dan Nomos memiliki arti hukum; jadi pengertian Ergonomik itu sendiri secara
garis besar adalah “Studi tentang manusia untuk menciptakan system kerja yang
lebih sehat, aman dan nyaman” (Arif, 2009). Konsep ergonomi serta keselamatan
kesehatan kerja merupakan konsep penting untuk diterapkan dalam suatu industri,
khususnya dalam perancangan stasiun kerjanya. Kecenderungan yang ada saat ini
adalah, pada industri skala kecil menengah. Konsep tersebut kurang begitu
diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan resiko kerja baik dari segi bahaya
kondisi lingkungan fisik, sikap dan cara kerja (Laksmiwaty, 2009).
Tujuan
penerapan ergonomi adalah untuk peningkatan kualitas kehidupan yang lebih baik,
untuk melindungi kesalahan pekerja, untuk meminimalkan kesalahan pekerja, dan
untuk memaksimalkan efisiensi sementara pekerja memberikan sedikit kenyamanan
bagi pekerja saat dia melakukan tugas pekerjaan. Dengan penerapan ergonomi ini,
maka akan tercipta lingkungan kerja aman, sehat dan nyaman sehingga kerja
menjadi lebih produktif dan efisien serta adanya jaminan kualitas kerja (Tim
Ergoinstitute, 2008).
Keselamatan
Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata “safety” dan
bisanya selalu dikaitkan dengan keadaan terbebasnya seseorang dari
peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near miss). Jadi pada
hakekatnya keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun sebagai suatu
pendekatan praktis mempelajari factor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan dan berupaya mengembangkan berbagai cara dan pendekatan untuk
memperkecil resiko terjadinta kecelakaan. Dalam mempelajari factor-faktor yang
dapat menyebabkan manusia mengalami kecelakaan inilah berkembang berbagai
konsep dan teori tentang kecelakaan (accident theories). Teori tersebut umumnya
ada yang memusatkan perhatiannya pada factor penyebab yang ada pada pekerjaan atau
cara kerja, ada yang lebih memperhatikan factor penyebab pada peralatan kerja
bahkan ada pula yang memusatkan perhatiannya pada factor penyebab pada perilaku
manusia (Alamsyah, 2004). Untuk memahami penyebab dan terjadinya sakit dan
celaka, terlabih dahulu perlu dipahami potensi bahaya (hazard) yang ada, kemudian
perlu mengenali (identity) potensi bahaya tadi, keberadaannya, jenisnya, pola
interaskinya dan seterusnya. Setelah itu perlu dilakukan penilaian (asses,
evaluate) bagaimana bahaya tadi dapat menyebabkan risiko (risk) sakit dan
celaka dan dilanjutkan dengan menentukan berbagai cara (control, manage) untuk
mengendalikan atau mengatasinya (Tresnaningsih, 2007).
Kesehatan
Kesehatan berasal dari bahasa Inggris “health”, yang
dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari
penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental
dan juga sehat secara social. Dengan demikiana pengertian sehat secara utuh
menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu
pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari
factor-faktor yang dapat menyebabkan manusia menderita sakit dan sekaligus
berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar
manusia tidak menderita sakit, bahkan lebih sehat (Sum’mamur, 1987).
Sebagaimana
kita ketahui bahwa umumnya manusia selalu mempunyai pekerjaan (work occupation)
dan sebagian besar waktunya berada dalam situasi bekerja sehingga dapat terjadi
manusia akan menderita penyakit yang mungkin disebabkan oleh pekerjaannya atau
menderita penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya. Karena alas an
tersebut berkembang ilmu yang dikenal dengan kesehatan kerja (occupational
health). Kesehatan kerja di samping mempelajari factor-faktor pada pekerjaan
yang dapat mengakibatkan manusia menderita penyakit akibat (occupational
disease) maupun penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya (work related
disease) juga berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk
pencegahannya, bahkan berupaya juga dalam meningkatkan kesehatan (healt
promotion) pada manusia pekerja tersebut (Alamsyah, 2004).
Pencapaian
kinerja manajemen K3 sangat tergantung kepada sejauh mana faktor ergonomi telah
terperhatikan di perusahaan tersebut.
Kenyataannya, kecelakaan kerja masih terjadi di berbagai perusahaan yang
secara administratif telah lulus (comply) audit sistem manajemen K3. Ada ungkapan bahwa “without ergonomics,
safety management is not enough”. Keluhan yang berhubungan dengan penurunan
kemampuan kerja (work capability) berupa kelainan pada sistem otot-rangka
(musculoskeletal disorders) misalnya, seolah-olah luput dari mekanisme dan
sistem audit K3 yang ada pada umumnya.
Padahal data menunjukkan kompensasi biaya langsung akibat kelainan ini (overexertion)
menempati rangking pertama (sekitar 30%) dibandingkan dengan bentuk
kecelakaan-kecelakaan kerja yang lain (Yanri, 2009).
Dengan
demikian menjadi semakin jelas bahwa keselamatan dan kesehatan kerja pada
hakekatnya merupakan suatu pendekatan ilmiah dan sekaligus merupakan suatu
program. Keselamatan dan kesehatan kerja sebagai suatu program didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya
(hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun
kerugiankerugian lainnya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa
keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis
dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan adan keselamatan yang
mungkin terjadi. Kata lain hakekat dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah
tidan berbeda dengan pengertian bagaimana kita mengendalikan risiko (risk
management) agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan (Sum’mamur, 1987).
V.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ISI BUKU
A.
Kelebihan
·
Sampul
buku (cover) cukup baik meski kualitas pengeleman kertas sedikit kurang.
·
Bahasanya
dapat dipahami dengan cukup baik
·
Bisa
menjadi pedoman bagi pekerja untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, baik fisik, mental, dan sosialnya.
·
Bisa
menjadi pedoman agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat
dan dengan demikian akan meningkatkan pula produksi perusahan.
·
Dari
segi kesehatan kerja, dapat menjadi pedoman untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan pekerja, melindungi dari gangguan kerja, meningkatkan
efisiensi kerja, dan menempatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan.
·
Dari
segi keselamatan kerja, dapat menjadi pedoman untuk melindungi hak keselamatan
pekerja, memelihara sumber produksi agar berdaya guna, menempatkan pekerja
sesuai kemampuan, meningkatkan efisiensi dan produktivitas
·
B.
Kekurangan
· Dari
segi penulisannya masih ada kesalahan ketik huruf atau kata-kata yang lewat
dari proses editing yang akan mengganggu pembaca.
VI.
PENUTUP
Kemampuan
manusia dalam melakukan aktivitas tidak hanya dibatasi oleh produktivitas yang
tinggi. Hal terpenting yang harus diperhatikan adalah keamanan, kenyamanan,
efisiensi kerja, dan yang terutama adalah kesehatan. Dalam melakukan
aktivitasnya kesehatan fisik merupakan modal utama dalam pencapaian
produktivitas kerja. Suatu lahan pekerjaan hendaknya memiliki peraturan yang
tidak hanya menguntungkan perusahaan namun kondisi pekerjaannya juga.
Suatu
program kerja perusahaan yang baik akan membawa dampak optimal bagi kemampuan
atau kebolehan pencapaian kerja yang maksimal, namun tetap memperhatikan
batasan manusia. Konseptual atau system yang dinamis akan terlihat dari cara
kerja pekerja. System ini akan dinamis apabila ditunjang dengan kondisi fisik
pekerja yang baik. Kecelakaan kerja dapat dihindari dengan melakukan pendekatan
yang sifatnya kuratif dengan jalan membatasi waktu dan beban kerja.
Dari
kesehatan fisik, kesehatan lingkungan, dan kesehatan mental, ergonomic akan
tercapai apabila kondisi fisik pekerja juga dalam kondisi optimal. Setiap
pekerja akan mencapai kesehatan fisik optimal apabila memperhatikan tingkat
konsumsi gizi, pemberdayaan tenaga yang baik, sikap tubuh yang baik, dan
efisisensi waktu. Pekerja harus memahami berapa takaran energy yang dibutuhkan
untuk melakukan aktivitas tersebut. Energy atau gizi tersebut meliputi jumlah,
kualitas, frekuensi, selera, kebiasaan, kemampuan, dan variasi.
@B31-RISDA
BalasHapusKomentar & Saran :Resensi bukunya sudah cukup baik, namun sinopsisnya bisa lebih diperingkat untuk menarik perhatian pembaca. Tulisan yang terlalu banuyak akan membuat pembaca bosan dan tidak mau melanjutkan membaca.
@b22 budi kusnadi penulisannya ini cukup bagus dan mudah d pahami
BalasHapus