Tiap
produk, apapun jenisnya, pasti akan mengalami kegagalan. Banyak hal yang
mempengaruhi dan beragam pula mekanisme yang menyebabkan terjadinya kegagalan
tersebut. Umumnya, kegagalan ini akan menyebabkan banyak sekali
ketidak-nyamanan sebagai tambahan terhadap dampak ekonomisnya. Tak sedikit
pula, beberapa dari kegagalan ini meningkatkan perhatian terhadap keselamatan
manusia, terlepas dari ada atau tidaknya kecelakaan fatal yang diakibatkannya. Namun,
banyak pula kegagalan yang akibatnya lebih signifikan dari sekedar dampak
ekonomis dan keselamatannya. Kegagalan komponen ini berawal dari temperatur
dibawah titik beku sebelum peluncuran yang berkontribusi terhadap kegagalan
dimaksud dengan membuat rubber menjadi mengkerut.
Keandalan
(reliability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau
sistem akan melakukan fungsi yang diinginkan sepanjang suatu periode waktu
tertentu bilamana digunakan pada kondisi-kondisi pengoperasian yang telah
ditentukan. Atau dalam perkataan yang lebih singkat, keandalan merupakan
probabilitas dari ketidak-gagalan terhadap waktu. Menentukan keandalan dalam pengertian operasional mengharuskan
definisi diatas dibuat lebih spesifik. Pertama, harus ditetapkan definisi yang
jelas dan dapat diobservasi dari suatu kegagalan. Berbagai kegagalan ini harus
didefinisikan relatif terhadap fungsi yang dilakukan oleh komponen atau sistem.
Kedua, unit waktu yang menjadi referensi dalam penentuan keandalan harus
diidentifikasikan dengan tegas. Sebagai contoh, interval waktu yang ditentukan
mungkin didasarkan pada waktu kalender atau jam, jam pengoperasian, atau dalam
siklus operasional. Ketiga, komponen atau sistem yang diteliti harus
diobservasikan pada performansi normal. Ini mencakup beberapa faktor seperti
beban yang didesain, lingkungan, dan berbagai kondisi pengoperasian ( Farida
2010).
Rekayasa
keandalan (reliability engineering) berupaya untuk melakukan studi, karakterisasi,
pengukuran, dan analisis terhadap berbagai kegagalan dan aktivitas
perbaikan-kembali dari komponen atau sistem dalam rangka meningkatkan
penggunaan operasionalnya. Peningkatan ini dilakukan melalui design life,
eliminasi atau reduksi kemungkinan munculnya berbagai kegagalan dan resiko
keselamatan, yang karenanya akan meningkatkan waktu pengoperasian yang
tersedia. Keandalan komponen merupakan sebuah masalah desain atau masalah
spesifikasi yang merupakan tanggung jawab pekerja bagia desain rekayasa. Satuan
dasar untuk pengukura keandalan disebut tigkat kegagala produk (product
failure rate-FR). Perusahaan yang memproduksi peralata berteknologi tiggi
biasanya menyediakan data megenai tingkat kegagalan produk. Tingkat kegagalan
meghitung prosentase kegagalan dalam jumlah total produk.
Bilamana diaplikasikan terhadap produk, beberapa tahapan
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
·
Penguraian dari struktur produk
berdasarkan pendekatan terhadap berbagai fungsi yang harus dilakukan oleh
produk, subsistem, dan tiap komponennya. Ini diilutrasikan melalui konstruksi
dari Function Block Diagram (FBD). Tahapan ini akan secara definitif
menjelaskan pengertian operasional dari kegagalan.
·
Penguraian dari arsitektur produk dalam
bentuk komposisional dari konfigurasi berbagai komponen, secara serial atau
paralel, yang membentuk produk bersangkutan. Ini selanjutnya akan dituangkan
secara diagramatis dalam Reliability Block Diagram (RBD).
·
Asesmen terhadap tingkat keandalan dari
tiap komponen (reliability estimation) yang berdasarkan RBD pada tahapan
sebelumnya akan menghasilkan estimasi dari tingkat keandalan produk
(reliability prediction).
·
Upaya peningkatan keandalan dari produk
akan dilakukan dengan analisis statistikal terhadap karakteristik kegagalan
pada tiap tahapan bathtub curve nya, yang kemudian bisa dioptimasi secara stokastik
atau dengan simulasi monte-carlo.
Kesimpulan
Dengan
semakin meningkatnya kesadaran akan keselamatan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh konsumen, maka mau tidak mau pihak manufaktur harus memperhatikan dan
mempertimbangkan dengan sangat mendalam aspek keandalan dari produk yang
dihasilkannya. Ini menjadi penting untuk bisa mewujudkan kepuasan konsumen
(customer satisfaction).
Daftar
Pustaka
Sitania,
D Farida. 2010. Analisa Keandalan Produk Dengan Pola Penggunaan Intermitten. Jurnal
Vol. 04 No. 2. Dalam http://jurnalonline.itenas.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/437/603
Diakses pada 20 September 2016, 21.00
Oktalisa,
Putri. Matondang, Nazaruddin. Ishak, Aulia. 2013. Perancangan Sistem Perawatan
Mesin Dengan Pendekatan Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream
Mapping. Jurnal Vol. 3 No. 1. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=110671\
Diakses pada 20 September 2016, 21.20
Widodo,
Teguh M. Djatmiko, Eko Budi. Prastianto Rudi Walujo. 2016. Keandalan Scantling
dan Struktur Geladak Pada Konversi Tanker Menjadi Epso Terhadap Beban
Kelelahan. Jurnal Tugas Akhir. Dalam http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10805-Paper.pdf
Diakses pada 20 September 2016, 21.40
Rohman
Aizatur. 2014. Pemeliharaan dan Keandalan. Dalam https://aizaturr.wordpress.com/2014/01/05/pemeliharaan-dan-keandalan/
Diakses Pada 20 September 2016, 21.45
Kusuma,
I Putu Andri. 2015. Studi Analisa Kehandalan dan Sistem Bahan Bakar Dikapal
Dengan Pemodelan Dinamika Sistem. Jurnal Seminar Teknologi Sains. Dalam http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/11.-I-putu_itats.pdf
Diakses pada 20 September 2016, 21.50
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.