.

Selasa, 20 September 2016

Keandalan Produk


Tiap produk, apapun jenisnya, pasti akan mengalami kegagalan. Banyak hal yang mempengaruhi dan beragam pula mekanisme yang menyebabkan terjadinya kegagalan tersebut. Umumnya, kegagalan ini akan menyebabkan banyak sekali ketidak-nyamanan sebagai tambahan terhadap dampak ekonomisnya. Tak sedikit pula, beberapa dari kegagalan ini meningkatkan perhatian terhadap keselamatan manusia, terlepas dari ada atau tidaknya kecelakaan fatal yang diakibatkannya. Namun, banyak pula kegagalan yang akibatnya lebih signifikan dari sekedar dampak ekonomis dan keselamatannya. Kegagalan komponen ini berawal dari temperatur dibawah titik beku sebelum peluncuran yang berkontribusi terhadap kegagalan dimaksud dengan membuat rubber menjadi mengkerut.
Keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan melakukan fungsi yang diinginkan sepanjang suatu periode waktu tertentu bilamana digunakan pada kondisi-kondisi pengoperasian yang telah ditentukan. Atau dalam perkataan yang lebih singkat, keandalan merupakan probabilitas dari ketidak-gagalan terhadap waktu.     Menentukan keandalan dalam pengertian operasional mengharuskan definisi diatas dibuat lebih spesifik. Pertama, harus ditetapkan definisi yang jelas dan dapat diobservasi dari suatu kegagalan. Berbagai kegagalan ini harus didefinisikan relatif terhadap fungsi yang dilakukan oleh komponen atau sistem. Kedua, unit waktu yang menjadi referensi dalam penentuan keandalan harus diidentifikasikan dengan tegas. Sebagai contoh, interval waktu yang ditentukan mungkin didasarkan pada waktu kalender atau jam, jam pengoperasian, atau dalam siklus operasional. Ketiga, komponen atau sistem yang diteliti harus diobservasikan pada performansi normal. Ini mencakup beberapa faktor seperti beban yang didesain, lingkungan, dan berbagai kondisi pengoperasian ( Farida 2010).
            Rekayasa keandalan (reliability engineering) berupaya untuk melakukan studi, karakterisasi, pengukuran, dan analisis terhadap berbagai kegagalan dan aktivitas perbaikan-kembali dari komponen atau sistem dalam rangka meningkatkan penggunaan operasionalnya. Peningkatan ini dilakukan melalui design life, eliminasi atau reduksi kemungkinan munculnya berbagai kegagalan dan resiko keselamatan, yang karenanya akan meningkatkan waktu pengoperasian yang tersedia. Keandalan komponen merupakan sebuah masalah desain atau masalah spesifikasi yang merupakan tanggung jawab pekerja bagia desain rekayasa. Satuan dasar untuk pengukura keandalan disebut tigkat kegagala produk (product failure rate-FR). Perusahaan yang memproduksi peralata berteknologi tiggi biasanya menyediakan data megenai tingkat kegagalan produk. Tingkat kegagalan meghitung prosentase kegagalan dalam jumlah total produk.
            Bilamana diaplikasikan terhadap produk, beberapa tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
·         Penguraian dari struktur produk berdasarkan pendekatan terhadap berbagai fungsi yang harus dilakukan oleh produk, subsistem, dan tiap komponennya. Ini diilutrasikan melalui konstruksi dari Function Block Diagram (FBD). Tahapan ini akan secara definitif menjelaskan pengertian operasional dari kegagalan.
·         Penguraian dari arsitektur produk dalam bentuk komposisional dari konfigurasi berbagai komponen, secara serial atau paralel, yang membentuk produk bersangkutan. Ini selanjutnya akan dituangkan secara diagramatis dalam Reliability Block Diagram (RBD).
·         Asesmen terhadap tingkat keandalan dari tiap komponen (reliability estimation) yang berdasarkan RBD pada tahapan sebelumnya akan menghasilkan estimasi dari tingkat keandalan produk (reliability prediction).
·         Upaya peningkatan keandalan dari produk akan dilakukan dengan analisis statistikal terhadap karakteristik kegagalan pada tiap tahapan bathtub curve nya, yang kemudian bisa dioptimasi secara stokastik atau dengan simulasi monte-carlo.

Kesimpulan

Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan keselamatan dan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, maka mau tidak mau pihak manufaktur harus memperhatikan dan mempertimbangkan dengan sangat mendalam aspek keandalan dari produk yang dihasilkannya. Ini menjadi penting untuk bisa mewujudkan kepuasan konsumen (customer satisfaction).

Daftar Pustaka

Sitania, D Farida. 2010. Analisa Keandalan Produk Dengan Pola Penggunaan Intermitten. Jurnal Vol. 04 No. 2. Dalam http://jurnalonline.itenas.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/437/603 Diakses pada 20 September 2016, 21.00

Oktalisa, Putri. Matondang, Nazaruddin. Ishak, Aulia. 2013. Perancangan Sistem Perawatan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Engineering Dan Maintenance Value Stream Mapping. Jurnal Vol. 3 No. 1. Dalam http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=110671\ Diakses pada 20 September 2016, 21.20

Widodo, Teguh M. Djatmiko, Eko Budi. Prastianto Rudi Walujo. 2016. Keandalan Scantling dan Struktur Geladak Pada Konversi Tanker Menjadi Epso Terhadap Beban Kelelahan. Jurnal Tugas Akhir.  Dalam http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10805-Paper.pdf Diakses pada 20 September 2016, 21.40

Rohman Aizatur. 2014. Pemeliharaan dan Keandalan. Dalam https://aizaturr.wordpress.com/2014/01/05/pemeliharaan-dan-keandalan/ Diakses Pada 20 September 2016,  21.45

Kusuma, I Putu Andri. 2015. Studi Analisa Kehandalan dan Sistem Bahan Bakar Dikapal Dengan Pemodelan Dinamika Sistem. Jurnal Seminar Teknologi Sains. Dalam http://jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/11.-I-putu_itats.pdf Diakses pada 20 September 2016, 21.50

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.