Oleh: Rika Febriani
·
ABSTRAK
Pengukuran aktivitas kerja pada
dasarnya merupakan pengukuran besarnya tenaga yang diperlukan oleh seorang
pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya.
Salah satu kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia adalah dengan pendekatan beban fisiologi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi beban fisiologi pekerja dalam bekerja, salah satunya adalah lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi pengeluaran energi selama bekerja. Pengukuran beban fisiologi dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Salah satu faktor penting proses produksi suatu industri adalah pekerja. Beban kerja, waktu istirahat, dan kelelahan kerja pekerja perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Manual material handling merupakan kajian studi yang sangat penting di dunia industri. Tenaga manusia berperan utama dalam aktivitas manual material handling. Fleksibilitas gerakan merupakan salah satu alasan untuk industri yang masih memanfaatkan penanganan material secara manual. Disisi lain, postur yang dilakukan pada aktivitas tersebut dapat menyebabkan cidera tulang belakang (Low Back Pain).
Salah satu kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia adalah dengan pendekatan beban fisiologi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi beban fisiologi pekerja dalam bekerja, salah satunya adalah lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi pengeluaran energi selama bekerja. Pengukuran beban fisiologi dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Salah satu faktor penting proses produksi suatu industri adalah pekerja. Beban kerja, waktu istirahat, dan kelelahan kerja pekerja perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan. Manual material handling merupakan kajian studi yang sangat penting di dunia industri. Tenaga manusia berperan utama dalam aktivitas manual material handling. Fleksibilitas gerakan merupakan salah satu alasan untuk industri yang masih memanfaatkan penanganan material secara manual. Disisi lain, postur yang dilakukan pada aktivitas tersebut dapat menyebabkan cidera tulang belakang (Low Back Pain).
·
LANDASAN
TEORI
Pokok masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh penggunaan alat bantu terhadap nilai konsumsi energi,
lifting indeks, dan momen gaya pada pekerja pengangkat beras untuk mengurangi
atau menghindari resiko cidera tulang belakang (musculoskeletal disorder)? Dalam
penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui nilai RWL
(Recommended Weight Limit), lifting
indeks, momen gaya dan konsumsi energi yang nantinya digunakan untuk
mengidentifikasi resiko cidera tulang belakang (musculoskeletal disorder). Pengertian pemindahan bahan secara manual
(MMH), menurut American Material Handling Society bahwa material handling
dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling),
pemindahan (moving), pengepakan (packaging), penyimpanan (storing), dan pengawasan
(controlling), dari material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996).
Iklim kerja merupakan salah satu unsur
dari pekerjaan yang mempunyai peran penting dan tidak boleh kita acuhkan.
Pekerjaan dengan suhu tinggi memerlukan penerapan teknologi baik dalam proses
produksi maupun proses distribusinya, diharapkan penerapan teknologi dapat
mengendalikan pemakaian energi dan energi yang terlepas. Dengan lingkungan
kerja yang nyaman maka gairah kerja akan meningkat begitu juga produktivitas.
Panas merupakan sumber penting dalam proses produksi maka tidak menutup
kemungkinan pekerja terpapar langsung, dalam jangka waktu yang lama pekerja
yang terpapar panas dapat mengalami penyakit akibat kerja yaitu menurunnya daya
tahan tubuh dan berpengaruh terhadap timbulnya gangguan kesehatan sehingga
berpengaruh terhadap produktivtas dan efisiensi kerja (Suma’mur, 1994).
Biomekanika adalah disiplin ilmu yang
mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari
pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan
konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh. Dari pengertian
diatas maka ilmu biomekanika mencoba memberikan gambaran ataupun solusi guna
meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada pekerja supaya tidak terjadi
kecelakaan kerja. Jika seseorang melakukan pekerjaan maka sangat banyak
faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi pekerjaan tersebut. Secara garis
besar faktor- faktor yang mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor
individual dan faktor situasional. (Madyana, 1996).
Pengukuran terhadap tekanan fisik
dengan resiko keluhan otot skeletal sangat sulit karena mengakibatkan berbagai
faktor subjektif seperti kinerja, motivasi, harapan dan toleransi kelelahan.
Waters Anderson (1996) dalam Tarwaka 1985 melakukan pengukuran dengan metode
analitik dan metode lain adalah menggunakan nordic body map.
a.
Metode
Analitik, dilakukan berdasarkan rekomendasi NIOSH tentang estimasi kemungkinan
terjadinya peregangan otot yang berlebihan (over axertion) atas dasar
karakteristik pekerjaan.
b.
Nordic
Body Map, merupakan metode yang dilakukan dengan menganalisa peta tubuh yang
ditujukan pada tiap bagian.
Efek Fisiologis
Hasil dari pengukuran denyut nadi dan
tekanan darah pada pengrajin manik-manik sebelum dan seudah terpapar panas
dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji Paired Test terhadap hasil
pengukuran denyut nadi untuk melihat apakah signifikan (ada perbedaan) antara
denyut nadi sebelum dan sesudah terpapar panas. Denyut jantung dapat berubah
karena meningkatnya Cardiac Output (curahan jantung) yang diperlukan otot yang
sedang bekerja dan karena penambahan strain pada aliran darah karena terpapar
panas. Pada saat bekerja terjadi peningkatan metabolisme sel-sel otot sehingga
aliran darah meningkat untuk memindahkan zat-zat makanan dari darah yang
dibutuhkan jaringan otot. Semakin tinggi aktivitas maka semakin meningkat
metabolisme otot sehingga curah jantung akan meningkat untuk mensuplai
kebutuhan zat makanan melalui peningkatan aliran darah. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan frekwensi denyut jantung yang akan meningkatkan
denyut nadi pada akhirnya. Selain itu iklim kerja yang panas juga meningkatkan
kinerja jantung untuk untuk mengalirkan darah ke kulit untuk meningkatkan
penguapan keringat dalam rangka mempertahankan suhu tubuh.
·
KESIMPULAN
DAN SARAN
Sebagian besar responden mempunyai
masa kerja kurang dari satu tahun dan kebanyakan tidak mengenal aklimatisasi.
Status gizi berdasarkan BMI responden menunjukan sebagian besar responden
mempunyai status gizi kurang ( 54,55 % ). Iklim kerja pada tempat kerja
pengrajin manik-manik melebihi Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan,
pekerja diperbolehkan bekerja 75 % dan istirahat 25 % setiap jam hingga 8 jam
setiap hari. Massa beban sebaiknya tidak melebihi 75 kg, karena bila hal ini
terjadi dengan terus menerus maka resiko cidera tulang belakang dalam waktu
dekat tidak dapat dihindari lagi. Namun hal tersebut dapat dihindari dengan
menggunakan alat bantu mekanis berupa kereta dorong yang dapat membuat pekerja
lebih efektif, efisien dan aman sehingga cidera tulang belakang dapat
diminimumkan. Asupan makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup juga perlu
diperhatikan sebagai solusi supaya kesehatan dapat terjaga.
Perlu mempertimbangkan pengadaan alat
mekanis misalnya kereta dorong untuk memimumkan resiko cidera tulang belakang
(musculoskeletal disorder). Perlu adanya cek kesehatan dan pembekalan
pengetahuan tentang kesehatan tubuh para pekerja secara teratur. Perlu
memikirkan kesehatan tubuh para pekerja, mengkonsumsi makanan yang bergizi,
istirahat yang cukup, mengurangi rutinitas kerja yang terlalu berat dan
memeriksakan kesehatannya secara teratur. Pengaturan istirahat tambahan secara bergilir sehingga pekerja
mendapatkan kesempatan untuk beristirahat selama bekerja. Proses aklimatisasi
pekerja baru dan reaklimatisasi bagi pekerja yang tidak kerja lebih dari satu
minggu mengingat iklim kerja yang panas. Disarankan kepada pengrajin untuk
meningkatkan konsumsi air minum selama bekerja untuk menghindari berbagai
penyakit akibat kekurangan cairan.
·
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Mas’aidah, dkk. 2009. Analisa Manual Material Handling (MMH)
Dengan Menggunakan Metode Biomekanika Untuk Mengidentifikasi Resiko Cedera
Tulang Belakang (Musculoskeletal Disorder). Vol 45, No 119. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=3718
Diakses pada26 Nov 2013.
Ø Budiman, dkk. 2006. Perbandingan Metode-metode Biomekanika
Untuk Menganalisis Postur Pada Aktivitas Manual Material Handling (MMH) Kajian
Pustaka. Volume 1, No.3. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=21614
Diakses pada 28 Feb 2012.
Ø Helianty, dkk. 2013. Perbaikan Lingkungan Kerja Pada Bagian
Permesinan Dengan Kriteria Beban Fisiologis Kerja. Vol 1, No 2 (2013). http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=147891
Diakses pada 01 Oct 2013.
Ø Silalahi, dkk. 2011. Penentuan Tingkat Beban Kerja Dan Waktu
Istirahat Berdasarkan Kriteria Fisiologis Dan Postur Kerja. Vol 31, No 03. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=63016
Diakses pada 24 Mar 2012.
Ø Siswantara, dkk. 2006. Perbedaan Efek Fisiologis Pada
Pekerja Sebelum Dan Sesudah Bekerja Di Lingkungan Kerja Panas. Vol 2, No 2. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=18208
Diakses pada 09 Jun 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.