Oleh Bendy Emeraldi Alvaro
J30-BENDY
Abstrak
Perencanaan
produksi yang baik dalam sebuah perusahaan akan menghasilkan efektivitas dan
efisiensi produksi, termasuk didalamnya adalah perencanaan kebutuhan material
atau bahan baku yang digunakan perusahaan.
Pentingnya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan material pada perusahaan diharapkan dapat menghasilkan sistem yang tepat untuk diterapkan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi.
Pentingnya perencanaan terhadap pemenuhan kebutuhan material pada perusahaan diharapkan dapat menghasilkan sistem yang tepat untuk diterapkan, sehingga dapat menjamin kelancaran proses produksi.
Kata Kunci : Produksi,
Perencanaan, Bahan baku.
Pendahuluan
Perencanaan
dan penjadwalan produksi merupakan suatu unsur yang penting dalam perencanaan
produksi pada suatu industri. Dengan perencanaan produksi yang tepat maka
kelebihan barang yang mengakibatkan timbulnya biaya ataupun kekurangan barang
yang mengakibatkan hilangnya potensi penjualan dapat dihindarkan. Kelancaran
proses produksi akan menjamin tersedianya produk untuk diantarkan kepada
konsumen secara tepat waktu. Ketepatan waktu ini akan mendorong timbulnya
loyalitas konsumen sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan terhadap
pesaingnya.
Dalam
dunia usaha, ada hal yang disebut dengan barang-barang musiman atau seasonal,
yaitu barang-barang yang jumlah permintaannya meningkat karena kebutuhan akan
barang tersebut pada musim-musim tertentu meningkat jauh, seperti: busana
muslim pada musim lebaran, alat-alat tulis dan seragam sekolah pada musim tahun
ajaran baru dan lainnya. (Susanty, 2012) dalam Simanjuntak (2014:1)
Permasalahan
Dalam suatu unit produksi di butuhkan perencanaan yang
matang untuk menjalankan suatu produksi sesuai dengan standar yang diterapkan.
Salah satunya yaitu pengadaan bahan material. MRP adalah salah satu metode yang
mampu menyelesaikan permasalahan itu. Apa yang dimaksud dengan MRP dan
bagaimana penyelesaiannya?
Pembahasan
Defisini Material
Requirement Production (MRP) Material Requirement Planning (MRP) atau
Perencanaan Kebutuhan Material merupakan suatu metode yang dimulai dengan
kegiatan peramalan terhadap permintaan produk jadi yang independen, menentukan
kebutuhan permintaan terikat untuk:
(1) kebutuhan terhadap
tiap jenis komponen (material, parts, atau ingredients),
(2) jumlah pasti yang
benar-benar diperlukan, dan
(3)waktu membuat
peramalan secara bertahap yang diperlukan untuk memenuhi pesanan guna mencukupi
suatu rencana produksi (Haming dan Nurnajamuddin, 2014:32)
MRP adalah logika untuk
menentukan banyaknya parts, komponen, dan material yang diperlukan untuk
memproduksi suatu produk, serta menyediakan jadwal yang menetapkan kapan parts,
komponen, dan material yang diperlukan tersebut harus dipesan atau diproduksi
(Chase dkk, 2001:555).
MRP adalah suatu teknik pengendalian persediaan dan
perencanaan produksi dengan sistem komputerisasi untuk menyusun rencana pesanan
pembelian dan pesanan pengerjaan material, komponen, dan perakitan (Russel dan
Taylor, 2000) dalam Aulia (2010:6).
Orlicky (1975) dalam
Rasto (1996) dan Adihartati (1997) dalam Aulia (2010:14) juga menyebutkan bahwa
logika proses dalam sistem MRP terdiri dari empat langkah sebagai berikut.
1.Eksplosi adalah proses
perhitungan kebutuhan kotor untuk komponen pada tingkat yang lebih bawah. Dasar
untuk menentukan kebutuhan material ini dalam tiap tahap, langsung atau tidak
langsung, diturunkan dari jadwal induk produksi dan tergantung pada posisinya
dalam struktur produk.
2.Netting merupakan
proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya
merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan, baik
persediaan yang ada (on hand inventory) maupun yang direncanakan akan diterima
dalam suatu periode tertentu. Dalam perhitungan kebutuhan bersih dapat
dilakukan perbaikan dengan menambahkan faktor-faktor lain, seperti memasukkan
faktor sediaan pengaman atau faktor kerusakan konponen. Persediaan pengaman
hanya digunakan untuk permintaan produk akhir yang independen. Data yang harus
diketahui untuk menentukan kebutuhan bersih pada setiap periode adalah
persediaan yang masih dipunyai pada awal perencanaan dan jadwal penerimaan
untuk setiap periode perencanaan.
3.Lotting Proses ini
merupakan suatu proses untuk menentukan besarnya jumlah pemesanan yang optimum
berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih. Terdapat banyak alternatif
untuk menghitung ukuran lot. Berbagai teknik ukuran lot diarahkan untuk
menyeimbangkan biaya pemesanan (set up) cost) dan biaya penyimpanan persediaan (holding
cost), sehingga dicapai total biaya persediaan yang minimal tanpa mengganggu
jadwal induk.
4.Offsetting Langkah
offsetting bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat bagi perencanaan
pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperoleh dengan
cara mengurangkan kebutuhan awal bersih yang diinginkan dengan besarnya waktu
tunggu (lead time). Waktu tunggu untuk komponen yang dipesan merupakan waktu
saat pesanan dilakukan sampai pesanan tersebut diterima. Sedangkan untuk
komponen yang dibuat sendiri, waktu tunggu merupakan jumlah waktu proses
pembuatan komponen tersebut hingga selesai dibuat. Dalam penentuan waktu tunggu
sering pula ditambahkan faktor waktu pengaman dengan tujuan yang pada dasarnya
sama dengan pengadaan persediaan pengaman.
Kesimpulan
Orlicky (1975) dalam
Rasto (1996) dan Adihartati (1997) dalam Aulia (2010:14) juga menyebutkan bahwa
logika proses dalam sistem MRP terdiri dari empat langkah sebagai berikut :
1.Eksplosi, 2.Netting,
3.Lotting, 4.Offsetting
Daftar
Pustaka
· Chase, Richard B., Nicholas J. Aquilano,
and F. Robert. 2001. Operation Management for Competitive Advantage. New York:
The McGraw-Hill Companies, Inc.
· Dewi, Putri Sari, dan Saroso, Dana S.
2014. Implementasi Material Requirement Planning (MRP) pada Perencanaan
Persediaan Material Panel Listrik di PT. TIS. Sinergi Volume 20 (Online), No 1,
320-337. (publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/sinergi/article/view/260,
diakses tanggal 17 Juni 2017).
· Haming, Murdifin dan Mahmud Nurnajamuddin.
2014. Manajemen Produksi Mordern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Buku Dua Edisi
Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.