PERKERASAN JALAN
Oleh: Diah Ayu Lestari (J08-DIAH)
(Sumber: Penulis, 2020)
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, maupun antar kota dengan desa dan antara satu desa dengan desa lainnya. kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. perkerasan kaku yang baik, harus mempunyai kualitas dan ketebalan dimana tidak akan rusak akibat beban kendaraan. Disamping itu, perkerasan harus mempunyai ketahanan terhadap pengikisan akibat lalu lintas, perubahan cuaca dan pengaruh buruk lainnya. (Wijoyo dkk, 2015)
Perkerasan jalan adalah bagian utama dari konstruksi jalan raya, kelancaran lalu lintas tergantung dari kondisi perkerasan jalan tersebut. bila perkerasannya bermasalah (rusak, berlubang, berkembang, licin, retak, dsb) maka kelancaran lalu lintas akan terganggu baik dari segi waktu maupun biaya. oleh karena itu, perkerasan jalan harus direncanakan sesuai kebutuhan serta kelas jalan berdasarkan jenis moda yang akan melaluinya. perencanaan perkerasan jalan yang berhasil harus dilakukan dengan pertimbangan seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhan lalu lintas dan perkembangannya, agar mencapai kebutuhan yang sesuai, tidak lebih maupun tidak kurang. dalam perencanaanya,perkerasan terbagi menjadi berbagaijenis perkerasan yang digunakan sebagai sesuai dengan kebutuhan, biaya dan waktu yaitu perkerasan kaku, perkerasan lentur dan perkerasan. (Dewa dkk, 2013)
Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai faktor seperti umur rencana jalan yang telah dilewati, panas dan suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan kurang baik, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan (overloaded) menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasaan yang kurang baik dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan pengeluaran anggaran serta prioritas penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas selama umur rencana. (Trisdianto dkk, 2016)
PERMASALAHAN
Perkerasan jalan seharusnya berfungsi dengan baik dan bertahan sampai pada umur rencana. Tetapi kenyatannya di lapangan perkerasan jalan yang rusak sebelum tiba pada umur perencanaanya. oleh sebab itu sebelum memutuskan perbaikan yang tepat perlu di pahami mengapa terjadinya kerusakan dini pada perkerasan jalan. dalam permasalahan ini, apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan, apa saja penyebab kerusakan jalan dan bagaimana alternatif perbaikan dan pemeliharaan kerusakan perkerasan jalan.
PEMBAHASAN
Perkerasan kaku terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar. perkerasan beton yang kaku dam memiliki modulus elasitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat betin itu sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling penting diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasaan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri.
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Pada umumnya perkerasan lentur baik digunakan untuk jalan yang melayani beban lalu lintas ringan sampai sedang, seperti jalan perkotaan, jalan dengan system ultilitas terletak di bwah perkerasan jalan, perkerasan bahu jalan, atau perkerasan dengan konstruksi bertahap.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yangsaling berkaitan, seperti contoh retak pinggir. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal dan agregat, karna hal ini dapat mengakibatkan lubang-lubang pada jalan dan dapat melemahkan daya dukung lapisan dibawahnya.
Dari penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada 2 jenis perkerasan yaitu perkerasan kaku (rigid) dan perkerasan lentur (flexible). Tanpa perbaikan dan pemeliharaan jalan secara memadai dengan rutin dan berkala akan lebih cepat rusak lebih parah pada perkerasan jalan. Tetapi sekali jalan itu sudah rusak dan dibiarkan saja tanpa peraikan dan pemeliharaan, maka kerusakan akan lebih parah yang berlangsng dengan cepat.
Wijoyo, dkk. 2015. Evaluasi Kelayakan Jalan dengan Tipe Perkerasan Flexible Pavement. (hlm 1-14). Jogjakarta. Dalam https://www.slideshare.net/ekasanjani/jurnal-konstruksi-jalan-51749852. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Trisdianto, dkk. 2016. Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index. Jurnal Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: 2339-028X. Dalam https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/34/jhptump-ump-gdl-febrinoval-1695-2-hal.553--3.pdf. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Dewa, dkk. 2013. Studi Identifikasi dan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Kaku dan Perkerasan Jalan Lentur dengan Metode Bina Marga. Jurnal Fondasi Vol. 24 No. 1. Cilegon. Dalam https://www.researchgate.net/publication/331346665_Studi_Identifikasi_Dan_Perencanaan_Tebal_Perkerasan_Jalan_Kaku_Dan_Perkerasan_Lentur_Dengan_Metode_Bina_Marga_Studi_Kasus_Jalan_Kawasan_Industri_Krakatau_Cilegon. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Oleh: Diah Ayu Lestari (J08-DIAH)
ABSTRAK
Jenis perkerasan jalan dapat berupa perkerasan lentur (flexible pavement), perkerasan kaku (rigid pavement) khusus untuk perkerasan kaku (rigid pavement) yang terbuat dari beton semen baik bertulang maupun tanpa tulangan dan lebih banyak digunakan pada ruas jalan yang mempunyai volume kendaraan berat yang tinggi serta seiring mengalami banjir.
dengan dikembangkannya perkerasan kaku (rigid pavement) untuk pembangunan prasarana jalan didaerah perkotaan maupun dipedesaan, perkerasan jalan ini lebih mampu mendukung beban kendaraan berat serta tahan terhdapat genangan air.
Kata kunci: Jalan, Lentur, Kaku, Perkerasan, Rigid Pavement, Flexible Pavement, Kerusakan
Kata kunci: Jalan, Lentur, Kaku, Perkerasan, Rigid Pavement, Flexible Pavement, Kerusakan
PENDAHULUAN
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik antara satu kota dengan kota lainnya, maupun antar kota dengan desa dan antara satu desa dengan desa lainnya. kondisi jalan yang baik akan mempermudah mobilitas penduduk dalam mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial lainnya. perkerasan kaku yang baik, harus mempunyai kualitas dan ketebalan dimana tidak akan rusak akibat beban kendaraan. Disamping itu, perkerasan harus mempunyai ketahanan terhadap pengikisan akibat lalu lintas, perubahan cuaca dan pengaruh buruk lainnya. (Wijoyo dkk, 2015)
Perkerasan jalan adalah bagian utama dari konstruksi jalan raya, kelancaran lalu lintas tergantung dari kondisi perkerasan jalan tersebut. bila perkerasannya bermasalah (rusak, berlubang, berkembang, licin, retak, dsb) maka kelancaran lalu lintas akan terganggu baik dari segi waktu maupun biaya. oleh karena itu, perkerasan jalan harus direncanakan sesuai kebutuhan serta kelas jalan berdasarkan jenis moda yang akan melaluinya. perencanaan perkerasan jalan yang berhasil harus dilakukan dengan pertimbangan seoptimal mungkin sesuai dengan kebutuhan lalu lintas dan perkembangannya, agar mencapai kebutuhan yang sesuai, tidak lebih maupun tidak kurang. dalam perencanaanya,perkerasan terbagi menjadi berbagaijenis perkerasan yang digunakan sebagai sesuai dengan kebutuhan, biaya dan waktu yaitu perkerasan kaku, perkerasan lentur dan perkerasan. (Dewa dkk, 2013)
Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai faktor seperti umur rencana jalan yang telah dilewati, panas dan suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan kurang baik, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan (overloaded) menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasaan yang kurang baik dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan pengeluaran anggaran serta prioritas penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas selama umur rencana. (Trisdianto dkk, 2016)
PERMASALAHAN
Perkerasan jalan seharusnya berfungsi dengan baik dan bertahan sampai pada umur rencana. Tetapi kenyatannya di lapangan perkerasan jalan yang rusak sebelum tiba pada umur perencanaanya. oleh sebab itu sebelum memutuskan perbaikan yang tepat perlu di pahami mengapa terjadinya kerusakan dini pada perkerasan jalan. dalam permasalahan ini, apa sajakah jenis-jenis perkerasan jalan, apa saja penyebab kerusakan jalan dan bagaimana alternatif perbaikan dan pemeliharaan kerusakan perkerasan jalan.
Perkerasan kaku terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah di atas tanah dasar. perkerasan beton yang kaku dam memiliki modulus elasitas yang tinggi, akan mendistribusikan beban ke bidang dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat betin itu sendiri.
Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan. karena yang paling penting adalah mengetahui kapasitas struktur yang menanggung beban, maka faktor yang paling penting diperhatikan dalam perencanaan tebal perkerasaan beton semen adalah kekuatan beton itu sendiri.
Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Pada umumnya perkerasan lentur baik digunakan untuk jalan yang melayani beban lalu lintas ringan sampai sedang, seperti jalan perkotaan, jalan dengan system ultilitas terletak di bwah perkerasan jalan, perkerasan bahu jalan, atau perkerasan dengan konstruksi bertahap.
Umumnya kerusakan-kerusakan yang timbul itu tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi dapat merupakan gabungan penyebab yangsaling berkaitan, seperti contoh retak pinggir. Dengan terjadinya retak pinggir, memungkinkan air meresap masuk ke lapis dibawahnya yang melemahkan ikatan antara aspal dan agregat, karna hal ini dapat mengakibatkan lubang-lubang pada jalan dan dapat melemahkan daya dukung lapisan dibawahnya.
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada 2 jenis perkerasan yaitu perkerasan kaku (rigid) dan perkerasan lentur (flexible). Tanpa perbaikan dan pemeliharaan jalan secara memadai dengan rutin dan berkala akan lebih cepat rusak lebih parah pada perkerasan jalan. Tetapi sekali jalan itu sudah rusak dan dibiarkan saja tanpa peraikan dan pemeliharaan, maka kerusakan akan lebih parah yang berlangsng dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Wijoyo, dkk. 2015. Evaluasi Kelayakan Jalan dengan Tipe Perkerasan Flexible Pavement. (hlm 1-14). Jogjakarta. Dalam https://www.slideshare.net/ekasanjani/jurnal-konstruksi-jalan-51749852. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Trisdianto, dkk. 2016. Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index. Jurnal Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN: 2339-028X. Dalam https://digilib.ump.ac.id/files/disk1/34/jhptump-ump-gdl-febrinoval-1695-2-hal.553--3.pdf. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Dewa, dkk. 2013. Studi Identifikasi dan Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Kaku dan Perkerasan Jalan Lentur dengan Metode Bina Marga. Jurnal Fondasi Vol. 24 No. 1. Cilegon. Dalam https://www.researchgate.net/publication/331346665_Studi_Identifikasi_Dan_Perencanaan_Tebal_Perkerasan_Jalan_Kaku_Dan_Perkerasan_Lentur_Dengan_Metode_Bina_Marga_Studi_Kasus_Jalan_Kawasan_Industri_Krakatau_Cilegon. Diakses tanggal 17 Maret 2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.