.

Kamis, 26 Maret 2020

Penggunaan Bahasa Indonesia Di Media Sosial


Abstark       
 Bahasa merupakan alat komunikasi yang umum dalam masyarakat. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara akan lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain, keberhasilan mengunakan ide itu sehingga dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak berbicara. Pemahaman bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan interaksi sosial dengan sesamanya.Bahasa bersifat arbitrer. Oleh karena itu, bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat penggunanya. Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan yang disampaikan
Kata kunci : penggunaan bahasa,Bahasa Indonesia, masyarakat, budaya

Pendahuluan

bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya, bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan. Seiring majunya peradaban manusia, termasuk di Indonesia, banyak cara yang dipilih pemakai bahasa dalam berkomunikasi. Bahkan pilihan cara komunikasi tidak hanya semakin beragam tapi juga semakin canggih.

Tidak ada yang dapat menyangkal, bahasa memiliki peran yang sangat penting. Bahasa menjadi alat yang paling efektif dalam setiap aktivitas komunikasi. Setiap manusia memerlukan bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya,bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan dan tujuan komunikasi. Bahasa dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan.

Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama di kalangan remaja. Di zaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dari segi tingkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu.

Salah satu fenomena komunikasi yang paling pesat saat ini adalah penggunaan bahasa yang didukung oleh perangkat teknologi canggih, khususnya bahasa yang digunakan pada jejaring sosial, seperti internet, facebook, twitter, instagram, chatting, email, sms, dan sebagainya. Namun penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah Bahasa Indonesia  menimbulkan sorotan besar dari para pengamat.

Pada awalnya, jejaring sosial digunakan untuk menyampaikan informasi antar teman, dan menjadi ajang promosi. Bukan sebagai media mencari eksistensi. Parahnya lagi, banyak remaja yang membuat bahasa "gaul" itu pada jejaring sosial, tanpa mempedulikan efek yang ditimbulkannya. Ini disebabkan karena mereka ingin menjadi trendsetter, mereka akan sangat bangga bila kata-kata mereka dapat simpati dari teman maya-nya, atau ditiru untuk mereka jadikan status.

Dilihat dari fungsinya, yaitu fungsi kemasyarakatan, bahasa berdasarkan ruang lingkup berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa kelompok. Melihat bahasa nasional di Indonesia adalah bahasa Indonesia, munculnya bahasa yang digunakan dalam jejaring sosial ini jelas merusak bahasa nasional. Sebenarnya bahasa yang biasa muncul di jejaring sosial sudah ada sejak tahun 1970-an. Munculnya bahasa ini disebut dengan bahasa slang atau prokem yaitu variasi sosial yang bersifat khusus dan rahasia. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa itu untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Dulu, bahasa slang atau prokem digunakan oleh komunitas tertentu seperti preman, namun lama kelamaan orang awam pun mengetahui maksud dari bahasa rahasia yang mereka gunakan. Seiring dengan perkembangan zaman, penggunan bahasa prokem justru digunakan di luar komunitasnya yang kemudian istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari dan sering dipakai dalam pesan singkat atau SMS dan di jejaring sosial sepertifacebook, twitter, instagram bahkan blog. Permasalahan itulah yang menjadi tantangan bagi kami untuk meneliti penggunaan bahasa Indonesia di jejaring sosial.

Permasalahan

1.      Bagaimana wujud penggunaan bahasa Indonesia dalam jejaring sosial?
2.       Apa fungsi sosial  penggunaan bahasa slang atau prokem dalam jejaring sosial?
3.      Apa faktor penyebab penggunaan bahasa slang atau prokem di jejaring sosial?
Pembahasan
Bahasa yang sering muncul dalam jejaring sosial seperti adalah variasi ragam bahasa slang atau prokem. Yang saat ini bahasa tersebut menjadi bahasa sehari-hari. Sebenarnya bahasa-bahasa tersebut muncul tahun 1970-an. Awalnya istilah-istilah tersebut untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu. Tetapi karena sering digunakan diluar komunitasnya, lama kelamaan istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari bahkan sering kita jumpai dalam sosial media seperti facebook dan twitter.
Disaat ini perkembangan semakin pesat. Perkembangan dan berbagai pengaruh-pengaruh globalisasi semakin menjalar. Terutama dikalangan remaja. Dizaman sekarang  serasa segalanya sudah berbeda, apalagi jika dibandingkan dengan zaman dahulu. Dizaman sekarang dari segi penampilan berbeda dengan dahulu, jika dulu pakaian adat adalah maskot, sekarang pakaian trendy yang lebih oke. Dari segi tinggkah laku dan gaya bahasa yang digunakan pun saat ini juga berbeda dengan dengan zaman dulu. Sekarang ini sapaan yang digunakan jika bertemu dengan orang lain, lebih akrab dengan sapaanLoe-Loe Gue-Gue. Sepertinya dizaman dahulu seperti itu tidak ada. Begitu berpengaruhnya globalisasi yang  kebanyakan datang dari berbagai negara di dunia ini. Lama kelamaan pengaruh yang seperti ini akan menjadi perubahan yang tak terduga.
Jika  bahasa didunia maya yang digunakan seperti ini kemungkinan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh para remaja sekarang juga tidak jauh berbeda dengan di FB atau Twitter. Mungkin dampak positif yang mereka dapat,menjadi hal yang menyenangkan  mereka dapat kreatif dan inovatif mengotak-atik abjad. Menjadi sebuah trend tersendiri.  Namun dampak negatif yang didapat adalah mereka tak lagi menghiraukan kaidah-kaidah bahasa yang ada. Tak ada gunanya pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan sejak kita sekolah di Taman Kanak-Kanak. Bisa juga bahasa slang atau prokem mempersulit komunikasi dengan orang yang tak mengerti perkembangan seperti sekarang ini. Bahasa slang atau prokem juga menimbulkan kesan kurang baik jika dikaitkan dengan kesopanan berbicara dengan orang lain. Bahasa slang atau slang juga tak cocok jika anak-anak yang masih kecil mengenalnya. Sebagai pemuda penerus bangsa jika perkembangan seperti ini apa bisa merubah keadaan menjadi yang lebih baik. Bisa jadi bahasa Indonesia tak lagi perlu ejaan. Bisa-bisa akan merusak bahasa Nasional kita sendiri. Jika sudah rusak dimana letak citra negara kita dilahirkan ini. Sungguh perkembangan yang tidak baik bagi anak cucu kita kelak.
Jika ada usaha untuk mencegah perkembangan seperti ini tak ada kata terlambat. Setidaknya dengan mengurangi berkomunikasi dengan bahasa-bahasa yang tidak seharusnya. Berkomunikasilah dengan bahasa-bahasa yang baku atau yang dipandang baik. Terapkan berbahasa yang baik sesuai dengan yang telah diajarkan. Sebagai anak bangsa berbanggalah dengan perubahan-perubahan yang datang dari diri kita sendiri, jangan bangga dengan perubahan yang dibawa oleh orang lain. Tak tentu juga dampak yang didapat semuanya baik. Siapa lagi yang membanggakan bahasa Indonesia jika bukan kita sendiri sebagai warga negaranya. Untuk itu mri bersama lindungi dan pertahankan apa yang rlah negara kita miliki. “Bangsa Indonesia berbahasa satu, bahasa Indonesia”.
Kesimpulan
Dari  wujud penggunaan bahasa dalam jejaring social facebook dan twitter dapat berupa kata baik kata tunggal maupun kata kompleks, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Selain itu, variasi bahasa yang digunakan dalam penulisan status di facebook maupun twitter juga unik dan lucu, seperti kata kepo, ciyus, dll. Selain kosakata-kosakata tersebut, penggunaan emotikon lucu juga sering muncul dalam penggunaan variasi bahasa. Kosakata-kosakata tersebut sebenarnya adalah variasi bahasa slang atau prokem yang muncul sejak zaman 1970-an yang kemudian menjadi bahasa sehari-hari dan sering ditemukan dalam social media. Dalam social media seperti facebook dan twitter juga memiliki fungsi social yaitu fungsi untuk mengajak, mempromosikan, mengungkapkan permintaan maaf, terimakasih, ataupun bertanya.
Daftar Pustaka
Sabtu, 27 mei 2017 Diposting oleh Yayu Hidayah di 00.3https://yayuhidayah.blogspot.com/2017/05/penggunaan-bahasa-di-media-sosial.html
Ening Herniti dkk.2005.Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN sunan kalijaga Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.