.

Senin, 23 Maret 2020

Perkembangan dan ragam bahasa indonesia di bidang industri 4.0



Abstrak
Bahasa itu responsif, ia dapat berkembang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Hal ini tidak terkecuali pada bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional dan pemersatu masyarakat Indonesia. Di era industri 4.0 sekarang ini, bahasa ini Indonesia mengalami perkembangan pesat. Perkembangan tersebut memicu perubahan bahasa Indonesia yang selain membawa dampak positif juga membawa dampak negatif yang sangat krusial dalam proses pemertahanan eksistensi bahasa Indonesia di masa depan.
kata kunci : Bahasa, Perkembangan, industri 4
Pendahuluan
 Bahasa merupakan media untuk menyampaikan informasi, baik secara lisan maupun tulisan. Di indonesia sendiri kita memiliki banyak ragam bahasa dan bahasa nasional sebagai bahasa pemersatu bangsa. Meskipun terkadang kita seringkali menggunakan bahasa Indonesia secara tidak teratur, terutama di kalangan remaja dan dewasa saat ini. Karena berbagai pengaruh lingkungan dan akibat dari perkmbangan zaman yang semakin pesat.
Dengan adanya industri 4.0 ini teknologi juga membuat penggunaan bahasa indonesia yang kurang baik akibat menggunakan indonesia di gabungkan dengan bahasa gaul itu sendiri, sehingga para kaula muda ini lebih sering menggunakan bahasa gaul tersebut.
Pembahasan

Bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan yang dapat menjembatani perbedaan penggunaan bahasa di dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu yang telah lama dipakai sebelum bangsa indonesia lahir. Bahasa melayu sudah dipakai sejak lama sebagai bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan yang terkenal dengan sebuatan lingua franca. Tetapi karena sistem bahasa melayu sederhana dan mudah dipelajari sehingga suku-suku dari daerah lain dengan sukarela menerima bahasa indonesia sebagai bahasa nasional yang menyatukan segala jenis perbedaan bahasa yang ada. Seiring perkembangan zaman menuju dunia global, teknologi pun semakin maju, apalagi kini dunia memasuki era Revolusi industri 4.0.
Revolusi industri keempat melibatkan sistem siber fisik dan melampaui sekedar ootmatisasi dan komputerisasi. Kemajuan teknologi memasuki era digital ini berdampak pula dengan komunikasi manusia yang menggunakan bahasa sebagai medianya. Tidak sedikit Bahasa yang digunakan dalam media sosial begitu memaksakan kata-katanya yang cenderung bermakna kasar atau “Saling serang” menggunakan Bahasa kerap terjadi dalam komunikasi jejaring sosial. Menurut Dr. Hurip danu ismadi dan Novi Sylvia dalam era digital, teknologi bahasa membantu manusia dalam berkolaborasi, berbisnis, berbagi pengetahuan, dan berpartisipasi dalam perdebatan sosial dan politik terlepas dari permasalahan bahasa dan keahlian menggunakan komputer. Contoh keterlibatan bahasa dalam penggunaan teknologi adalah (1) menemukan informasi dengan mesin pencari, (2) mengecek ejaan dan tata bahasa dengan prosesor kata, (3) mengikuti petunjuk lisan dari sebuah sistem navigasi, dan (4) menerjemahkan halaman (web) melalui layanan daring. Kekurangan yang masih ada dalam perkembangan teknologi bahasa yang sekarang adalah penggunaan pendekatan statistik yang tidak tepat serta pengetahuan dan metode linguistik yang tidak diterapkan secara lebih mendalam. Ananiadou, McNaught, dan Thompson (2016) menekankan bahwa bahasa manusia bersifat ambigu.
Ambiguitas menciptakan tantangan pada berbagai level pengembangan mesin penerjemahan. Makna kata dalam level leksikal, misalnya, dapat berbeda lagi pada level sintaks. Selain itu, popularitas aplikasi media sosial seperti Twitter dan Facebook mengusulkan adanya kebutuhan akan teknologi bahasa yang canggih yang dapat memonitor postingan, menyimpulkan diskusi, menyarankan tren pendapat, mendeteksi respon emosional, atau mengidentifikasi pelanggaran hak cipta.

Kesimpulan
 
Pengguna bahasa wajib memahami tentang tata cara berbahasa (linguistic etiquete). Seperti yang dinyatakan Nababan (2013:53), bahwasannya tindak laku berbahasa seseorang itu akan mengikuti norma kebudayaan induknya. Sistem tindak laku berbahasa itu sering disebut dengan linguistic etiquete yang berkaitan dengan (1) apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu; (2) ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi sosiolinguistik tertentu; (3) kapan dan bagaimana menggunakan giliran berbicara dan menyela pembicaraan orang lain; dan (4) kapan harus diam tidak berbicara.
 
Daftar pustaka
 
Dr. Ismadi, hurip danu dan Sylvia Novi. 2015 “Pengembangan Bahasa Indonesia di Era Revolusi 4” http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/2987/pengembangan-bahasa-indonesia-di-era-revolusi-40, diakses pada 22 Maret 2020 pukul 10.53.
Dr. Effendi, Darwin. 2016 “Bahasa Indonesia dalam revolusi 4.0” https://koranindonesia.id/bahasa-indonesia-dalam-revolusi-4-o/, diakses pada 22 Maret 2020 pukul 11.32.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.