BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saat ini
infrastruktur di indonesia khususnya di DKI Jakarta sedang berkembang pesat
salah satunya perencanaan pembangunan jalan layang tol. Dimana seiring pesatnya
jumlah pertumbuhan penduduk menyebabkan kepadatan penduduk dan perkembangan
kota yang telah mengubah lahan pertanian menjadi perumahan. Dengan adanya
perumahan tersebut membuat terganggunya arus lalu lintas, salah satunya dengan adanya proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta dapat mengurangi penggunaan
lahan dan kemacetan.
Proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta merupakan sebuah proyek
jalan layang tol yang bertujuan untuk mengatasi dan mengurangi volume yang ada
di daerah DKI Jakarta.
Dalam proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta, dimana dalamnya terdapat
pelaksanaan konstruksi metode erection girder, menggunakan metode pemasangan box girder pada jalan layang yaitu
menggunakan metode launching gantry
untuk pemasangan segmen box girdernya. Metode launching gantry adalah metode pemasangan box girder dengan sistem
mengangkat box yang sudah dicetak di pabrik.
Dengan demikian,
kami memutuskan untuk melakukan kerja praktik di proyek Pembangunan 6 Ruas
Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap I, Seksi A. Dalam penyusununan laporan
kerja praktik ini, kami membahas tentang metode pelaksanaan erection box girder.
1.2
Maksud
dan Tujuan
1.
Mengetahui dan terlibat langsung pada proses
pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil.
2.
Meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan suatu
proyek dibidang teknik sipil yang belum didapat pada saat kuliah.
3.
Mendapatkan pengalaman langsung di lapangan
pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil khususnya pada proyek pembangunan
bidang jalan layang tol.
4.
Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jurusan
teknik sipil.
1.3
Ruang
Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup
kerja praktik pada proyek Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta,
Tahap I, Seksi A mencangkup pekerjaan pemasangan box girder.
Batasan masalah
kerja praktik, kami hanya membahas tentang metode pekerjaan erection box girder
pada zona 2 (di jalan ..., pada Pier 8-67 sampai Pier 8-68).
1.4
Sistematika
Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini
disusun dengan sistematika penulisan seperti berikut :
Bab
I Pendahuluan
Bab ini meliputi
latar belakang pelaksanaan kerja praktik, maksud dan tujuan kerja praktik,
ruang lingkup proyek dan batasan masalah yang ditinjau, dan sistematika
penulisan laporan kerja praktik.
Bab II DATA PROYEK
Bab ini meliputi
data umum, data teknis, lokasi proyek, dan fasilitas perlengkapan proyek.
Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen
Proyek
Bab ini berisikan
pihak – pihak yang terkait dengan proyek, hubungan kerja antara pemilik,
perencana dan kontraktor, tender dan kontrak, unsur-unsur pelaksana proyek
(kontraktor), hubungan kerja antara kontraktor-pekerja dan sistem pengumpahan,
serta uraian-uraian pendukungnya.
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat –
alat
Bab ini meliputi
bahan-bahan yang digunakan dalam proyek serta kesesuaian dengan standar
kualitas bahan yang digunakan. Selain itu berisikan pula jenis alat yang
digunakan.
Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini berisikan
tentang penjelasan pelaksanaan pekerjaan erection box girder.
BAB II
DATA PROYEK
2.1 Data
Umum Proyek
Nama Proyek =
Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota
Alamat Proyek = Kelapa Gading
Jenis Bangunan = Jalan Tol Elevated
Panjang Jalan = 9,4 Km
Pemilik Proyek = PT. Jakarta
Tollroad Development
Kontraktor
= PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama dan PT. Adhi Karya,
Konsultan Supervisi = PT. Jaya CM, PT. Virama Karya, PT, Cipta
Strada, KSO
2.2
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis merupakan
hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan
suatu proyek. Spesifikasi teknis merupakan ketentuan
– ketentuan dalam pelaksanaan
konstruksi atau persyaratan tentang penggunaan jenis
material. Spesifikasi teknis
meliputi mutu bahan yang digunakan dan tipe mesin serta material yang
digunakan.
Pihak kontraktor harus melaksanakan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang sudah ditetapkan oleh konsultan perencana
maupun ketentuan dari pihak
owner.
Adapun rincian
pekerjaan proyek kami dari tahap awal sampai akhir:
a. Bore Pile
Merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang berbentuk silinder
berfungsi meneruskan beban diatasnya kedasar lapisan tanah keras yang
memepunyasi daya dukung tanah yang diperlukan untuk pondasi dasar suatu
konstruksi bangunan
b. Pile Cap
Merupakan
pengikat antar pondasi yang berfungsi sebagai menerima beban dari kolom
yang kemudian akan disebarkan ke bore pile.
c. Kolom dan Crown
Berupa
rangka struktur bangunan vertikal yang memikul beban dari balok yang fungsinya
untuk menyangga beban aksial tekan vertikal.
d. Pier Head
Ialah dudukan box girder yang digunakan sebagia penyalur
beban lalu lintas dan box girder ke pier. Dimana fungsinya sebagai
penyalur beban dari pier head kekolom da
e. Box Girder
Sebuah Struktur atas jembatan yang terdiri dari balok balok penompang
utama
yang berbentuk kotak berongga dan
berfungsi sebagai menerima beban langsung
diatasnya dan mendistribusikan
pada struktur dibawahnya.
2.3 Fasilitas
Fasilitas yang disediakan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap IB Seksi A antara lain :
1.
Basecamp KSO Jakon – Adhi
2.
Site Office Zona 1
3.
Fasilitas Lainnya
a)
Lobby Basecamp KSO Jakon – Adhi
b)
Ruang Kerja Basecamp
KSO Jakon – Adhi
c)
Ruang Kerja Site
Office Zona 1
d)
Mess Karyawan
e)
Dapur Umum
f)
Ruang Makan
g)
Musholla
h)
Tempat Wudhu
i)
Toilet
j)
Safety Office
k)
Gudang
l)
Tempat Parkir
m)
Pos Satpam
BAB III
SISTEM ORGANISASI PROYEK
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Saat ini
infrastruktur di indonesia khususnya di DKI Jakarta sedang berkembang pesat
salah satunya perencanaan pembangunan jalan layang tol. Dimana seiring pesatnya
jumlah pertumbuhan penduduk menyebabkan kepadatan penduduk dan perkembangan
kota yang telah mengubah lahan pertanian menjadi perumahan. Dengan adanya
perumahan tersebut membuat terganggunya arus lalu lintas, salah satunya dengan adanya proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta dapat mengurangi penggunaan
lahan dan kemacetan.
Proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta merupakan sebuah proyek
jalan layang tol yang bertujuan untuk mengatasi dan mengurangi volume yang ada
di daerah DKI Jakarta.
Dalam proyek
pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta, dimana dalamnya terdapat
pelaksanaan konstruksi metode erection girder, menggunakan metode pemasangan box girder pada jalan layang yaitu
menggunakan metode launching gantry
untuk pemasangan segmen box girdernya. Metode launching gantry adalah metode pemasangan box girder dengan sistem
mengangkat box yang sudah dicetak di pabrik.
Dengan demikian,
kami memutuskan untuk melakukan kerja praktik di proyek Pembangunan 6 Ruas
Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap I, Seksi A. Dalam penyusununan laporan
kerja praktik ini, kami membahas tentang metode pelaksanaan erection box girder.
1.2
Maksud
dan Tujuan
1.
Mengetahui dan terlibat langsung pada proses
pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil.
2.
Meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan suatu
proyek dibidang teknik sipil yang belum didapat pada saat kuliah.
3.
Mendapatkan pengalaman langsung di lapangan
pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil khususnya pada proyek pembangunan
bidang jalan layang tol.
4.
Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jurusan
teknik sipil.
1.3
Ruang
Lingkup dan Batasan Masalah
Ruang lingkup
kerja praktik pada proyek Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta,
Tahap I, Seksi A mencangkup pekerjaan pemasangan box girder.
Batasan masalah
kerja praktik, kami hanya membahas tentang metode pekerjaan erection box girder
pada zona 2 (di jalan ..., pada Pier 8-67 sampai Pier 8-68).
1.4
Sistematika
Penulisan Laporan
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini
disusun dengan sistematika penulisan seperti berikut :
Bab
I Pendahuluan
Bab ini meliputi
latar belakang pelaksanaan kerja praktik, maksud dan tujuan kerja praktik,
ruang lingkup proyek dan batasan masalah yang ditinjau, dan sistematika
penulisan laporan kerja praktik.
Bab II DATA PROYEK
Bab ini meliputi
data umum, data teknis, lokasi proyek, dan fasilitas perlengkapan proyek.
Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen
Proyek
Bab ini berisikan
pihak – pihak yang terkait dengan proyek, hubungan kerja antara pemilik,
perencana dan kontraktor, tender dan kontrak, unsur-unsur pelaksana proyek
(kontraktor), hubungan kerja antara kontraktor-pekerja dan sistem pengumpahan,
serta uraian-uraian pendukungnya.
Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat –
alat
Bab ini meliputi
bahan-bahan yang digunakan dalam proyek serta kesesuaian dengan standar
kualitas bahan yang digunakan. Selain itu berisikan pula jenis alat yang
digunakan.
Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini berisikan
tentang penjelasan pelaksanaan pekerjaan erection box girder.
BAB II
DATA PROYEK
2.1 Data
Umum Proyek
Nama Proyek =
Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota
Alamat Proyek = Kelapa Gading
Jenis Bangunan = Jalan Tol Elevated
Panjang Jalan = 9,4 Km
Pemilik Proyek = PT. Jakarta
Tollroad Development
Kontraktor
= PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama dan PT. Adhi Karya,
Konsultan Supervisi = PT. Jaya CM, PT. Virama Karya, PT, Cipta
Strada, KSO
2.2
Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis merupakan
hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan
suatu proyek. Spesifikasi teknis merupakan ketentuan
– ketentuan dalam pelaksanaan
konstruksi atau persyaratan tentang penggunaan jenis
material. Spesifikasi teknis
meliputi mutu bahan yang digunakan dan tipe mesin serta material yang
digunakan.
Pihak kontraktor harus melaksanakan pekerjaan di
lapangan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang sudah ditetapkan oleh konsultan perencana
maupun ketentuan dari pihak
owner.
Adapun rincian
pekerjaan proyek kami dari tahap awal sampai akhir:
a. Bore Pile
Merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang berbentuk silinder
berfungsi meneruskan beban diatasnya kedasar lapisan tanah keras yang
memepunyasi daya dukung tanah yang diperlukan untuk pondasi dasar suatu
konstruksi bangunan
b. Pile Cap
Merupakan
pengikat antar pondasi yang berfungsi sebagai menerima beban dari kolom
yang kemudian akan disebarkan ke bore pile.
c. Kolom dan Crown
Berupa
rangka struktur bangunan vertikal yang memikul beban dari balok yang fungsinya
untuk menyangga beban aksial tekan vertikal.
d. Pier Head
Ialah dudukan box girder yang digunakan sebagia penyalur
beban lalu lintas dan box girder ke pier. Dimana fungsinya sebagai
penyalur beban dari pier head kekolom da
e. Box Girder
Sebuah Struktur atas jembatan yang terdiri dari balok balok penompang
utama
yang berbentuk kotak berongga dan
berfungsi sebagai menerima beban langsung
diatasnya dan mendistribusikan
pada struktur dibawahnya.
2.3 Fasilitas
Fasilitas yang disediakan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap IB Seksi A antara lain :
1.
Basecamp KSO Jakon – Adhi
2.
Site Office Zona 1
3.
Fasilitas Lainnya
a)
Lobby Basecamp KSO Jakon – Adhi
b)
Ruang Kerja Basecamp
KSO Jakon – Adhi
c)
Ruang Kerja Site
Office Zona 1
d)
Mess Karyawan
e)
Dapur Umum
f)
Ruang Makan
g)
Musholla
h)
Tempat Wudhu
i)
Toilet
j)
Safety Office
k)
Gudang
l)
Tempat Parkir
m)
Pos Satpam
BAB III
SISTEM ORGANISASI PROYEK
3.1 Organisasi Proyek
Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama
dari berbagai pihak yang
terlibat pada
suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai
pekerjaaan untuk
mencapai suatu hasil yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya
masing-masing
yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait,
dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada diatasnya. Proyek yang
kami tinjau ini pun berupa system kerja sama operasional (KSO), dimana ada
beberapa
perusahaan yang bekerjasama untuk melakukan tugas pelaksanaan proyek
pembanguan 6
Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta
Tahap IB Seksi A.. Untuk kontraktor utama
KSO PT. Jaya Konstruksi – Adhi sementara
konsultan utama KSO PT. Jaya CM–
Virama
Karya – Cipta Strada. Selanjutnya organisasi yang terlibat dalam
Pembanguan 6 Ruas
Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap IB Seksi A.
3.1.1
Owner
Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek
atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek tersebut.
Pada proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap I Seksi A
ini pemilik proyek adalah
PT. Jakarta Tollroad
Development (JTD).
3.1.2 Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan pihak pengawas
pembangunan
yang dipilih oleh pemilik proyek untuk bertindak sepenuhnya
mewakili pemilik
proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan
di lapangan pada batas yang
telah ditentukan baik secara teknis maupun
administrative
Konsultan perencana adalah pihak yang bergerak dalam
bidang jasa, yang
memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan
konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang
sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
Pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap
IB Seksi A ini yang ditugaskan sebagai Konsultan Manajemen
Konstruksi &
Konsultan Perencana adalah PT. Jaya CM, PT. Virama Karya dan
PT. Cipta
Strada, KSO.
3.1.3 Kontraktor pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk
berdasarkan pelelangan
untuk pembangunan proyek sesuai rencana perhitungan dan
persyaratan yang
telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor pelaksana
melaksanakan
semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan
kesepakatan
dengan pemilik proyek. Kontraktor pelaksana pada proyek ini terdiri
dari
Kontraktor Pelaksana Utama (Main
Contractor) yaitu: PT. Jaya Konstruksi
Manggala Pratama, Tbk & PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ditugaskan dalam
proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap I Seksi A
dalam pelaksanaan
pengerjaan struktur, arsitektur, landscape
maupun finishing.
3.1.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Konstruksi
merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan
konstruksi menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain
yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan
konstruksi harus dikelola
dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku. Pada proyek ini
dilaksanakan oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk & PT. Adhi Karya
(Persero), Tbk.
3.2 Manajmen Proyek
Dapat disimpulkan
bahwa manajemen berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan
yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu. Sehingga manajemen
diperlukan di dalam proyek guna tercapainya tujuan proyek dalam batasan ruang
lingkup mutu,
waktu, dan biaya.
3.2.1
Perencanaan/Planning
Planning atau perencanaan merupakan suatu tindakan pengembalian. keputusan
data informasi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
dari fungsi
perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendalian kegiatan
atau
pedoman pelaksanaan kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan
kegiatan yang
diperlukan PMBOK
3.2.2 Pelaksanaan
Dari keseluruhan
proses manajemen, fungsi pelaksanaan adalah yang
terpenting diantara fungsi
lainnya, karena fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan
langsung para
anggota organisasi, sementara perencanaan dan pengorganisasian lebih bersifat
abstrak atau tidak langsung. George R. Terry menguraikan bahwa pelaksanaan
adalah upaya
untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai dengan keinginan dan
usaha mereka untuk
mencapai tujuan perusahaan serta anggota di organisasi
karena setiap anggota pasti juga
memiliki
tujuan pribadi.
3.2.3 Pengendalian
Pengendalian
manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan
rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang
penting.
3.3 Tinjauan Kontrak dan Tender
3.3.1 Kontrak
Kontrak adalah
perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner)
dengan kontraktor. Kontrak ini
dibuat setelah pemberi tugas (owner)
menetapkan/menunjuk
pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilakukan
dengan cara mengeluarkan
surat pekerjaan/surat perintah kerja. Tahap ini
merupakan tahap kesepakatan antara owner
dengan
kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam
dokumen kontrak bersifat menyeluruh/lump sump. Perjanjian yang terdapat dalam
dokumen
kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya.
3.3.2 Tender
Tender adalah tawaran
mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk
mengadakan bang-bang
atau untuk menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
mengajukan
penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha dalam hal penunjuk/pemilihan
langsung).
3.1 Organisasi Proyek
Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama
dari berbagai pihak yang
terlibat pada
suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai
pekerjaaan untuk
mencapai suatu hasil yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan.
Adapun tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya
masing-masing
yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait,
dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada diatasnya. Proyek yang
kami tinjau ini pun berupa system kerja sama operasional (KSO), dimana ada
beberapa
perusahaan yang bekerjasama untuk melakukan tugas pelaksanaan proyek
pembanguan 6
Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta
Tahap IB Seksi A.. Untuk kontraktor utama
KSO PT. Jaya Konstruksi – Adhi sementara
konsultan utama KSO PT. Jaya CM–
Virama
Karya – Cipta Strada. Selanjutnya organisasi yang terlibat dalam
Pembanguan 6 Ruas
Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap IB Seksi A.
3.1.1
Owner
Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki
proyek
atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
melaksanakannya
sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan
proyek tersebut.
Pada proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap I Seksi A
ini pemilik proyek adalah
PT. Jakarta Tollroad
Development (JTD).
3.1.2 Konsultan Manajemen Konstruksi
Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan pihak pengawas
pembangunan
yang dipilih oleh pemilik proyek untuk bertindak sepenuhnya
mewakili pemilik
proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan
di lapangan pada batas yang
telah ditentukan baik secara teknis maupun
administrative
Konsultan perencana adalah pihak yang bergerak dalam
bidang jasa, yang
memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan
konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang
sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
Pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap
IB Seksi A ini yang ditugaskan sebagai Konsultan Manajemen
Konstruksi &
Konsultan Perencana adalah PT. Jaya CM, PT. Virama Karya dan
PT. Cipta
Strada, KSO.
3.1.3 Kontraktor pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk
berdasarkan pelelangan
untuk pembangunan proyek sesuai rencana perhitungan dan
persyaratan yang
telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor pelaksana
melaksanakan
semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan
kesepakatan
dengan pemilik proyek. Kontraktor pelaksana pada proyek ini terdiri
dari
Kontraktor Pelaksana Utama (Main
Contractor) yaitu: PT. Jaya Konstruksi
Manggala Pratama, Tbk & PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ditugaskan dalam
proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI
Jakarta Tahap I Seksi A
dalam pelaksanaan
pengerjaan struktur, arsitektur, landscape
maupun finishing.
3.1.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kegiatan Konstruksi
merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan
konstruksi menimbulkan
berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain
yang
menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan
konstruksi harus dikelola
dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku. Pada proyek ini
dilaksanakan oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk & PT. Adhi Karya
(Persero), Tbk.
3.2 Manajmen Proyek
Dapat disimpulkan
bahwa manajemen berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan
yang diperlukan
dalam pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu. Sehingga manajemen
diperlukan di dalam proyek guna tercapainya tujuan proyek dalam batasan ruang
lingkup mutu,
waktu, dan biaya.
3.2.1
Perencanaan/Planning
Planning atau perencanaan merupakan suatu tindakan pengembalian. keputusan
data informasi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.
dari fungsi
perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendalian kegiatan
atau
pedoman pelaksanaan kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan
kegiatan yang
diperlukan PMBOK
3.2.2 Pelaksanaan
Dari keseluruhan
proses manajemen, fungsi pelaksanaan adalah yang
terpenting diantara fungsi
lainnya, karena fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan
langsung para
anggota organisasi, sementara perencanaan dan pengorganisasian lebih bersifat
abstrak atau tidak langsung. George R. Terry menguraikan bahwa pelaksanaan
adalah upaya
untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai dengan keinginan dan
usaha mereka untuk
mencapai tujuan perusahaan serta anggota di organisasi
karena setiap anggota pasti juga
memiliki
tujuan pribadi.
3.2.3 Pengendalian
Pengendalian
manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk
mencapai
tujuannya dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan
rencana dan membuat
tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang
penting.
3.3 Tinjauan Kontrak dan Tender
3.3.1 Kontrak
Kontrak adalah
perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner)
dengan kontraktor. Kontrak ini
dibuat setelah pemberi tugas (owner)
menetapkan/menunjuk
pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilakukan
dengan cara mengeluarkan
surat pekerjaan/surat perintah kerja. Tahap ini
merupakan tahap kesepakatan antara owner
dengan
kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam
dokumen kontrak bersifat menyeluruh/lump sump. Perjanjian yang terdapat dalam
dokumen
kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya.
3.3.2 Tender
Tender adalah tawaran
mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk
mengadakan bang-bang
atau untuk menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang
mengajukan
penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha dalam hal penunjuk/pemilihan
langsung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.