.

Kamis, 26 Maret 2020

Metode Pelaksanaan Precast BOX GIRDER

BAB I
PENDAHULUAN

       1.1       Latar Belakang

Saat ini infrastruktur di indonesia khususnya di DKI Jakarta sedang berkembang pesat salah satunya perencanaan pembangunan jalan layang tol. Dimana seiring pesatnya jumlah pertumbuhan penduduk menyebabkan kepadatan penduduk dan perkembangan kota yang telah mengubah lahan pertanian menjadi perumahan. Dengan adanya perumahan tersebut membuat terganggunya arus lalu lintas,  salah satunya dengan adanya proyek pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta dapat mengurangi penggunaan lahan dan kemacetan.

Proyek pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta merupakan sebuah proyek jalan layang tol yang bertujuan untuk mengatasi dan mengurangi volume yang ada di daerah DKI Jakarta.

Dalam proyek pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota DKI Jakarta, dimana dalamnya terdapat pelaksanaan konstruksi metode erection girder, menggunakan metode  pemasangan box girder pada jalan layang yaitu menggunakan metode launching gantry untuk pemasangan segmen box girdernya. Metode launching gantry adalah metode pemasangan box girder dengan sistem mengangkat box yang sudah dicetak di pabrik.

Dengan demikian, kami memutuskan untuk melakukan kerja praktik di proyek Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap I, Seksi A. Dalam penyusununan laporan kerja praktik ini, kami membahas tentang metode pelaksanaan erection box girder.

       1.2       Maksud dan Tujuan

1.      Mengetahui dan terlibat langsung pada proses pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil.
2.      Meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil yang belum didapat pada saat kuliah.
3.      Mendapatkan pengalaman langsung di lapangan pekerjaan suatu proyek dibidang teknik sipil khususnya pada proyek pembangunan bidang jalan layang tol.
4.      Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jurusan teknik sipil.


       1.3       Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup kerja praktik pada proyek Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap I, Seksi A mencangkup pekerjaan pemasangan box girder.

Batasan masalah kerja praktik, kami hanya membahas tentang metode pekerjaan erection box girder pada zona 2 (di jalan ..., pada Pier 8-67 sampai Pier 8-68).

       1.4       Sistematika Penulisan Laporan 

Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini disusun dengan sistematika penulisan seperti berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab ini meliputi latar belakang pelaksanaan kerja praktik, maksud dan tujuan kerja praktik, ruang lingkup proyek dan batasan masalah yang ditinjau, dan sistematika penulisan laporan kerja praktik.

Bab II DATA PROYEK

Bab ini meliputi data umum, data teknis, lokasi proyek, dan fasilitas perlengkapan proyek.

Bab III Sistem Organisasi dan Manajemen Proyek

Bab ini berisikan pihak – pihak yang terkait dengan proyek, hubungan kerja antara pemilik, perencana dan kontraktor, tender dan kontrak, unsur-unsur pelaksana proyek (kontraktor), hubungan kerja antara kontraktor-pekerja dan sistem pengumpahan, serta uraian-uraian pendukungnya.

Bab IV Tinjauan Bahan Bangunan dan Alat – alat

Bab ini meliputi bahan-bahan yang digunakan dalam proyek serta kesesuaian dengan standar kualitas bahan yang digunakan. Selain itu berisikan pula jenis alat yang digunakan.

Bab V Pelaksanaan Pekerjaan
Bab ini berisikan tentang penjelasan pelaksanaan pekerjaan erection box girder.


BAB II
DATA PROYEK

2.1 Data Umum Proyek
      Nama Proyek            = Pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota
      Alamat Proyek          = Kelapa Gading
      Jenis Bangunan        = Jalan Tol Elevated
      Panjang Jalan           = 9,4 Km
      Pemilik Proyek         = PT. Jakarta Tollroad Development
      Kontraktor                = PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama dan PT. Adhi Karya,
      Konsultan Supervisi = PT. Jaya CM, PT. Virama Karya, PT, Cipta Strada, KSO

2.2 Spesifikasi Teknis
                Spesifikasi teknis merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam pembangunan      
       suatu  proyek. Spesifikasi teknis merupakan ketentuan – ketentuan dalam pelaksanaan 
       konstruksi atau persyaratan tentang penggunaan jenis material. Spesifikasi teknis 
       meliputi mutu bahan yang digunakan dan tipe mesin serta material yang digunakan. 
       Pihak kontraktor harus melaksanakan pekerjaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi 
       teknis yang sudah ditetapkan oleh konsultan perencana maupun ketentuan dari pihak 
       owner.
   Adapun rincian pekerjaan proyek kami dari tahap awal sampai akhir:
a. Bore Pile
     Merupakan salah satu jenis pondasi dalam yang berbentuk silinder berfungsi meneruskan beban diatasnya kedasar lapisan tanah keras yang memepunyasi daya dukung tanah yang diperlukan untuk pondasi dasar suatu konstruksi bangunan
b. Pile Cap
Merupakan pengikat antar pondasi yang berfungsi sebagai menerima beban dari kolom yang kemudian akan disebarkan ke bore pile.
c. Kolom dan Crown
 Berupa rangka struktur bangunan vertikal yang memikul beban dari balok yang fungsinya untuk menyangga beban aksial tekan vertikal.
d. Pier Head 
        Ialah dudukan box girder yang digunakan sebagia penyalur beban lalu lintas dan box girder ke pier. Dimana fungsinya sebagai penyalur beban dari pier head kekolom da
e. Box Girder 
         Sebuah Struktur atas jembatan yang terdiri dari balok balok penompang utama 
yang berbentuk kotak berongga dan berfungsi sebagai menerima beban langsung 
diatasnya dan mendistribusikan pada struktur dibawahnya.


2.3 Fasilitas
Fasilitas yang disediakan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta, Tahap IB  Seksi A antara lain :
1.        Basecamp KSO Jakon – Adhi
2.        Site Office Zona 1
3.        Fasilitas Lainnya
a)        Lobby Basecamp KSO Jakon – Adhi
b)       Ruang Kerja Basecamp KSO Jakon – Adhi
c)        Ruang Kerja Site Office Zona 1
d)       Mess Karyawan
e)        Dapur Umum
f)        Ruang Makan
g)       Musholla
h)       Tempat Wudhu
i)         Toilet
j)         Safety Office
k)       Gudang
l)         Tempat Parkir
m)      Pos Satpam



BAB III
SISTEM ORGANISASI PROYEK

 3.1  Organisasi Proyek
               Organisasi proyek adalah sistem hubungan kerjasama dari  berbagai pihak yang 
       terlibat pada suatu proyek pembangunan dalam mengatur pelaksanaan berbagai 
       pekerjaaan untuk mencapai suatu hasil yang sesuai dengan persyaratan yang telah 
       ditetapkan. Adapun tugas dan wewenang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya 
       masing-masing yang harus dipertanggung jawabkan kepada pihak-pihak yang terkait, 
       dalam hal ini orang yang kedudukannya dalam organisasi berada diatasnya. Proyek yang 
       kami tinjau ini pun berupa system kerja sama operasional (KSO), dimana ada beberapa 
       perusahaan yang bekerjasama untuk melakukan tugas pelaksanaan proyek pembanguan 6 
       Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap IB Seksi A.. Untuk kontraktor utama 
       KSO PT. Jaya Konstruksi – Adhi sementara konsultan utama KSO PT. Jaya CM– Virama 
       Karya – Cipta Strada. Selanjutnya organisasi yang terlibat dalam Pembanguan 6 Ruas 
       Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap IB Seksi A.
       3.1.1        Owner
                          Owner atau pemilik proyek adalah seseorang atau instansi yang memiliki 
                   proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu 
                   melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja untuk merealisasikan 
                   proyek tersebut. Pada proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI 
                   Jakarta Tahap I Seksi A ini pemilik proyek adalah PT. Jakarta Tollroad 
                   Development (JTD). 
       3.1.2    Konsultan Manajemen Konstruksi
                          Konsultan Manajemen Konstruksi merupakan pihak pengawas pembangunan 
                   yang dipilih oleh pemilik proyek untuk bertindak sepenuhnya mewakili pemilik 
                   proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan 
                   di lapangan pada batas yang telah ditentukan baik secara teknis maupun 
                   administrative
                           Konsultan perencana adalah pihak yang bergerak dalam bidang jasa, yang 
                    memiliki kemampuan untuk merancang, merencanakan atau memberikan  
                    konsultasi kepada pemilik bangunan sehingga tercipta suatu rancangan yang 
                    sesuai dengan keinginan pemilik proyek.
                            Pada proyek pembangunan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap 
                    IB Seksi A ini yang ditugaskan sebagai Konsultan Manajemen Konstruksi & 
                    Konsultan Perencana adalah PT. Jaya CM, PT. Virama Karya dan PT. Cipta 
                    Strada, KSO.
       3.1.3    Kontraktor pelaksana
                              Kontraktor pelaksana adalah pihak yang ditunjuk berdasarkan pelelangan 
                    untuk pembangunan proyek sesuai rencana perhitungan dan persyaratan yang 
                    telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor pelaksana melaksanakan 
                    semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan kesepakatan 
                    dengan pemilik proyek. Kontraktor pelaksana pada proyek ini terdiri dari 
                    Kontraktor Pelaksana Utama (Main Contractor) yaitu: PT. Jaya Konstruksi 
                    Manggala Pratama, Tbk & PT. Adhi Karya (Persero), Tbk ditugaskan dalam 
                    proyek pembanguan 6 Ruas Jalan Tol Dalam Kota DKI Jakarta Tahap I Seksi A 
                    dalam pelaksanaan pengerjaan struktur, arsitektur, landscape maupun finishing.
         3.1.4     Kesehatan dan Keselamatan Kerja
                                Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan 
                      konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang 
                      menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan konstruksi harus dikelola 
                      dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang berlaku.  Pada proyek ini 
                      dilaksanakan oleh PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk  & PT. Adhi Karya 
                      (Persero), Tbk. 
3.2  Manajmen Proyek 
                Dapat disimpulkan bahwa manajemen berfungsi untuk melaksanakan semua kegiatan 
       yang  diperlukan dalam pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu. Sehingga manajemen 
       diperlukan di dalam proyek guna tercapainya tujuan proyek dalam batasan ruang lingkup mutu, 
      waktu, dan biaya.
3.2.1        Perencanaan/Planning
                            Planning atau perencanaan merupakan suatu tindakan pengembalian. keputusan 
data                informasi atau fakta kegiatan yang dipilih dan akan dilakukan pada masa mendatang.   
dari                   fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun pengendalian kegiatan atau 
                          pedoman pelaksanaan kegiatan serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang  
                          diperlukan PMBOK
             3.2.2     Pelaksanaan
                     Dari keseluruhan proses manajemen, fungsi pelaksanaan adalah yang 
             terpenting diantara fungsi lainnya, karena fungsi ini ditekankan pada hubungan dan kegiatan 
             langsung para anggota organisasi, sementara perencanaan dan pengorganisasian lebih bersifat 
             abstrak atau tidak langsung. George R. Terry menguraikan bahwa pelaksanaan adalah upaya 
             untuk menggerakkan anggota organisasi sesuai dengan keinginan dan usaha mereka untuk 
             mencapai tujuan perusahaan serta anggota di organisasi karena setiap anggota pasti juga 
             memiliki tujuan pribadi. 
3.2.3     Pengendalian
                    Pengendalian manajemen merupakan usaha yang tersistematis dari perusahaan untuk 
             mencapai tujuannya dengan cara  membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat 
             tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting. 

3.3 Tinjauan Kontrak dan Tender
3.3.1 Kontrak
                Kontrak adalah perjanjian pemborongan pekerjaan antara pihak pemberi tugas (owner
         dengan kontraktor. Kontrak ini dibuat setelah pemberi tugas (owner) menetapkan/menunjuk 
         pemenang pelelangan. Penetapan pemenang pelelangan dilakukan dengan cara mengeluarkan 
         surat pekerjaan/surat perintah kerja. Tahap ini merupakan tahap kesepakatan antara owner 
         dengan kontraktor. Kesepakatan tersebut diikat oleh surat perjanjian yang diatur dalam  
         dokumen kontrak bersifat menyeluruh/lump sump. Perjanjian yang terdapat dalam dokumen 
         kontrak beserta dengan lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu 
         dengan yang lainnya. 
3.3.2 Tender
                 Tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk 
         mengadakan bang-bang atau untuk menyediakan jasa. Dalam hal ini tidak disebut jumlah yang 
         mengajukan penawaran (oleh beberapa atau oleh satu pelaku usaha dalam hal penunjuk/pemilihan 
         langsung). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.