.

Kamis, 26 Maret 2020

FISIKA BANGUNAN SISTEM PENGCAHAYAAN ALAMI





FISIKA BANGUNAN
SISTEM PENGCAHAYAAN ALAMI
(Oleh: Tiya Zidni A J33-TIYA)

Sistem pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem pencahayaan buatan. Kedua sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai.
Sumber pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
·         Variasi intensitas cahaya matahari.
·         Distribusi dari terangnya cahaya.
·         Efek dari lokasi, pemantulan cahaya.
·         Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung.
Pencahayaan alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi. Tujuan digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas yang efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat terang. Selain itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan suasana yang lebih menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi manusi.Agar dapat menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :

·         Sunlight, cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
·         Daylight, cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya rendah.
·         Reflected light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.
·          
Berikut ini adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
·         Naungan (shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang berlebihan karena terkena cahaya langsung.
·         Pengalihan (redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti dari pencahayaan yang baik.
·         Pengendalian (control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag sesuai dengan kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah penting atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut (contoh : rumah kaca).
·         Efisiensi, gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam sedemikian rupa sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang diperlukan.
·         Intefrasi, integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.



PENGUDARAAN ALAMI RUMAH TINGGAL

Prinsip dasar dari metode pengudaraan alami adalah dengan menerapkan cross ventilation di dalam ruang. Metode ini telah dianggap cukup mampu memberi ruang bagi udara untuk terus berganti. Dengan memperhatikan pergerakan udara di luar ruangan. Cross ventilation memberikan bukaan-bukaan seperti pintu, jendela, maupun ventilasi tradisional seperti krapyak dimana udara dapat masuk ke dalam rumah. Kemudian, udara yang terus bergerak haruslah memiliki arah masuk dan keluar sesuai pergerakan udara di dalam lahan rumah. Penempatan bukaan yang tepat dapat memberikan jalur untuk angin dapat memasuki ruangan dan kemudian keluar lagi membawa udara dari dalam rumah, sehingga ruangan di dalam rumah dapat ´bernafas´ melalui pertukaran udara tersebut.
Sistem pengudaraan buatan telah berkembang dengan banyak variasi pada jenis maupun sistem pengudaraan yang diterapkan. Namun bedanya, biasanya pada sistem pengudaraan buatan, udara yang berputar tidak selalu harus bertukar dengan ruang luar yang ada di sekitar ruangan tersebut, namun metode yang digunakan tetap sama, yaitu menciptakan pergerakan udara di dalam ruangan, sehingga udara dapat terus berputar dan berganti. Sebut saja kipas angin dan exhaust fan, yang mendorong udara keluar ruangan sehingga udara yang baru dapat masuk ke dalam ruangan melalui bukaan lainnya.

Biasanya exhaust fan pada rumah terdapat pada ruangan yang spesifik dan sensitif terhadap pengudaraan, seperti ruang dapur dan kamar mandi. Pada perkembangannya, sistem pengudaraan buatan  saat ini dapat juga digunakan untuk mengatur suhu serta kelembapan dalam sebuah ruangan, yaitu dengan menggunakan pengkondisi udara / AC. Pemanfaatan AC pada rumah tinggal saat ini sudah banyak menjadi pilihan pada rumah tinggal di Indonesia, namun, ada baiknya apabila sistem pengudaraan alami tetap menjadi dominan pada rumah, sehingga penggunaan AC maupun rekayasa pengudaraan lainnya dapat diminimalisir, sehingga juga menghemat penggunaan listrik.

Penggunaan sistem pengudaraan alami maupun buatan, keduanya bersama-sama bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara di dalam rumah, sebagaimana layaknya sebuah hunian yang sehat dan nyaman haruslah memiliki sistem pengudaraan yang baik. Dipadukan dengan kualitas spasial arsitektur bangunan, keberhasilan sistem pengudaraan di dalam rumah tentu dapat menciptakan ruang dalam rumah yang nyaman, sehat, serta dapat menunjang aktivitas dan standar kenyamanan penghuni rumah tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.