FISIKA BANGUNAN
SISTEM PENGCAHAYAAN ALAMI
(Oleh: Tiya Zidni A J33-TIYA)
Sistem
pencahayaan dalam ruang dapat dibagi menjadi dua bagian besar berdasarkan
sumber energi yang digunakan, yaitu sistem pencahayaan alami dan sistem
pencahayaan buatan. Kedua sistem ini memiliki karakteristik yang berbeda,
dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pencahayaan
alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar matahari. Sinar alami
mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat energi listrik juga dapat membunuh
kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan
jendela-jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada
luas lantai.
Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan penggunaan
pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak tetap, sumber
alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat keuntungan, yaitu:
·
Variasi
intensitas cahaya matahari.
·
Distribusi
dari terangnya cahaya.
·
Efek
dari lokasi, pemantulan cahaya.
·
Letak
geografis dan kegunaan bangunan gedung.
Pencahayaan
alami dalam sebuah bangunan akan mengurangi penggunaan cahaya buatan, sehingga
dapat menghemat konsumsi energi dan mengurangi tingkat polusi. Tujuan
digunakannya pencahayaan alami yaitu untuk menghasilkan cahaya berkualitas yang
efisien serta meminimalkan silau dan berlebihnya rasio tingkat terang. Selain
itu cahaya alami dalam sebuah bangunan juga dapat memberikan suasana yang lebih
menyenangkan dan membawa efek positif lainnya dalam psikologi manusi.Agar dapat
menggunakan cahaya alami secara efektif, perlu dikenali ke beberapa sumber
cahaya utama yang dapat dimanfaatkan :
·
Sunlight,
cahaya matahari langsung dan tingkat cahayanya tinggi.
·
Daylight,
cahaya matahari yang sudah tersebar dilangit dan tingkat cahayanya rendah.
·
Reflected
light, cahaya matahari yang sudah dipantulkan.
·
Berikut ini
adalah lima strategi dalam merancang untuk pencahayaan matahari efektif
·
Naungan
(shade), naungi bukan pada bangunan untuk mencegah silau (glare) dan panas yang
berlebihan karena terkena cahaya langsung.
·
Pengalihan
(redirect), alihkan dan arahkan cahaya matahari ketempat-tempat yang
diperlukan. Pembagian cahaya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan adalah inti
dari pencahayaan yang baik.
·
Pengendalian
(control), kendalikan jumlah cahaya yang masuk kedalam runag sesuai dengan
kebutuhan dan pada waktu yang diinginkan. Jangan terlalu banyak memasukkan
cahaya ke dalam ruang, terkecuali jika kondisi untuk visual tidaklah penting
atau ruangan tersebut memang membutuhkan kelebihan suhu dan cahaya tersebut
(contoh : rumah kaca).
·
Efisiensi,
gunakan cahaya secara efisien, denag membentuk ruang dalam sedemikian rupa
sehingga terintegrasi dengan pencahayaan dan menggunakan material yang dapat
disalurkan dengan lebih baik dan dapat mengurangi jumlah cahaya masuk yang
diperlukan.
·
Intefrasi,
integrasikan bentuk pencahayaan dengan arsitektur bangunan tersebut. Karena
jika bukan untuk masuk cahaya matahari tidak mengisi sebuah peranan dalam
arsitektur bangunan tersebut, nukan itu cenderung akan ditutupi dengan tirai
atau penutup lainnya dan akan kehilangan fungsinya.
PENGUDARAAN ALAMI RUMAH TINGGAL
Prinsip dasar dari metode pengudaraan alami adalah dengan
menerapkan cross ventilation di dalam ruang. Metode ini telah dianggap cukup
mampu memberi ruang bagi udara untuk terus berganti. Dengan memperhatikan
pergerakan udara di luar ruangan. Cross ventilation memberikan bukaan-bukaan
seperti pintu, jendela, maupun ventilasi tradisional seperti krapyak dimana
udara dapat masuk ke dalam rumah. Kemudian, udara yang terus bergerak haruslah
memiliki arah masuk dan keluar sesuai pergerakan udara di dalam lahan rumah.
Penempatan bukaan yang tepat dapat memberikan jalur untuk angin dapat memasuki
ruangan dan kemudian keluar lagi membawa udara dari dalam rumah, sehingga
ruangan di dalam rumah dapat ´bernafas´ melalui pertukaran udara tersebut.
Sistem pengudaraan buatan telah berkembang dengan banyak variasi
pada jenis maupun sistem pengudaraan yang diterapkan. Namun bedanya, biasanya
pada sistem pengudaraan buatan, udara yang berputar tidak selalu harus bertukar
dengan ruang luar yang ada di sekitar ruangan tersebut, namun metode yang
digunakan tetap sama, yaitu menciptakan pergerakan udara di dalam ruangan,
sehingga udara dapat terus berputar dan berganti. Sebut saja kipas angin dan
exhaust fan, yang mendorong udara keluar ruangan sehingga udara yang baru dapat
masuk ke dalam ruangan melalui bukaan lainnya.
Biasanya exhaust fan pada rumah terdapat pada ruangan yang
spesifik dan sensitif terhadap pengudaraan, seperti ruang dapur dan kamar
mandi. Pada perkembangannya, sistem pengudaraan buatan saat ini dapat
juga digunakan untuk mengatur suhu serta kelembapan dalam sebuah ruangan, yaitu
dengan menggunakan pengkondisi udara / AC. Pemanfaatan AC pada rumah tinggal
saat ini sudah banyak menjadi pilihan pada rumah tinggal di Indonesia, namun,
ada baiknya apabila sistem pengudaraan alami tetap menjadi dominan pada rumah,
sehingga penggunaan AC maupun rekayasa pengudaraan lainnya dapat diminimalisir,
sehingga juga menghemat penggunaan listrik.
Penggunaan sistem pengudaraan alami maupun buatan, keduanya
bersama-sama bertujuan untuk menciptakan sirkulasi udara di dalam rumah,
sebagaimana layaknya sebuah hunian yang sehat dan nyaman haruslah memiliki
sistem pengudaraan yang baik. Dipadukan dengan kualitas spasial arsitektur
bangunan, keberhasilan sistem pengudaraan di dalam rumah tentu dapat
menciptakan ruang dalam rumah yang nyaman, sehat, serta dapat menunjang
aktivitas dan standar kenyamanan penghuni rumah tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.