.

Selasa, 24 Maret 2020

Perkembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing

Perkembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing
oleh : Astari Syifa Shafira (J05-ASTARI)




ABSTRAK

Mengajar bahasa Indonesia untuk pelajar aing (foreign learners) atau bahasa Indonesia sebagai bahasa asing (Indonesian as a Foreign Language/IFL) berbeda dari mengajar bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama. Perbedaan tersebut disebabkan oleh karakteristik peserta didik. Pembelajaran IFL pada umumnya adalah orang yang memiliki latar belakang bahasa,budaya dan gaya belajar yang berbeda dari yang dimiliki oleh pelajar Indonesia. Perbedaan-perbedaan ini menuntut guru untuk menyiapkan materi belajar-mengajar, dan kegiatan proses belajar-mengajar dikelas yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Kata kunci : proses belajar-mengajar,materi belajar-mengajar


PENDAHULUAN

Pelajar BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang  bahasa dan budaya yang berbeda dengan budaya bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki konsekuensi pada pemulihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia untuk penutur asing, dipengaruhi secara kuat oelh bahasa pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut, Lee mengatakan bahwa satu-satunya penyebab kesulitan dan kesalahan dalam belajar bahasa kedua atau bahasa asing adalah pengaruh bahasa pertama pelajar (Ellis 1986:23).
Tingkat kemampuan pelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat pemula hingga dengan pelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan pelajar BIPA tersebut, muncul berbagai macam materi BIPA. Pada materi tesebut tercatat beberapa penulis buku, baik penulis asing maupun penulis Indonesia, yang menulis bahasa Indonesia untuk penutur asing. Tujuan yang hendal dicapai ialah mempermudah pelajar manguasai bahasa Indonesia. Walaupun demikian, terdapat banyak variasi yang ditemukan baik dalam hal pendekatan, teknik pengajaran, bahan ajar maupun urutannya. Pelajar BIPA pada umumnya adalah orang dewasa. Yang dimaksud dengan orang dewasa di sini adalah mereka yang berusia 17 tahun keatas. Oleh karena itu, Sugino (1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa sudah memiliki cukup banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka juga kebutuhan orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak.



PERMASALAHAN

Masing-masing penyusun buku teks tersebut berasumsi bahwa buku yang disusunnyalah yang paling efisien dan efektif untuk bahasa Indonesia. Ada beberapa sifat yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA. Topic actual yang ingin mereka pelajari adalah topic umum seperti masalah lingkungan, hubungan antar manusia, peristiwa dunia, dan sebagainya. Untuk belajar bahasa Indonesia lisan guna keperluan komunikasi dengan penduduk diperlukan pula pengkhususan, misalnya komunikasi formal atau informal.


PEMBAHASAN

Pelajar BIPA berasal dari berbagai Negara, sehingga mereka memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Disamping itu,mereka secara keseluruhan juga memiliki perbedaan bahasa dan budaya dengan bahsa dan budaya Indonesia yang akan dipelajarinya. Hal itu berdampak pada pemilihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka. Pemilihan materi yang tidak sesuai dapat menjadi penyebab kesulitan dan kebosanan pelajar asing dalam belajar. Materi bahasa yang dikembangkan dalam pembelajaran BIPA didasarkan pada tingkat kemampuan bahasa Indonesia pembelajarannya. Untuk tingkat pemula diberika materi bahasa, antara lain kata sapaan,ungkapan keseharian sederhana, kalimat sederhana, kalimat aktif,kalimat pasif,kalimat negative,preposisi, kata/kalimat Tanya, kata bilangan, dan afiksasi (me(N)-, me(N)-,kan, me)N)-I, se-nya, di-, di-kan, di-I, ber-, ter-, dan pen(N)-). Untuk tingkat menengah diberikan materi bahasa,antara lain ungkapan dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks, kalimat aktif, kalimat pasif, kalimat negative, kalimat transitif dan intransitive, preposisi, kalimat Tanya, dan afikasi. Adapun utnuk tingkat lanjut, materi yang disajikan pada pokoknya hampir sama dengan materi untuk tingkat menengah, hanya untuk tingkat kompleksannya yang berbeda.
Untuk tingkat lanjut, penekannya lebih pada pemahaman secara analitis terhadap materi bahasa. Kepada pelajar, selain diberikan materi-materi tersebut, banyak juga diberikan materi-materi analisis, yakni menganalisis kalimat salah dan membenarkannya serta mengubah pola kalimat tanpa mengubah maknanya. Materi menyimak dan wicara dikembangkan dengan menggunakan materi dialog, mulai dari dialog yang sangat sederhana (misalnya:salam) sampai dengan dialog yang sangat kompleks dan formal (msialnya:seminar). Selain materi yang berbentuk dialog, dalam pembelajaran menyimak, juga memanfaatkan wacana yang ada dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, misalnya menyimak berita atau percakapan yang ada ditelevisi, radio, maupun percakapan sehari-hari. Materi-materi yang disajikan kepada pelajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Berdasarkan pada perolehan hasil belajar yang ditargetkan, dalam pengajaran BIPA, ancangan yang dipilih adalah ancangan komunikatif. Seperti halnya ancangan lain, ancangan komunikatif memiliki asumsi tentang hakikat bahasa dan belajar bahasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Richard dan Rodgers (1986) yang menjelaskan bahwa asumsi ancangan komunikatif tentang hakikat bahasa adalah :
1.     Bahasa merupakan system dalam pengungkapan makna,
2.     Bahasa adalah alat bagi manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi, dan
3.     Struktur bahasa mencerminkan fungsi penggunaannya dan fungsi komunikatifnya


KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelajar asing yang belajar bahasa Indonesia memiliki latar belakang bahasa dan budaya beebeda-beda, tujuan belajar dan tingkat kemampuan yang beragam, dan bidang keahlian yang beragam. Untuk itu, disarankan kepada pengelola dan pengajar BIPA agar dalam pengelolaan pembelajaran BIPA , factor diri pelajar mendapat perhatian secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini, pembelajaran BIPA hendaknya berpusat pada kebutuhan pelajar.
Pada umunya, pendekatan yang diminati dan sesuai untuk pembelajaran BIPA adalah pendekatan komunikatif. Oleh kaarena itu, disarankan kepada para pengajar agar memanfaatkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran dengan beruapaya mengembangkan berbagai strategi untuk menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik.


DAFTAR PUSTAKA

Sugino, S. 1995. Pendekatan komunikatif-Integratif-Tematis dalam pengembangan bahan dan metodologi dalam pengembangan bahan dan metodologi BIPA di Indonesia. Kongres BIPA 1995 fakultas sastra Universitas Indonesia Jakarta

Suyitno, Imam. 2000. Pengembangan Materi Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Malang: Jurusan Sastra Indonesia FS UM.

Richards, J.C. dan T.S. Rodgers. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching. Cambridge: Cambridge University Press.

Ellis, Rod. 1986. Understanding second language Acquisition. Oxford: oxford University Press



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.