Perkembangan bahasa Indonesia untuk penutur asing
oleh : Astari Syifa Shafira (J05-ASTARI)
ABSTRAK
Mengajar bahasa Indonesia untuk
pelajar aing (foreign learners) atau bahasa Indonesia sebagai bahasa asing
(Indonesian as a Foreign Language/IFL) berbeda dari mengajar bahasa Indonesia
sebagai bahasa pertama. Perbedaan tersebut disebabkan oleh karakteristik
peserta didik. Pembelajaran IFL pada umumnya adalah orang yang memiliki latar
belakang bahasa,budaya dan gaya belajar yang berbeda dari yang dimiliki oleh
pelajar Indonesia. Perbedaan-perbedaan ini menuntut guru untuk menyiapkan
materi belajar-mengajar, dan kegiatan proses belajar-mengajar dikelas yang
relevan dengan kebutuhan peserta didik.
Kata kunci : proses
belajar-mengajar,materi belajar-mengajar
PENDAHULUAN
Pelajar
BIPA adalah pelajar asing yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda dengan budaya
bahasa yang dipelajarinya. Perbedaan bahasa dan budaya tersebut memiliki
konsekuensi pada pemulihan materi bahasa Indonesia yang akan diajarkan kepada
mereka karena pemerolehan bahasa kedua, termasuk bahasa Indonesia untuk penutur
asing, dipengaruhi secara kuat oelh bahasa pertama (Ellis 1986:19). Lebih lanjut,
Lee mengatakan bahwa satu-satunya penyebab kesulitan dan kesalahan dalam
belajar bahasa kedua atau bahasa asing adalah pengaruh bahasa pertama pelajar
(Ellis 1986:23).
Tingkat
kemampuan pelajar BIPA berbeda-beda, mulai pelajar dengan tingkat pemula hingga
dengan pelajar tingkat lanjut. Berdasarkan tingkatan kemampuan pelajar BIPA
tersebut, muncul berbagai macam materi BIPA. Pada materi tesebut tercatat
beberapa penulis buku, baik penulis asing maupun penulis Indonesia, yang
menulis bahasa Indonesia untuk penutur asing. Tujuan yang hendal dicapai ialah
mempermudah pelajar manguasai bahasa Indonesia. Walaupun demikian, terdapat
banyak variasi yang ditemukan baik dalam hal pendekatan, teknik pengajaran,
bahan ajar maupun urutannya. Pelajar BIPA pada umumnya adalah orang dewasa. Yang
dimaksud dengan orang dewasa di sini adalah mereka yang berusia 17 tahun
keatas. Oleh karena itu, Sugino (1995:6) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat
yang harus diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA. Yang pertama, orang dewasa
sudah memiliki cukup banyak pengetahuan dan wawasan, sehingga kebutuhan mereka
juga kebutuhan orang dewasa bukan lagi kebutuhan anak-anak.
PERMASALAHAN
Masing-masing
penyusun buku teks tersebut berasumsi bahwa buku yang disusunnyalah yang paling
efisien dan efektif untuk bahasa Indonesia. Ada beberapa sifat yang harus
diperhatikan dalam pemilihan materi BIPA. Topic actual yang ingin mereka
pelajari adalah topic umum seperti masalah lingkungan, hubungan antar manusia,
peristiwa dunia, dan sebagainya. Untuk belajar bahasa Indonesia lisan guna
keperluan komunikasi dengan penduduk diperlukan pula pengkhususan, misalnya
komunikasi formal atau informal.
PEMBAHASAN
Pelajar
BIPA berasal dari berbagai Negara, sehingga mereka memiliki latar belakang
bahasa dan budaya yang berbeda-beda. Disamping itu,mereka secara keseluruhan
juga memiliki perbedaan bahasa dan budaya dengan bahsa dan budaya Indonesia
yang akan dipelajarinya. Hal itu berdampak pada pemilihan materi bahasa
Indonesia yang akan diajarkan kepada mereka. Pemilihan materi yang tidak sesuai
dapat menjadi penyebab kesulitan dan kebosanan pelajar asing dalam belajar. Materi
bahasa yang dikembangkan dalam pembelajaran BIPA didasarkan pada tingkat
kemampuan bahasa Indonesia pembelajarannya. Untuk tingkat pemula diberika
materi bahasa, antara lain kata sapaan,ungkapan keseharian sederhana, kalimat
sederhana, kalimat aktif,kalimat pasif,kalimat negative,preposisi, kata/kalimat
Tanya, kata bilangan, dan afiksasi (me(N)-, me(N)-,kan, me)N)-I, se-nya, di-,
di-kan, di-I, ber-, ter-, dan pen(N)-). Untuk tingkat menengah diberikan materi
bahasa,antara lain ungkapan dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks, kalimat
aktif, kalimat pasif, kalimat negative, kalimat transitif dan intransitive,
preposisi, kalimat Tanya, dan afikasi. Adapun utnuk tingkat lanjut, materi yang
disajikan pada pokoknya hampir sama dengan materi untuk tingkat menengah, hanya
untuk tingkat kompleksannya yang berbeda.
Untuk
tingkat lanjut, penekannya lebih pada pemahaman secara analitis terhadap materi
bahasa. Kepada pelajar, selain diberikan materi-materi tersebut, banyak juga
diberikan materi-materi analisis, yakni menganalisis kalimat salah dan
membenarkannya serta mengubah pola kalimat tanpa mengubah maknanya. Materi
menyimak dan wicara dikembangkan dengan menggunakan materi dialog, mulai dari
dialog yang sangat sederhana (misalnya:salam) sampai dengan dialog yang sangat
kompleks dan formal (msialnya:seminar). Selain materi yang berbentuk dialog,
dalam pembelajaran menyimak, juga memanfaatkan wacana yang ada dalam kegiatan
berbahasa sehari-hari, misalnya menyimak berita atau percakapan yang ada
ditelevisi, radio, maupun percakapan sehari-hari. Materi-materi yang disajikan
kepada pelajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Berdasarkan
pada perolehan hasil belajar yang ditargetkan, dalam pengajaran BIPA, ancangan
yang dipilih adalah ancangan komunikatif. Seperti halnya ancangan lain, ancangan
komunikatif memiliki asumsi tentang hakikat bahasa dan belajar bahasa. Hal ini
sejalan dengan pendapat Richard dan Rodgers (1986) yang menjelaskan bahwa
asumsi ancangan komunikatif tentang hakikat bahasa adalah :
1. Bahasa
merupakan system dalam pengungkapan makna,
2. Bahasa
adalah alat bagi manusia untuk berkomunikasi dan berinteraksi, dan
3. Struktur
bahasa mencerminkan fungsi penggunaannya dan fungsi komunikatifnya
KESIMPULAN
Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa pelajar asing yang belajar bahasa Indonesia
memiliki latar belakang bahasa dan budaya beebeda-beda, tujuan belajar dan
tingkat kemampuan yang beragam, dan bidang keahlian yang beragam. Untuk itu,
disarankan kepada pengelola dan pengajar BIPA agar dalam pengelolaan
pembelajaran BIPA , factor diri pelajar mendapat perhatian secara
sungguh-sungguh. Dalam hal ini, pembelajaran BIPA hendaknya berpusat pada
kebutuhan pelajar.
Pada
umunya, pendekatan yang diminati dan sesuai untuk pembelajaran BIPA adalah
pendekatan komunikatif. Oleh kaarena itu, disarankan kepada para pengajar agar
memanfaatkan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran dengan beruapaya
mengembangkan berbagai strategi untuk menjadikan kegiatan pembelajaran lebih
menarik.
DAFTAR
PUSTAKA
Sugino, S. 1995. Pendekatan
komunikatif-Integratif-Tematis dalam pengembangan bahan dan metodologi dalam
pengembangan bahan dan metodologi BIPA di Indonesia. Kongres BIPA 1995
fakultas sastra Universitas Indonesia Jakarta
Suyitno, Imam. 2000. Pengembangan Materi Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing. Malang:
Jurusan Sastra Indonesia FS UM.
Richards, J.C. dan T.S. Rodgers. 1986. Approaches and Methods in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
Ellis, Rod. 1986. Understanding second language Acquisition. Oxford: oxford
University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.