.

Kamis, 19 Maret 2020

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN KHALAYAK MASSA, PUBLIK, DAN KERUMUNAN


      
Abstract












Kompetensi
Komunikasi massa suatu kegiatan interaksi yang dilakukan orang banyak melalui pengaturan institusi organisasi berkait dengan aktifitas penyampaian informasi dengan sifatnya yang massal ditujukan kepada khalayak yang anonim serta heterogen.


Memahami dan menjelaskan karakteristik masyarakat

Dennis McQuaile dalam Sutaryo (2005:113-114) menyebutkan bahwa Herbert Blummer seorang sosiolog modern yang terkenal membuat definisi massa dengan cara membandingkan istilah tersebut dengan bentuk bentuk kolektivitas lainnya yang diketemukan dalam kehidupan sehari-hari khususnya kelompok sosial (social group), kerumunan (crowd), dan publik (public).
Adapun kolektifitas massa memiliki sifat yang tidak sama dengan kelompok sosial, kerumunan, maupun publik kuantitas orang yang terlibat dalam kolektivitas massa relatif lebih banyak dibanding kelompok sosial, kerumunan, maupun publik (McQuail, 1987:32).

KELOMPOK SOSIAL
KERUMUNAN
PUBLIK
MASSA

Tingkat instruksi

Tinggi dalam wilayah terbatas

Tinggi

Sedang meskipun anggotanya tersebar

Rendah

Tujuan
Atau objek perhatian

§ Tujuan bersama
§ Identitas
§ Kontak

Kejadian sedang berlangsung

§ Pandangan
§ Penentuan pilihan

Objek perhatian yang dikelola

Kontrol
Atau organisasi

§ Tinggi tetapi formal
§ internal

§ Rendah
§ Eksternal

§ Sedang
§ Formal – informal

§ Eksternal
§ Manipulatif

Kadar kesadaran

Tinggi

Tinggi, namun sementara

Bervariasi, dari sedang sampai  tinggi

Rendah
          Perbedaan kolektif massa dengan kolektif kelompok sosial, kerumunan, dan publik (McQuail 1987:32)

Kelompok Sosial.
Sebagai gejala sosial, kelompok sosial berarti penting dalam kehidupan manusia, melaluinya kegiatan dalam kehidupan manusia diberlangsungkan. Pada kenyataannya sejak kita dilahirkan hingga meninggal, kita telah menjadi anggota dari kelompok sosial. Keluarga menjadi kelompok sosial yang pertama kali kita masuki pada saat kita dilahirkan. Seseorang yang baru lahir selain teridentifikasi sebagai anggota keluarga, ia juga langsung menjadi anggota dari Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), dan anggota warga dari tempat ia 
dilahirkan. Bertambahnya usia, keanggotaan seseorang semakin meluas, dimasukinya kelompok teman bermain (peer group), kelompok organisasi formal pada institusi pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Selain menjadi anggota kelompok tersebut di atas, kita memiliki keanggotaan lain yang dikategori sebagai anggota dari jenis seks, golongan darah, usia, ras dan suku bangsa, agama, orientasi politik, stratifikasi pendidikan dan ekonomi. 

Identifikasi Kelompok Sosial
merupakan Suatu kumpulan individu yang dapat dikenali sebagai kelompok sosial ketika memenuhi syarat berupa :

(1).    Adanya organisasi
(2).    Hubungan sosial sesama anggota kelompok
(3).    Dan kesadaran jenis
          (Bierstedt dalam Sunarto, 1993:88)

Berdasarkan tiga identifikasi kelompok demikian, Bierstedt lantas membedakannya secara khusus ke dalam empat jenis kelompok :

(1).    Kelompok statistik (statistical group)
(2).    Kelompok kemasyarakatan (societal group)
(3).    Kelompok sosial (social group)
(4).    Kelompok asosiasi (associational group)

Kelompok statistik dikenali melalui contoh pengelompokkan jumlah penduduk berdasarkan usia  terdapat kelompok batita, balita, anak-anak, remaja, dewasa, dan manula. Kelompok kemasyarakatan dicontohkan kelompok seks, kelompok usia, kelompok agama, kelompok etnis. Pada jenis kelompok sosial realisasinya didapati pada kelompok pertemanan, kelompok kekerabatan, kelompok keagamaan. Kelompok asosiasi diwakili melalui organisasi politik, Senat Mahasiswa, Korps Pegawai Negeri Sipil, Dharma Wanita, dan sebagainya.

Komunikasi Kelompok.
Norma dan peran adalah sistem yang mengatur proses komunikasi kelompok. Norma atau norma sosial (social norm) berarti aturan yang disepakati menyangkut idealisasi perilaku yang diharapkan dalam interaksi antar anggota kelompok. Sedangkan peran mendeskripsikan aspek dinamis dari status anggota kelompok merujuk pada ascribed status (status yang diperoleh) maupun achieved status (status yang diperjuangkan). Norma dan peran ini menjadi mekanisme pengontrol sirkulasi tatap muka (face to face) antar anggotanya. Intensitas perjumpaan anggota kelompok baik secara intensif maupun kadang kala dipahami setiap anggotanya bahwa mereka dapat mengelola umpan balik secara verbal dan non verbal merujuk pada keberadaan peran yang dimiliki sejalan dengan aturan normatif yang berlaku dalam kelompoknya. 

Kerumunan.
Kerumunan atau crowd merupakan kumpulan individu yang dikenali melalui situasi ketika sejumlah orang oleh adanya kebutuhan tertentu secara tidak sengaja saling berinteraksi, memiliki kesadaran perorangan yang lenyap (the law of the mental unity of crowds). Pada sifatnya yang berupa kerumunan ekspresif dan kerumunan bertindak setiap orang dapat memusatkan perhatian pada satu hal yang menstimulasi pada dilakukannya hasrat bertindak. Contoh dari kerumunan; kumpulan orang yang menanti angkutan umum, kumpulan orang sambil lalu yang menyaksikan tabrakan di jalan raya, kumpulan orang dalam peristiwa huru hara Mei 1998, maupun kumpulan individu dalam aksi demostrasi.

Komunikasi Kerumunan.
Kegiatan komunikasi terjadi melalui tatap muka. Face to face dalam konteks kerumunan menghilangkan makna dari tatap muka itu sendiri atau dikenal dengan mama tatap muka terminologinya memuat makna ketika anggota kelompok sedianya melihat dan mendengar anggota lain dan sekaligus mengatur feedback secara verbal maupun non verbal (Bungin, 2008:267). Keadaan ini tidak dijumpai dalam komunikasi kerumunan. Aktifitas melihat dan mendengar dipahami sebagai ritual yang landasan aktifitasnya dilakukan melalui komunikasi dalam konteks proses sosial. Artinya komunikasi bersifat berkesinambungan dan tidak memiliki akhir, konteks ini tidak terjadi dalam komunikasi antar anggota kerumunan manakala situasi yang mendekatkan mereka dalam interaksi usai maka kelompok ini akan membubarkan diri.

Publik.
Pola kumpulan individu yang ketiga ini dikatakan Blumer (McQuail, 1987:32) bercirikan jumlah anggota relatif besar, sifat keanggotaan tersebar dan bertahan lama. Keanggotaan pada kolektifitas publik terbentuk melalui adanya masalah atau pandangan tertentu yang perlu dikomunikasikan dalam kehidupan publik. Pada sistem politik demokratis kolektifitas 
publik ini tumbuh subur, ketika setiap orang berkesempatan mengakses informasi dan mengelola informasi berkait kepentingan nasional.

Komunikasi Publik.
Komunikasi retorika atau public communication telah dikenal di tengah masyarakat sejalan dengan perkembangan sistem demokrasi modern. Konteks komunikasi publik menempatkan komunikator yang berbicara di depan publik dengan tujuan memberi informasi, menghibur dan membujuk. Pada tujuan membujuk atau persuasi, menjadi benang merah dalam tradisi komunikasi retorika. Retorika (rhetoric) dimaknai sebagai kemampuan yang dimiliki pembicara untuk mempengaruhi orang banyak.

Massa.
Khalayak atau massa dikenali sebagai kumpulan individu yang dalam jumlah relatif lebih besar dibanding kelompok sosial, kerumunan, dan publik. Sifat keanggotaan tersebar dan tidak saling kenal (anonim) serta majemuk, kesadaran diri dan identitas diri cenderung lemah jika disandingkan kelompok sosial, perilaku anggotanya diarahkan untuk suatu tindakan tertentu, tidak mampu bergerak serentak atau terorganisir mencapai tujuan tertentu, komposisi selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang tidak tetap – penting digarisbawahi jika objek perhatian tertentu mengarahkan khalayak untuk menetapkan perilaku yang seragam sejurus dengan efek yang diharapkan komunikator (McQuail, 1987:33).

Komunikasi Massa.
Sebagai suatu konsep, mass comunication atau komunikasi massa mulai dikenal sejak Johann Gutenberg menciptakan mesin cetak pada Abad Pertengahan. Komunikasi massa didefinisikan sebagai konteks komunikasi yang menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan-pesan menyasar pada khalayak. Sumber komunikasi massa atau komunikator tidak lain adalah suatu organisasi formal yang menempatkan peran komunikator profesional sebagai pengelola pesan-pesan yang diproses melalui standarisasi dan selalu diperbanyak. Sedangkan penerima pesan atau mass audience adalah khalayak. Interaksi sosial antara pengirim dan penerima bersifat satu arah, impersonal, acap kali merujuk sifat non-moral dengan pengertian komunikator menanggalkan peran tanggung jawab terhadap konsekuensi pesan yang disampaikan. Komunikasi massa idealnya memunculkan kontak sosial secara serentak antara satu pengirim kepada banyak penerima, menciptakan pengaruh luas dalam waktu singkat, serta menimbulkan respon seketika dari banyak penerima secara serempak.

Dafatar Pusaka
Dennis McQuaile dalam Sutaryo (2005:113-114)
SUTARYO. (2005). Sosiologi Komunikasi. Yogyakarta : Arti Bumi Intaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.