ALAT PENDETEKSI GEMPA BUMI
(SEISMOGRAF)
Pendahuluan
@G35-didik
Sumber indocropcircles.wordpress.com
Indonesia
merupakan negara yang berada di pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dan
lempeng Eurasia di Samudera Hindia. Tekanan yang disebabkan oleh pergerakan dan
tumbukan antar lempeng tersebut dapat melepaskan energi. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya
mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh
pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi. Karena
itu tak heran bila negara kita merupakan salah satu negara yang rawan akan gempa
bumi.
Tentu
masih hangat di ingatan kita akan gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006
lalu. Gempa berkekuatan 5,6 skala Richter tersebut menelan banyak korban jiwa
dan mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan, tempat tinggal, dan
fasilitas-fasilitas umum. Yang disayangkan, tak ada peringatan dini akan gempa
tersebut karena belum adanya alat peringatan gempa.
Hal itulah yang melatarbelakangi kelompok kami untuk membuat alat penanda gempa
sederhana dengan menggunakan salah satu prinsip yang dipelajari dalam fisika,
yaitu getaran.(menurut Wulan, et al, 2012)
Akibat
Letak Geologis Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika (BMKG ) mencatat
bahwa seringnya intensitas gempa yang terjadi di Indonesia merupakan akibat
dari letak negara kita yang berada di dekat batas lempeng tektonik Eurasia dan
Indo- Australia. Bagian timur Indonesia juga merupakan pertemuan tiga lempeng
tektonik yaitu lempeng Philipina, lempengPasifik dan lempeng Indo Australia.
BMKG sebagai badan yang bertugas memprediksi cuaca, bencana
tsunami dan juga gempa bumi harus bisa memperikarakan kemungkinan- kemungkinan
yang bisa diterjadi kapan saja dan dimana saja. Kemungkinan tersebut bisa
berupa tsunami yang terjadi atau getaran dahsyat dari gempa bumi yang
menimbulkan kerusakan parah.
Untuk mendeteksi gempa dan mengukur besarnya gempa bumi, BMKG
memiliki sejumlah alat pendeteksi gempa yang telah di pasang di berbagai
titik di Indonesia sehingga menjadi sebuah jaringan. Berikut adalah beberapa
alat pendeteksi gempa bumi yang sering digunakan untuk mengukur besaran gempa
yang terjadi dan mengetahui lokasi hiposentrum.(menurut IlmuGeografi.com)
Klasifikasi pengukuran gempa
Seismograf menggunakan dua
klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang seismik yang
dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi
pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran
gempa tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala
Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala
Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa
terhadap tanah, gedung, dan manusia. (menurut
id.wikipedia.org)
Sumber IlmuGeografi.com
Proses
Terjadinya Gempa Bumi
Gempa bumi
terjadi pada saat batuan di kerak bumi mengalami tekanan yang sangat hebat oleh
pergerakan lempeng-lempeng yang menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi
ketika dua lempengan di kerak bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud
yaitu lempeng samudera dan lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan
bertumbukan, akan menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempa
bumi.
Lempeng
samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua
di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng
itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang
lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi.
Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran.
Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan
yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut
mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang
gempa bumi (seismic waves). Nah, di
sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempa bumi bisa terjadi. (menurut Ilmusiana)
Prinsip
kerja seismografik
Seismograf memiliki instrumen sensitif yang
dapat mendeteksi gelombang seismik yang dihasilkan oleh gempa
bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai
garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis
ini dan menghitung besaran gempa.
Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi
gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf sudah dapat merekam
gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua gerakan
mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan
mekanikal tersebut dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan
horizontal tergantung dari pendular yang digunakan apakah vertikal
atau horizontal.
Seismograf modern menggunakan
elektromagnetik seismographer untuk memindahkan volatilitas sistem
kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang menimbulkan
getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer. Seismograf. (menurut id.wikipedia.org)
Mekanisme Pembuatan
Alat Pendeteksi Gempa
13348136861143386363
Alat dan Bahan
pembuatan skema deteksi gempa
1. Pendulum/Bandul dari logam
2. Tali/Benang penggantung
3. Ujung kontak bisa berupa
Baut/Sekrup/Jarum
4. Bel rumah (yang menggunakan
batery)
5. Kabel serabut kecil
secukupnya.
Prinsip kerjanya sangat sederhana, jika Anda membeli sebuah bel rumah
maka akan anda dapati sebuah kabel yang berujung saklar. Fungsi saklar inilah
yang kita ganti dengan "pendulum & ujung kontak".
Jika pendulum bergoyang akibat gempa maka, pendulum akan bersentuhan dengan
ujung kontak, maka bel akan berbunyi. Alat akan bekerja lebih baik jika
1. Kita pasangkan minimal 3
ujung kontak yang saling terhubung disekitar pendulum. Akan lebih baik lagi
jika pendulum kita gantung menggunakan pegas, sehingga dapat bergerak naik dan
turun. Tentunya perlu kita tambahkan lagi satu buah ujung kontak di bawah
pendulum agar dapat menditeksi gerakan vertikal.
2. Agar lebih sensitif
terhadap gerakan disarankan agar ujung kontak dibuat dapat diatur jaraknya
sedekat mungkin dengan pendulum.
3. Pilih bel yang
sensitif, yaitu bel yang bisa berbunyi hanya dengan kontak yang singkat.Yang
terakhir letakkan pendulum di tempat yang menyatu dengan bangunan, tidak mudah
bergerak, dan terlindung dari angin, binatang kecil seperti tikus, cicak atau
sejenisnya. Silakan bagi yang mau mencoba membuat sendiri alat deteksi gempa
seperti diatas. Alat ini masih bisa dikembangkan agar lebih baik.(menurut Yosar Anwar)
Tujuan
Alat penanda gempa sederhana ini dibuat dengan
tujuan sebagai berikut:
1. Untuk sarana peringatan dini bahaya gempa bumi
dengan menggunakan alat sederhana dan biaya yang murah
2. Untuk menerapkan prinsip fisika dalam
kehidupan sehari-hari
3. Untuk mengaplikasikannya dalam bentuk alat yang
berguna
(menurut Wulan, et al, 2012)
Kesimpulan
Dari pembuatan alat penanda gempa ini dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Alat penanda gempa bumi ini bekerja atas prinsip
getaran
2. Getaran yang dihasilkan dapat menghasilkan energi
listrik yang diubah menjadi energy bunyi.(menurut Wulan, et al, 2012)
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.