Teknologi tepat guna pemanfaatan leguminosa Indigofera sp. sebagai pakan kambing yang potensial di Indonesia
Ternak ruminansia seperti sapi dan kambing memiliki posisi yang cukup strategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia meskipun permintaan terhadap daging kambing dan sapi memang tidak setinggi permintaan masyarakat terhadap daging unggas. Selama ini unggas masih menjadi primadona penyedia protein hewani masyarakat. Oleh karena itu pemerintah berupaya melakukan diversifikasi protein hewani masyarakat. Salah satu alternatifnya adalah kambing karena ruminansia kecil ini memiliki daur hidup yang pendek. Produksi daging kambing di Indonesia menurut Kementrian Pertanian yang bersumber dari Direktorat Jenderal Peternakan pada tahun 2016 sebesar 66.753 ton/tahun, sedangkan untuk daging sapi adalah sebesar 524.109 ton/tahun.
Pakan yang berkualitas tentu akan sangat mempengaruhi produktivitas ternak baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Salah satu kendala utama dalam peningkatan produktivitas peternakan di negara berkembang adalah kuantitas dan kualitas pakan yang berfluktuasi selama musim kemarau (Van DTT et al. dalam Tarigan 2009). Pakan hijau biasanya sulit ditemui dalam jumlah besar di negara tropis saat musim kemarau. Hal ini tentunya akan mempengaruhi produktivitas ternak terutama ternak jenis ruminansia. Selama ini 70% pakan yang digunakan oleh peternak masih berasal dari rerumputan lokal yang diketahui memiliki sedikit kandungan protein (7-9%) dan tinggi kandungan serat kasar sehingga kebanyakan tidak ramah bagi pencernaan ternak. Untuk meningkatkan kualitas pakan dan nutrisi yang terkandung, biasanya peternak menambahkan konsentrat pada pakan penggunaan konsentrat meningkatkan biaya penyediaan pakan. Ketersediaan konsentrat dipasaran bersifat fluktuatif.
Salah satu alternatif makanan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pakan dan menggantikan keberadaan konsentrat adalah Indigofera sp. Spesies Indigovera banyak tersebar didaerah tropis seperti Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Indigovera sebagai keluarga legung memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering, genangan air, dan tahan terhadap salinitas sehingga pakan ini tersedia sepanjang musim (Hassen et al. 2007). Kandungan komposisi Indigovera sp diantaranya adalah 6.15% lemak kasar, 24.7% protein kasar, 21.7% bahan kering, Kalsium 0.22%, Fosfor 0.18%, Abu 6.4 %, NDF 54.24% dan ADF 44.69%.
Penggunaan legum Indigofera sp tidak hanya meningkatkan kualitas pakan dengan harga yang terjangkau namun juga dapat berkontribusi terhadap lingkungan sebab legum dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan melalui fiksasi nitrogen. Pemberian Indigofera sp berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tarigan (2012) dan Siminahuruk (2009) menunjukkan bahwa pada taraf 45% terbukti masih dapat meningkatkan konsumsi bahan kering kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, kecernaan protein kasar, kecernaan ADF dan ADF, pertambahan bobot harian Kambing dan efesiensi penggunaan pakan. Oleh karna itu Indigofera sp berpotensi menjadi pengganti kebutuhan basal rumput sebagai pakan di Indonesia sebab keberadaan legum ini cukup merata di Indonesia dan mudah dijumpai.
Hassen et al. 2007. Influence of season/year and species on chemical composition and in vitro digestobility of five Indigofera accessions. Anim Feed Sci Tech. 136: 312-322
Simanihuruk K, Sirait J. 2009. Pemanfaatan leguminosa pohon Indigofera sp sebagai pakan basal kambing boerka fase pertumbuhan [Prosiding]. Seminar nasional teknologi peternakan dan veteriner
Tarigan et al. 2012. Indigofera zollingeriana : a promising forage and shrubby legum crop for Indonesia [Prosiding]. International seminar on animal industry.
Van DTT, Mui NT, Ledin I. 2005. Tropical foliages: effect of presentation method and species on intake by goats. J Anim Feed Sci Technol. 118: 1-17
www.pertanian.go.id/ap_pages/mod/datanak. Diakses pada : 30 September 2017
samsul faqih
BalasHapus41616110124
apakah tidak ada efek samping kepada ternak yang diberi pakan indegofera berlebih?