PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK
Judul Buku : PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK
Penulis : Ir. Djiteng Marsudi
Editor : Wayan Santika, S.T., M.M.
Lemeda Simarmata, S.T.
Penerbit : Penerbit Erlangga
Tahun Terbit : 2005
Jumlah Halaman :
239 halaman
ISBN :
979-741-993-2
PENDAHULUAN
Menurut Marsudi (2005), dalam judul buku “PEMBANGKITAN
ENERGI LISTRIK’, pembangkitan tenaga listrik sebagian besar dilakukan dengan
cara memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan
bolak-balik tiga fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator
sinkron didapat dari mesin penggerak generator atau biasa disebut penggerak
mula (prime mover). Mesin penggerak generator yang banyak digunakan dalam
praktik, yaitu: mesin diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Mesin-mesin
penggerak generator ini mendapat energi dari:
·
Proses pembakaran bahan bakar (mesin-mesin
termal)
·
Air terjun (turbin air)
Pusat listrik adalah tempat dimana proses pembangkitan
tenaga listrik dilakukan. Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik
merupakan proses konversi energi primer (bahan bakar atau potensi tenaga air)
menjadi energi mekanik penggerak generator, yang selanjutnya energi mekanik ini
diubah menjadi energi listrik oleh generator, makan dalam pusat listrik umumnya
terdapat :
a.
Instalasi Energi Primer, yaitu instalasi bahan
bakar atau instalasi tenaga air.
b.
Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu
instalasi yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik
penggerak generator. Mesin penggerak generator ini dapat berupa ketel uap
beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.
c.
Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang
berfungsi mendinginkan instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.
d. Iinstalasi
Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari:
-
Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu instalasi yang
menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan generator.
-
Instalasi Tegangan Rendah, yaitu instalasi
alat-alat bantu dan instalasi penerangan.
-
Instalasi Arus Searah, yaitu instalasi yang
terdiri dari baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus searah yang
terutama digunakan untuk proteksi, control, dan telekomunikasi.
Jenis-jenis Pusat Listrik
Jenis-jenis pusat listrik :
a.
Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pusat listrik ini menggunakan tenaga air
sebagai sumber energi primer.
b.
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar
minyak atau bahan bakar gas sebagai sumber energi primer.
c.
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar
batu bara, minyak, atau gas sebagai sumber energi primer.
d.
Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pusat Listrik ini menggunakan bahan bakar
gas atau minyak sebagai energi primer.
e.
Pusat Llistrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Pusat listrik ini merupakan kombinasi PLTG
dengan PLTU. Gas buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap dalam
ketel uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap.
f.
Pusat Listrik Tenaga Panas Bbumi (PLTP)
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin
uapnya didapat dari dalam bumi.
g.
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
merupakan PLTU yang menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber
energi primernya. Uranium menjalani proses fission
(fisi) di dalam reactor nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan
untuk menghasilkan uap dalam katel uap. Uap ini selanjutnya digunakan untuk
menggerakkan turbin uap penggerak generator.
Masalah
Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Proses
pembangkitan tenaga listrik pada prinsipnya merupakan konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini
dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses yang demikian ini
menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut:
a.
Penyediaan Energi Primer
Energi primer untuk pusat listrik termal
adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi: pengadaan, transportasi,
dan penyimpanannya, terutama yang memerlukan perhatian terhadap risiko kebakaran.
Energi primer untuk PLTA adalah air.
Pengadaannya dari sungai atau hujan, sedangkan penyimpanannya di waduk. Untuk
PLTA, konservasi hutan pada daerah aliran sungai (DAS) sangat penting agar
hutan berfungsi sebagai penyimpan air sehingga tidak timbul banjir di musim
hujan dan tidak terjadi kekeringan di musim kemarau.
b.
Penyediaan Air Pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul
pada pusat listrik termal seperti PLTU dan PLTD. PLTG tidak memerlukan air
pendingin yang banyak. PLTU dan PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak
yang dibangun di daerah pantai karena membutuhkan air pendingin dalam jumlah
besar sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan air laut sebagai air
pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, dibawah 3 MW, pendinginannya dapat
menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
c.
Masalah Limbah
PLTU batu bara menghasilkan limbah berupa
abu batu bara dan asap yang mengandung gas SO2 , CO2
, dan NOX . Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air
ketel (blow down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA
tidak menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat yang masuk ke sungai
penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
d.
Masalah Kebisingan
Pusat listrik termal menimbulkan suara
keras yang merupakan kebisingan bagi masyarakat yang tinggal didekatnya.
Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.
e.
Operasi
Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam
sehari. Selain itu biaya penyediaan tenaga listrik sebagian besar (± 60%) untuk
operasi pusat listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena itu,
perlu dilakukan operasi pusat listrik yang seefisien mungkin.
f.
Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk:
-
Mempertahankan efisiensi
-
Mempertahankan keandalan
-
Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang
memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
-
Bagian yang bergeser, seperti: bantalan, cincin
pengisap (piston ring), dan
engsel-engsel
-
Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan
suhu yang berbeda, seperti: penukar panas (heat
exchanger) dan ketel uap
-
Kontak-kontak listrik dalam saklar serta
klem-klem penyambung listrik
g.
Gangguan dan Kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan
Pemutus Tenaga (PMT) membuka (trip)
di luar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik.
Gangguan sebenarnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan
petir dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan alat,
sebaliknya gangguan (misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali
akhirnya dapat mengakibatkan alat (misalnya transformator) menjadi rusak.
h.
Pengembangan Pembangkitan
Pada umumnya, pusat listrik yang berdiri
sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal
ini disebabkan karena beban yang dihadapi terus bertambah, sedangkan di lain
pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari
operasi. Jika gedung pusat listrik yang ada masih memungkinkan untuk penambahan
unit pembangkit, maka pengembangan pembangkitan dapat dilakukan dengan menambah
unit pembangkit dalam gedung pusat listrik yang telah ada tersebut. Tetapi jika
tidak ada lagi kemungkinan memperluas gedung pusat listrik yang ada, maka harus
dibangun pusat listrik yang baru. Pengembangan pembangkitan khususnya dalam
sistem interkoneksi, selain harus memperhatikan masalah gangguan dan
kerusakanjuga harus memperhatikan masalah saluran transmisi dalam sistem.
i.
Perkembangan Teknologi Pembangkitan
Perkembangan teknologi pembangkitan umumnya
mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemuan Teknik konversi energi yang baru
dan penemuan bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti komputerisasi dan juga
meliputi segi perangkat lunak (software)
seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
Kelebihan
Isi dari buku ini sangat bermanfaat dalam tata bahasa yang baik, mudah dipahami dan lengkap dengan segala ulasan tentang konsep pembangkitan, contoh kasus, gambar, dll.
Kekurangan
Hampir tidak ada kekurangan dalam buku ini, namun ada beberapa contoh soal yang saya harus memerlukan bimbingan para ahli untuk memecahkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.