Smart Trash Can
Sabtu, tanggal 22 Agustus 2017 di Universitas Mercu Buana
dilaksanakan The International Exhibition of The 4th International Young
Invention Award, dalam pameran tersebut diikuti oleh penemu / inovator
teknologi dari 12 negara.
Pada kesempatan
kemarin saya melihat beberapa stand, pertama saya mendatangi stand adik adik
dari Malaysia, mereka baru berumur 12 tahun, dan menunjukkan produk
penjernih air yang berasal dari biji-bijian. Di stand kedua saya mengunjungi
stand dari SMA Surya Buana Malang yang menunjukkan alat untuk mendeteksi
penyakit yang diderita seseorang dari warna lidah. Pada stand terakhir yang
saya kunjungi yaitu stand senior dari UMB yang berasal dari jurusan Teknik
Mesin yang menunjukkan penemuannya berupa Smart Trash Can.
Pada kesempatan kali ini saya akan lebih fokus untuk
membahas Smart Trash Can. Smart Trash Can ini merupakan tempat sampah yang
memiliki sensor untuk membedakan jenis-jenis sampah, yaitu sampah organik dan
sampah anorganik. Tujuanya adalah untuk mempermudah dalam pengolahan sampah.
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya bahwa tempat
sampah ini menggunakan sensor pada proses kerjanya. Tempat sampah ini
menggunakan empat sensor, yaitu photoelectric, proximity, infrared, dan magnet.
Sensor infrared posisinya berada didalam tempat sampah,
fungsinya untuk mengetahui level penuh sampah. Diantara dua tempat sampah ada
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi jenis sampah, jadi ketika kita
mengarahkan benda ke sensor tersebut, sensor akan membedakan jenis benda
tersebut, jika benda merupakan jenis organik, tempat sampah khusus organik akan
terbuka, tapi jika sensor mendeteksi jenis benda anorganik, maka tempat sampah
anorganik yang akan terbuka.
Alat ini menggunakan microcontroller ATMega 16 pada bagain
belakang tempat sampah, microcontroller ini menupakan otak dari alat tersebut,
fungsinya untuk menerima sensor yang kemudian memberikan perintah kepada magnet
untuk menarik tutup tempat sampah sesuai dengan jenis sampah yang diarahkan ke
sensor.
Cara Kerja Smart Trash Can, tempat sampah terbuka sesuai dengan jenis benda yang diarahkan ke sensor |
Kelemahan dari alat ini adalah apabila terdapat dua benda
atau lebih yang memiliki jenis berbeda diarahkan ke sensor secara bersamaan
maka sensor akan mendeteksi jenis benda
terluar, sehingga ketika benda organik dan anorganik sudah dicampur, alat ini
hanya akan mendeteksi benda terluarnya, itu artinya sampah organik dan
anorganik tetap tercampur pada satu tempat sampah.
Kemudian kelemahan lain, alat ini hanya dapat digunakan di
indoor, karena belum cukup tahan untuk kondisi outdoor yang kemungkinan akan merusak
alat ini. Selain itu untuk penggunaan di Indonesia resiko pencurain juga cukup
besar apabila alat diletakkan di outdoor. Alat ini juga masih menggunakan listrik sebagai
sumber energinya, sehingga alat ini hanya dapat digunakan di tempat yang dekat
dengan sumber listrik.
Kelemahan berikutnya yaitu dalam pengambilan sampah,
walaupun sudah terdapat sensor yang akan berbunyi ketika sampah sudah penuh,
sensor tesebut memiliki suara yang pelan, itu artinya petugas kebersihan harus
selalu berada di dekat tempat sampah atau petugas kebersihan harus sering
mengontrol kondisi tempat sampah tersebut.
Untuk saran, dalam pengembangannya mungkin bisa menggunakan sumber energi yang lebih praktis seperti batere, kemudian kapasitas tempat sampah bisa dibuat lebih besar, untuk sensor level kapasitas sampah mungkin bisa dikembangkan lebih baik sehingga notifikasi dapat lebih mudah didapat petugas kebersihan, untuk pengklasifikasian benda mungkin diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencegah sampah organik dan anorganik yang sudah terlanjur tercampur.
Sekian review saya tentang Smart Trash Can, semoga
bermanfaat.
Sumber Informasi :
Luthfi Fathullah (Mahasiswa UMB Jurusan Teknik Mesin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.