.

Rabu, 27 September 2017

KINI, AIR LAUT TAK ASIN LAGI

Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Semua kegiatan manusia tidak bisa terlepas dari air. Di Bumi, terdapat di laut sebesar 97% dan sisanya adalah air tawar yang digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dari air tawar itu dua per tiga nya adalah gletser dan es di kutub yang berfungsi menstabilkan iklim global dan hanya satu pertiganya saja yang dapat dimanfaatkan 7 milyar jiwa manusia di dunia.

Jumlah air yang terbatas dan semakin banyaknya manusia menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Selain jumlahnya, kualitas air tawar yang ada pun semakin rusak. Perebutan penggunaan air bersih untuk berbagai penggunaan menyebabkan hilangnya akses yang layak terhadap air bersih bagi sebagian orang. Perilaku boros air bersih menyebabkan semakin banyak lagi orang yang kehilangan akses terhadap air bersih. 

Menurut PBB (2011), lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun.

Baru-baru ini para ilmuan berhasil menciptakan teknologi untuk mengubah air laut yang kaya akan garam menjadi air tawar yang layak dikonsumsi. Teknologi yang digunakan adalah desalinasi.

Desalinasi  adalah proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi bintang, tanaman dan manusia. Seringkali proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan. (Wikipedia, 2017)


Pada kehidupan modern seperti saat ini, proses desalinasi difokuskan pada pengembangan cara yang efektif untuk menyediakan air bersih untuk digunakan di wilayah yang memiliki keterbatasan air. Desalinasi pada skala besar biasanya menggunakan sejumlah besar energi dan infrastruktur spesialis, sehingga sangat mahal dibandingkan dengan penggunaan air tawar dari sungai atau air tanah.

Ada beberapa metode desalinasi diantaranya adalah sebagai berikut :


Distilasi (metode thermal)

Distilasi juga disebut dengan penyulingan disebabkan proses yang dilakukan adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan dan kecepatan penguapan. Pada proses ini air laut dipanaskan sehingga menghasilkan uap air, kemudian uap air tersebut ditampung dan didinginkan kembali kedalam bentuk cairan. Berbagai macam proses distilasi yang umum digunakan, seperti multistage flash, multiple effect distillation, dan vapor compression umumnya menggunakan prinsip mengurangi tekanan uap dari air agar pendidihan dapat terjadi pada temperatur yang lebih rendah, tanpa menggunakan panas tambahan.

Energi panas yang digunakan juga bisa berasal dari radiasi sinar matahari, hal ini bertujuan untuk menggurangi biaya yang dikeluarkan jika dibandingkan dengan menggunakan alat desalinasi termal yang menggunakan listrik atau bahan bakar yang menggunakan panas. Prinsip dasar alat desalinasi adalah ketika alat desalinasi terpapar sinar matahari, radiasi matahari masuk melalui kaca penutup transparan menuju ke dalam wadah air laut. Sifat konduktivitas panas yang baik dari wadah aluminium menyebabkan temperatur pada alat desalinasi, baik itu berupa suhu kaca, ruangan, suhu air meningkat seiring dengan meningkatnya intensitas matahari. Suhu di dalam ruangan lebih besar daripada suhu lingkungan, hal ini disebabkan oleh adanya transmisi panas dan terperangkap di dalam alat desalinasi. Air laut kemudian menguap dan menempel pada kaca penutup bagian dalam. Proses kondensasi dipengaruhi oleh suhu kaca penutup ruang evaporasi. Uap yang terbentuk akan terkondensasi apabila mengenai kaca penutup yang suhunya lebih rendah. Hasil kondensasi menempel pada kaca penutup bagian dalam dan mengalir ke bawah mengikuti kemiringan kaca penutup. Hasil kondensasi ditampung dan menghasilkan air tawar. (Ismilayli, Nurul, dkk. 2016)

Penggunaan Membran
Metode lain dari desalinasi adalah dengan menggunakan membran. ada 2 tipe membran yang digunakan dalam proses ini yaitu Reverse Osmosis (RO) dan Electrodialysis (ED).
  • Reverse Osmosis (RO)

Reverse Osmosis merupakan suatu metode penyaringan menggunakan membran semi-permeable yang dapat menyaring berbagai molekul dan ion-ion dari suatu larutan dengan konsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi dengan cara memberi tekanan pada larutan konsentrasi rendah. Prinsip ini mirip dengan prinsip kerja Capacitive Deionization. Capacitive Deionization adalah teknik mengolah air menggunakan elektroda karbon berpori yang dilaliri arus dengan menggunakan kapasitor untukmenghilangkan ion terarut. (Fatimah, Iin dan Endarko, 2016)

  • Electrodialysis

Electrodialysis merupakan suatu proses desalinasi yang menggunakan arus listrik pada membran untuk menghilangkan ion garam dari air laut yang menghasilkan konsentrat garam dan air (dialute). Proses ini banyak membutuhkan energi listrik. (Surya, 2014)


Material pengikat ion

Proses desalinasi menggunakan material pengikat molekul-molekul garam tidak memerlukan pasokan energi dari luar selama proses reaksi. Material alam yang berpotensi dijadikan sebagai material pengikat ion adalah material dari jenis zeolite dan clay (Wibowo, Edi, dkk. 2016). Selain harganya murah, ketersediaan material tersebut di alam juga melimpah, akan tetapi pada kondisi alaminya kemampuan sorpsi dari kedua jenis material tersebut masih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

     Fatimah, Iin dan Endarko, 2016. Analisis Pengaruh Struktur Sel Elektroda pada Proses Desalinasi Larutan NaCl dalam Sistem Capacitive Deionization (CDI). http://jurnal.fmipa.unila.ac.id . Diakses 27 September 2017

   Ismilayli, Nurul, dkk. 2016. Desalinasi Berbasis Tenaga Surya di Kecamatan Bayan Lombok Utara. http://jurnalfkip.unram.ac.id/ . Diakses 27 September 2017

 Surya. 2014. Desalinasi : Proses Menghilangkan Kadar Garam Dalam Air. http://bwssum1.net/desalinasi-proses-menghilangkan-kadar-garam-dalam-air . Diakses 27 September 2017

    Unknowname. 2017. Wikipedia : Desalinasi. https://id.wikipedia.org/wiki/Desalinasi . Diakses 27 September 2017


    Wibowo, Edi, dkk. 2016. Pengembangan Material Sorben Berbasis Zeolite dan Clay Alam sebagai Media Desalinasi Air Laut. http://jms.fmipa.itb.ac.id . Diakses 27 September 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.