AKUAPONIK
Pendahuluan
Faktor luas
lahan biasa menjadi masalah yang umum bagi masyarakat yang ingin membudidayakan
pertanianan, perikanan dan perkebunan. Selain itu faktor lingkungan dan ekonomi
juga menjadi beban tambahan untuk mengembangkan budidya tersebut. Faktor musim
juga sangat memengaruhi budidaya tersebut. Pada musim hujan, air mengali
melimpah akan tetapi justru dapat mengakibatkan banjir, hama dan petir yang
sangat berbahaya bagi petani dan peternak ikan. Sedangkan pada musim kemarau
merupakan musim yang ditunggu karena selain cuaca yang stabil masyarakat dapat
dengan mudah mengatur aliran air maupun mengolah pertanian. Hal negatif dari
musim kemarau adalah apabila terjadi panas yang terik, yang menyebabkan tanaman
mati bahkan ikan ternak juga terkena dampaknya.
Latar belakang
Selain itu
juga wawasan pengetahuan masyarakat akan teknologi terapan yang sederhana yang
memanfaatkan lahan sempit menjadi bermanfaat sangat rendah. Kerapatan antar
tanaman merupakan hal yang patut diperhatikan dalam sistem akuaponik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Musa
(2007) yang menyatakan bahwa kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat
penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam
hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman
akar tanaman. Akuponik adalah solusinya.
Akuaponik merupakan
alternatif budidaya tanaman dan ikan dalam satu tempat. Teknik ini
mengintegrasikan budidaya ikan secara tertutup (resiculating aquaculture) yang dipadukan dengan tanaman. Dengan
kepadatan rendah ikan mempunyai kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik
dibandingkan dengan kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan
faktor luar yang mempunyai peranan di dalam pertumbuhan (Syahid dkk, 2006).
Dalam proses
ini, tanaman memanfaatkan unsur hara dari kotoran ikan. Jika kotoran ikan
dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan. Manfaat akuaponik adalah
Ketahanan ekonomi berbasis rumah tangga, kesehatan keluarga dari segi
lingkungan dan asupan gizi, alat peraga pendidikan keluarga atau cikal bakal entrepeneur dan praktisi peneliti.
Akuaponik memiliki
pola tanam terpadu yang menaytukan beberapa tanaman dalam satu manfaat. Prinsip
utamanya adalah rantai makanan. Akuaponik merupakan sistem berkelanjutan yang
mengombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat
simbiotik. Akuaponik terdiri atas dua komponen penting, yaitu bagian hidroponik
tempat tanaman tumbuh dan bagian akuakultur tempat ikan dipelihara.
Peranan
nitrogen secara khusus pada tanaman adalah berperan dalam, pertumbuhan
vegetatif tanaman, memberikan warna pada tanaman, panjang umur tanaman,
penggunaan karbohidrat, dan lain-lain (Zailani, Kadir, dkk, 1993).
Akuaponik memiliki
sistem biofilter yang menjadi tempat bagi bakteri nitrifikasi untuk mengubah
amonia dari kotoran ikan menjadi nitrat yang dapat digunakan tumbuhan. Bila
kadar NH3 hasil pembongkaran bahan organik di dalam air terdapat dalam jumlah
besar, yang disebabkan proses pembongkaran protein terhenti sehingga tidak terbentuk
nitrat sebagai hasil akhir, maka air tersebut disebut “sedang mengalami
pengotoran (Pollution)” (Metcalf dan Eddy, 1991).
Tanaman yang
dapat dibudidayakan secara akuaponik sebagian besar adalah sayuran daun yang
dapat tumbuh dengan baik. Beberapa contohnya antara lain selada, sawi, kangkung,
dan bayam. Sementara itu tanaman sayuaran buah juga bisa antara lain tomat dan
cabai. Ikan tawar yang dipelihara di dalam akuaponik antara lain ikan lele,
patin dan ikan gurami.
Keunggulan
Keunggulan dari
akuaponik adalah sistem resirkulasi. Akuaponik memiliki 5 komponen dasar yang
meliputi biota air dalam kolam budidaya terjaga, mengatur suhu, adanya penambahan
oksigen terlarut, penyaringan kotoran atau partikel, serta biofilter agar
amonia yang dihasilkan oleh ikan menurun dengan bantuan bakteri aerob yang mengubah
amonia menjadi nitrit dan nitrat. Sehingga akuaponik memiliki kelebihan antara
lain volume air tidak terlalu besar air dapat digunakan kembali, sistem
resirkulasi menggunakan tempat wadah terbatas, kualitas air terjaga
memungkinkan pertumbuhan ikan baik, produksi meningkat dan waktu pemeliharaan
lebih singkat, tingkat kematian ikan lebih rendah
Kesimpulan
Jadi akuaponik
merupakan alternatif bagi masyarakat yang budidaya sayuran dan ikan dengan
lahan yang terbatas. Tanpa takut akan bahaya musim, lingkungan dan limbah yang
dihasilkan. Tx
Referensi
Fathulloh
A.S & N.S.Budiana. 2015. Akuaponik Panen Sayur Bonus Ikan. Penebar Swadaya:
Jakarta.
Zailani, Kadir, dkk. (1993). Estimasi Penggunaan Pupuk Urea pada Percobaan Penanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans POIR) di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Laporan Penelitian. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.
Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi Produktivitas Jagung Melalui Pengelolaan Populasi Tanaman, Pengolahan Tanah, dan Dosis Pemupukan. Agrisistem 3 (1): 21 – 3.3
Syahid, M. Subhan, A. dan Armando, R. 2006. Budidaya Udang Organik secara Polikultur. Penebar Swadaya: Jakarta.
Metcalf dan Eddy. 1991. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse. McGraw-Hill Book Co, Singapore.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.