.

Rabu, 27 September 2017

AKUAPONIK DI LAHAN TERBATAS


AKUAPONIK






Pendahuluan

Faktor luas lahan biasa menjadi masalah yang umum bagi masyarakat yang ingin membudidayakan pertanianan, perikanan dan perkebunan. Selain itu faktor lingkungan dan ekonomi juga menjadi beban tambahan untuk mengembangkan budidya tersebut. Faktor musim juga sangat memengaruhi budidaya tersebut. Pada musim hujan, air mengali melimpah akan tetapi justru dapat mengakibatkan banjir, hama dan petir yang sangat berbahaya bagi petani dan peternak ikan. Sedangkan pada musim kemarau merupakan musim yang ditunggu karena selain cuaca yang stabil masyarakat dapat dengan mudah mengatur aliran air maupun mengolah pertanian. Hal negatif dari musim kemarau adalah apabila terjadi panas yang terik, yang menyebabkan tanaman mati bahkan ikan ternak juga terkena dampaknya.

Latar belakang

Selain itu juga wawasan pengetahuan masyarakat akan teknologi terapan yang sederhana yang memanfaatkan lahan sempit menjadi bermanfaat sangat rendah. Kerapatan antar tanaman merupakan hal yang patut diperhatikan dalam sistem akuaponik.  Hal tersebut sesuai dengan pendapat Musa (2007) yang menyatakan bahwa kerapatan atau ukuran populasi tanaman sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh serta mengurangi perkembangan tinggi dan kedalaman akar tanaman.  Akuponik adalah solusinya.
Akuaponik merupakan alternatif budidaya tanaman dan ikan dalam satu tempat. Teknik ini mengintegrasikan budidaya ikan secara tertutup (resiculating aquaculture) yang dipadukan dengan tanaman. Dengan kepadatan rendah ikan mempunyai kemampuan memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan kepadatan yang cukup tinggi, karena makanan merupakan faktor luar yang mempunyai peranan di dalam pertumbuhan (Syahid dkk, 2006).
Dalam proses ini, tanaman memanfaatkan unsur hara dari kotoran ikan. Jika kotoran ikan dibiarkan di dalam kolam akan menjadi racun bagi ikan. Manfaat akuaponik adalah Ketahanan ekonomi berbasis rumah tangga, kesehatan keluarga dari segi lingkungan dan asupan gizi, alat peraga pendidikan keluarga atau cikal bakal entrepeneur dan praktisi peneliti.

Akuaponik memiliki pola tanam terpadu yang menaytukan beberapa tanaman dalam satu manfaat. Prinsip utamanya adalah rantai makanan. Akuaponik merupakan sistem berkelanjutan yang mengombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Akuaponik terdiri atas dua komponen penting, yaitu bagian hidroponik tempat tanaman tumbuh dan bagian akuakultur tempat ikan dipelihara.
Peranan nitrogen secara khusus pada tanaman adalah berperan dalam, pertumbuhan vegetatif tanaman, memberikan warna pada tanaman, panjang umur tanaman, penggunaan karbohidrat, dan lain-lain (Zailani, Kadir, dkk, 1993).

Akuaponik memiliki sistem biofilter yang menjadi tempat bagi bakteri nitrifikasi untuk mengubah amonia dari kotoran ikan menjadi nitrat yang dapat digunakan tumbuhan. Bila kadar NH3 hasil pembongkaran bahan organik di dalam air terdapat dalam jumlah besar, yang disebabkan proses pembongkaran protein terhenti sehingga tidak terbentuk nitrat sebagai hasil akhir, maka air tersebut disebut “sedang mengalami pengotoran (Pollution)” (Metcalf dan Eddy, 1991).

Tanaman yang dapat dibudidayakan secara akuaponik sebagian besar adalah sayuran daun yang dapat tumbuh dengan baik. Beberapa contohnya antara lain selada, sawi, kangkung, dan bayam. Sementara itu tanaman sayuaran buah juga bisa antara lain tomat dan cabai. Ikan tawar yang dipelihara di dalam akuaponik antara lain ikan lele, patin dan ikan gurami.

Keunggulan

Keunggulan dari akuaponik adalah sistem resirkulasi. Akuaponik memiliki 5 komponen dasar yang meliputi biota air dalam kolam budidaya terjaga, mengatur suhu, adanya penambahan oksigen terlarut, penyaringan kotoran atau partikel, serta biofilter agar amonia yang dihasilkan oleh ikan menurun dengan bantuan bakteri aerob yang mengubah amonia menjadi nitrit dan nitrat. Sehingga akuaponik memiliki kelebihan antara lain volume air tidak terlalu besar air dapat digunakan kembali, sistem resirkulasi menggunakan tempat wadah terbatas, kualitas air terjaga memungkinkan pertumbuhan ikan baik, produksi meningkat dan waktu pemeliharaan lebih singkat, tingkat kematian ikan lebih rendah

Kesimpulan

Jadi akuaponik merupakan alternatif bagi masyarakat yang budidaya sayuran dan ikan dengan lahan yang terbatas. Tanpa takut akan bahaya musim, lingkungan dan limbah yang dihasilkan. Tx

Referensi

Fathulloh A.S & N.S.Budiana. 2015. Akuaponik Panen Sayur Bonus Ikan. Penebar Swadaya: Jakarta.

Zailani, Kadir, dkk. (1993). Estimasi Penggunaan Pupuk Urea pada Percobaan Penanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans POIR) di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar. Laporan Penelitian. Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh.

Musa Y., Nasaruddin, M.A. Kuruseng, 2007. Evaluasi Produktivitas Jagung Melalui Pengelolaan Populasi Tanaman, Pengolahan Tanah, dan Dosis Pemupukan. Agrisistem 3 (1): 21 – 3.3

Syahid, M. Subhan, A. dan Armando, R. 2006. Budidaya Udang Organik secara Polikultur. Penebar Swadaya: Jakarta.

Metcalf dan Eddy. 1991. Wastewater Engineering Treatment Disposal Reuse. McGraw-Hill Book Co, Singapore. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.