IYIA (International Young Inventors Award) diselenggarakan
oleh Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA)
bekerjasama dengan Universitas Mercu Buana untuk memperingati Hari Kebangkitan
Teknologi Nasional yang ke-22. Tak kurang dari 15 negara berpartisipasi dan 200
karya ditampilkan pada kompetisi ini.
Pada hari sabtu minggu lalu tanggal 23 September 2017 saya dan
teman-teman sekelas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah berkesempatan
mengunjungi acara tersebut. Dalam acara tersebut saya melihat dan mengunjungi
beberapa stand tentang berbagai macam inovasi baru yang diciptakan dan terus
dikembangkan oleh pelajar-pelajar dari berbagai negara.
Pada beberapa stand tersebut saya tertarik pada salah satu
stand tim B.Plascow dari Universitas Brawijaya Malang. Empat mahasiswa yang
tergabung dalam Tim B-PLASCOW (Biodegradable
Plastic from Cow Rumen) terdiri dari Diezka Ahmad Al Hafidh, Syaila
salsabila Faradis, Kevin Aditya Pratama dan Naila El’Arisie. B.Plascow sendiri
merupakan suatu penemuan yang dapat membuat plastik berasal dari rumen sapi. Mengapa
dibuat plastik menggunakan rumen sapi karena sebagai pengganti bahan baku
plastik yaitu polimer. Tahukan anda bahwa konsumsi plastik di dunia mencapai
2juta/menit, plastik juga membutuhkan waktu 50tahun agar dapat terurai sempurna
didalam tanah, sehingga semakin menumpuknya limbah plastik menjadi PR
masyarakat untuk meminimalisirnya. Tentunya penggunaan bioplastik seperti ini
menjadi ramah lingkungan.
Mengapa rumen sapi? Rumen sapi dipilih menjadi bahan
bioplastik karena sebagai salah satu bahan organik yang mudah terurai. Hal ini
disebabkan kandungan selulosa dan serat yang tinggi.
Selain itu, rumen sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) penggunaannya masih belum optimal. Umumnya hanya dibuang ke sungai terdekat dan menyebabkan pencemaran.
Selain itu, rumen sapi yang berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH) penggunaannya masih belum optimal. Umumnya hanya dibuang ke sungai terdekat dan menyebabkan pencemaran.
Beberapa material yang diperlukan untuk pembuatanya yaitu ;
1. Rumen
sapi
2. Gliserol
3. Acetic
acid
4. Air
5. Tepung
tapioka
6. Resin
7. Ragi
Proses pembuatannya pun cukup sederhana, Rumen sapi
difermentasi dan dipanaskan guna menghilangkan bakteri lalu kemudian di blend dengan bahan yang lain dan sehingga
jadilah sample plastik dan
selanjutnya masuk ke proses percetakan sesuai keperluan. Sample plastik tersebut bisa dimanfaatkan untuk dijadikan plasticbag, polybag, bahkan bisa dijadikan dan dibentuk pot tanaman.
Bioplastik dari rumen sapi ini dapat terurai di ruang
terbuka, baik di dalam tanah maupun air. Jika sudah terdegradasi dan terurai
bioplastik tersebut juga bisa dijadikan pupuk tanaman. Selain itu, Kelebihan
lainnya dari rumen sapi yaitu limbah rumen sapi tidak hanya dapat terurai dengan
mudah di tanah, tetapi juga dapat menyuburkan tanah tersebut.
Adapun kelemahan dari bioplastik ini adalah cepat terurai
dan belum diuji ketahanannya/Tensile strength, karena penelitian yang baru
dilakukan oleh tim b.plascow hanya sebatas uji persentase kehilangan massa dan
uji waktu lama degradasi. Proses pembuatannya juga memakan waktu kurang lebih
satu bulan, lumayan lama menurut saya. Namun meskipun cepat terurai bioplastik
ini masih bermanfaat sebagai pupuk tanaman.
Dengan hadirnya B-PLASCOW ini diharapkan mampu menyelesaikan
masalah limbah hewan ternak dan mengurangi pencemaran akibat plastik sintetis
yang sulit terdegradrasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.