.

Kamis, 28 September 2017

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI REAKTOR (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) UNTUK MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI KOMPOS ORGANIK



PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI REAKTOR (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) UNTUK MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI KOMPOS ORGANIK
Mind Map oleh The, Eka Yuliarto

@G10-The

Pendahuluan

Setiap hari sampah dihasilkan oleh setiap rumah tangga dan setiap hari pula sampah yang ada hanya dibuang tanpa memiliki nilai jual yang ada pada sampah' Pola hidup membuang sampah setiap hari perlu diubah dengan mencoba menggali potensi yang ada pada sampah yang dihasilkan setiap hari. Secara umum, jenis sampah dapat clibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering' seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami. Untuk menangani permasalahan sampah secala menyeluruh perlu dilakukal alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai' karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbatr yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, adatigaasumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip-prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlatr sampah yang terus meningkat' minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama'

Dikutip “Fatkhul Amin”: Pengolahan sampah rumah tangga berbeda dengan pengolahan sampah besar. Hal yang mendasari perbedaan ini adalah jumtah sampah yang dihasilkan lebih kecil dan teknologi yang digunakan untuk mengolahnya juga sederhana. Mengingat kondisi lokasi rumah yang kebanyakan tidak di atur atau tidak ditata untuk kepentingan proses produsi. Pemanfaatan drum plastik bekas bisa digunakan sebagai reaktor pengolahan sampah rumah tanggan menjadi kompos organis. Berikut ini proses pengolahan sampah basah rumah tangga menjadi sampah organic: 

1. Pembuatan reactor (tempat proses pengkomposan, tempat proses pembusukan) dimulai dengan mempersiapkan peralatan seperti; Drum Plastik, Pipa PVC, lem dan kain kasa. Pembuatan reactor tidak sulit karena semua peralatan yang digunakan bisa didapatkan secara mudah disekitar lingkungan.

2. Persiapan Bahan Organik
Bahan yang akan dibuat menjadi kompos disiapkan. Sampah organik yang disiapkan bisa berasal apa saja, misalnya dari sisa sayuran, nasi, atau potonganpotongan tanaman sari kebun. Agar kompos tidak berbau, hindari memasukkan daging, tulang dan minyak. Sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos, bahan tadi sebaiknya dipotogn kecil-kecil agar proses dekomposisinya menjadi lebih cepat dan lebih sempurna. Proses dekomposisi memerlukan bakteri pengurai, gunakan kotoran ternak atau EM4 (Effictive Microorganism 4) yang bisa didapatkan ditoko-toko penjual pupuk terdekat.

3. Siram dan Aduk
Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna, media harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu menyiram media kornpos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik media kompos setiap hari agar pfoses aerasi berjalan Sempurna. Selama proses pengomposan, sering kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab itu, usahakan agar setiap lubang di reaktor komposku kututup dengan kawat kasa. Bila bau tak sedap keluar- tambahkan air dan EM4, dan bau segera menghilang. Jika proses ini berjalan dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang dimasukkan akan menlusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya. Jadi untuk skala rumah tangga, reaktor kompos berukuran 1 m-kubik sudah lebih dari cukup.

4. Panen
Kompos siap dipanen setelah diproses kira-kira 2-3 minggu, bergantung pada tahap pemrosesnya. Pada reaktor komposku, sengaja kubuat sebuah sistem sederhana sehingga proses pemanenan kompos dilakukan dari dasar reaktor. Kompos yang diperoleh adalah lumpur hitam yang mengandung air kira-kira 50%. Sehingga, untuk mendapatkan kompos kering, lumpur tadi harus dijemur. Biasanya, lumpur yang kuperoleh langsung kupakai sebagai media tanaman di kebun. Jadi tidak perlu dijemur dahulu.

KESIMPULAN:

Budaya membuang sampah perlu dirubah dengan budaya mengelola sampah secara benar. Komoditi seperti kompos organik yang mempunyai nilai jual relatif tinggi bisa dibuat dari sampah rumah tangga dengan menggunakan reaktor sampah yang rerbuat dari drum plastik bekas. Teknologi sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan bisa membantu, dan manusia sebagai sumber daya mempunyai peranan yang dominan untuk mensinergikan antara teknologi, budaya dan lingkungan. Sehingga diharapkan perubahan ini akan menciptakan lapangan pekerjaan baru atau lahan untuk mencari tambahan penghasilan bagi setiap rumah tangga. Apabila sinergi ini terwujud maka sampah yang semula tidak bernilai akan menjadi komoditi yang layak jual, perubahan akan membawa kepada perubahan budaya yang semakin bertanggungjawab dan aplikasi teknologi tepat guna yang ramah terhadap lingkunga, akan terwujud dimulai dari rumah kita masing-masing.

Daftar Pustaka:

Amin, Fatkhul, 2008. PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI REAKTOR (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) UNTUK MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA MENJADI KOMPOS ORGANIK, Semarang
Apriadji, W.H. 1989. Memproses Sampah, penebar Swadaya, Jakarta
APEC, 2005, Teknologi pengolahan sampah Jepang, seminar Teknologi Lingkr_urgan, Kawasaki Juko, Co. Ltcl, Bandung
Bapedal, 1997. undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Badan pengendali Dampak Lingkungan. lakarta.
Dahuri R.. Dkk. 1996. pengelolaan sumber Daya wilayah Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.