PEMANFAATAN
DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI REAKTOR (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) UNTUK MENGOLAH SAMPAH
RUMAH TANGGA MENJADI KOMPOS ORGANIK
Mind Map oleh The, Eka Yuliarto |
@G10-The
Pendahuluan
Setiap hari sampah dihasilkan oleh setiap rumah tangga
dan setiap hari pula sampah yang ada hanya dibuang tanpa memiliki nilai jual
yang ada pada sampah' Pola hidup membuang sampah setiap hari perlu diubah
dengan mencoba menggali potensi yang ada pada sampah yang dihasilkan setiap
hari. Secara umum, jenis sampah dapat clibagi 2 yaitu sampah organik (biasa
disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah
basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan,
sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk/hancur) secara
alami. Sebaliknya dengan sampah kering' seperti kertas, plastik, kaleng, dll.
Sampah jenis ini tidak dapat terdegradasi secara alami. Untuk menangani
permasalahan sampah secala menyeluruh perlu dilakukal alternatif-alternatif
pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai' karena landfill
tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan
alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan
pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbatr yang dibuang kembali
ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap
sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, adatigaasumsi dalam pengelolaan
sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip-prinsip baru. Daripada
mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlatr sampah yang terus
meningkat' minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama'
Dikutip “Fatkhul Amin”: Pengolahan sampah rumah
tangga berbeda dengan pengolahan sampah besar. Hal yang mendasari perbedaan ini
adalah jumtah sampah yang dihasilkan lebih kecil dan teknologi yang digunakan untuk
mengolahnya juga sederhana. Mengingat kondisi lokasi rumah yang kebanyakan
tidak di atur atau tidak ditata untuk kepentingan proses produsi. Pemanfaatan
drum plastik bekas bisa digunakan sebagai reaktor pengolahan sampah rumah
tanggan menjadi kompos organis. Berikut ini proses pengolahan sampah basah
rumah tangga menjadi sampah organic:
1. Pembuatan reactor (tempat proses
pengkomposan, tempat proses pembusukan) dimulai dengan mempersiapkan peralatan
seperti; Drum Plastik, Pipa PVC, lem dan kain kasa. Pembuatan reactor tidak
sulit karena semua peralatan yang digunakan bisa didapatkan secara mudah
disekitar lingkungan.
2. Persiapan Bahan Organik
Bahan yang akan dibuat menjadi kompos disiapkan.
Sampah organik yang disiapkan bisa berasal apa saja, misalnya dari sisa
sayuran, nasi, atau potonganpotongan tanaman sari kebun. Agar kompos tidak
berbau, hindari memasukkan daging, tulang dan minyak. Sebelum dimasukkan ke dalam
reaktor kompos, bahan tadi sebaiknya dipotogn kecil-kecil agar proses dekomposisinya
menjadi lebih cepat dan lebih sempurna. Proses dekomposisi memerlukan bakteri
pengurai, gunakan kotoran ternak atau EM4 (Effictive Microorganism 4) yang bisa
didapatkan ditoko-toko penjual pupuk terdekat.
3. Siram dan Aduk
Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna,
media harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu
menyiram media kornpos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik
media kompos setiap hari agar pfoses aerasi berjalan Sempurna. Selama proses
pengomposan, sering kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab
itu, usahakan agar setiap lubang di reaktor komposku kututup dengan kawat kasa.
Bila bau tak sedap keluar- tambahkan air dan EM4, dan bau segera menghilang.
Jika proses ini berjalan dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang
dimasukkan akan menlusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya. Jadi
untuk skala rumah tangga, reaktor kompos berukuran 1 m-kubik sudah lebih dari
cukup.
4. Panen
Kompos siap dipanen setelah diproses kira-kira 2-3
minggu, bergantung pada tahap pemrosesnya. Pada reaktor komposku, sengaja
kubuat sebuah sistem sederhana sehingga proses pemanenan kompos dilakukan dari
dasar reaktor. Kompos yang diperoleh adalah lumpur hitam yang mengandung air
kira-kira 50%. Sehingga, untuk mendapatkan kompos kering, lumpur tadi harus
dijemur. Biasanya, lumpur yang kuperoleh langsung kupakai sebagai media tanaman
di kebun. Jadi tidak perlu dijemur dahulu.
KESIMPULAN:
Budaya membuang sampah perlu dirubah dengan budaya
mengelola sampah secara benar. Komoditi seperti kompos organik yang mempunyai
nilai jual relatif tinggi bisa dibuat dari sampah rumah tangga dengan
menggunakan reaktor sampah yang rerbuat dari drum plastik bekas. Teknologi
sebagai aplikasi dari ilmu pengetahuan bisa membantu, dan manusia sebagai
sumber daya mempunyai peranan yang dominan untuk mensinergikan antara
teknologi, budaya dan lingkungan. Sehingga diharapkan perubahan ini akan
menciptakan lapangan pekerjaan baru atau lahan untuk mencari tambahan
penghasilan bagi setiap rumah tangga. Apabila sinergi ini terwujud maka sampah
yang semula tidak bernilai akan menjadi komoditi yang layak jual, perubahan
akan membawa kepada perubahan budaya yang semakin bertanggungjawab dan aplikasi
teknologi tepat guna yang ramah terhadap lingkunga, akan terwujud dimulai dari
rumah kita masing-masing.
Daftar Pustaka:
Amin, Fatkhul, 2008. PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS
SEBAGAI REAKTOR (TEKNOLOGI TEPAT GUNA) UNTUK MENGOLAH SAMPAH RUMAH TANGGA
MENJADI KOMPOS ORGANIK, Semarang
Apriadji, W.H. 1989. Memproses Sampah, penebar
Swadaya, Jakarta
APEC, 2005, Teknologi pengolahan sampah Jepang,
seminar Teknologi Lingkr_urgan, Kawasaki Juko, Co. Ltcl, Bandung
Bapedal, 1997. undang-undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Badan pengendali Dampak
Lingkungan. lakarta.
Dahuri R.. Dkk. 1996. pengelolaan sumber Daya wilayah
Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.