Bioetanol Alternatif Bahan Bakar Minyak
Menipisnya Bahan Bakar Minyak (BBM) dikarenakan jumlah fosil
yang sudah langka mengakibatkan manusia harus beralih menuju energi alternatif
yang lebih baru. Negara indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alamnya. Sangat sayang sekali kalau kita tidak bisa memanfaatkannya. Pada
artikel kali ini saya akan sedikit mengulas tentang BIOETANOL. Bio merupakan
makhluk hidup Etanol adalah alkohol.
Ethanol merupakan senyawa Hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl
(-OH) dengan 2 atom karbon (C) dengan rumus kimia C2H5OH. Secara umum Ethanol
lebih dikenal sebagai Etil Alkohol berupa bahan kimia yang diproduksi dari
bahan baku tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu,ubi
jalar,jagung,sorgum,beras,ganyong dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan
nama Bioethanol.
Jadi Bioetanol adalah adalah bahan bakar paling dikenal baik
sebaik biofuel dan merupakan alkohol yang dihasilkan dari jagung, sorgum,
kentang, gandum, tebu, bahkan biomassa seperti batang jagung dan limbah
sayuran. (Lauren Demates, 2014)
Beberapa keunggulan yang dapat diperoleh dari bioethanol
adalah sebagai berikut:
1. Nilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar
terbakar tepat pada waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomena knocking
2. Emisi gas buang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan
salah satunya gas CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesa serta emisi NO yang rendah
3. Efisiensi tinggi dibanding bensin.
4. Kelebihan bioetanol dibanding minyak tanah adalah api
berwarna biru sehingga tidak menghanguskan alat masak.
5. Bahan bakar dari bioetanol juga tidak berbau dan mudah
dipadamkan dengan air
Selain memiliki keunggulan yang begitu banyak bioethanol ini
pun terdapat kelemahan, kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:
1. Memerlukan modifikasi mesin jika ingin menggunakan
bioethanol murni pada kendaraan
2. Bisa terjadi kemungkinan ethanol mengeluarkan emisi
polutan beracun.
Dilansir di indobioethanol.com, berikut cara membuat bioethanol dari bahan singkong:
1.Kupas 125 kg singkong segar,semua jenis dapat dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2.Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air
maksimal 16%.Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek.Tujuannya agar
lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku.
3.Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel
berkapasitas 120 liter,lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100
liter.Panaskan gaplek hingga 100″C selama 0,5 jam.Aduk rebusan gaplek sampai
menjadi bubur dan mengental.
4.Dinginkan bubur gaplek,lalu masukkan ke dalam langki
sakarifikasi.Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa.Setelah
dingin,masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi
glukosa.Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong.Perlu 10 liter larutan
cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur.Konsentrasi cendawan mencapai
100-juta sel/ml.Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek
yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek.Cendawan
berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
5.Dua jam kemudian,bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan:
air dan endapan gula.Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu,lalu
masukkan ke dalam tangki fermentasi.Namun,sebelum difermentasi pastikan kadar
gula larutan pati maksimal 17—18%.Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai
bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi
alkohol.Jika kadar gula lebth tinggi,tambahkan air hingga mencapai kadar yang
diinginkan.Bila sebaliknya,tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar
gula maksimum.
6.Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi
dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal.Fermentasi berlangsung
anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu
pada 28—32″C dan pH 4,5—5,5.
7.Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan.
Lapisan terbawah berupa endapan protein.Di atasnya air,dan etanol.Hasil
fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol.
8.Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas
saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9.Meski telah disaring,etanol masih bercampurair.Untuk
memisahkannya,lakukan destilasi atau penyulingan.Panaskan campuran air dan
etanol pada suhu 78″C atau setara titik didih etanol.Pada suhu itu etanol lebih
dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan
melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi
etanol cair.
10.Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut
dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol
kering.Oleh sebab itu,perlu destilasi absorbent.Etanol 95% itu dipanaskan
100″C.Pada suhu ilu,etanol dan air menguap.Uap keduanya kemudian dilewatkan ke
dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.Zeolit akan menyerap kadar
air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur dengan
bensin.Sepuluh liter etanol 99%,membutuhkan 120— 130 liter bir yang dihasilkan
dari 25 kg gaplek.
Sumber:
Demates Lauren. 2014. Perbedaa Bioethanol. Bioenerginusantara. Bogor.
Crismiadhi. 2011. Keunggulan dan Kelemahan bioethanol. Tombomumet. Bogor.
NN. 2010. Proses Pembuatan Bioethanol. indobioethanol. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.