.

Jumat, 22 September 2017

teknik kontruksi kapal baja

Teknik Kontruksi Kapal Baja

Resensi Buku Teknik Mesin
Judul                            : Teknik Kontruksi Kapal Baja jilid 1
Penulis                          : Moch. Shofi’i
                                      Indra Kusna Djaja
Penerbit                        : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejurusan
Tahun Terbit                 : 2008
ISBN                            : 978-979-060-078-2
Jumlah Halaman           : 311 halaman



















Pendahuluan
           
           
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang di laut, pada semua daerah yang mempunyai perairan tertentu. Sejak dahulu, orang sudah menggunakan kapal sebagai sarana transportasi laut. Hal ini sudah menjadi kebiasaan hubungan antara kelompok orang dengan kelompok orang lainnya. Semua ini diperlukan sebagai sarana transportasi laut. Alat untuk transportasi itu adalah kapal atau perahu. Dengan menggunakan kapal, orang akan dapat menuju ke suatu tempat untuk berkomunikasi dengan orang lain untuk tujuan tertentu.
    
            Dengan adanya perbedaan tempat oleh perairan, yang memiliki sifat dan kedalaman yang berbeda-beda, maka diperlukan sebuah kapal yang mampu untuk melintasi perairan yang luas. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peranan penggunaan kapal pun ikut berkembang. Bila dahulu kapal hanya digunakan untuk sarana transportasi laut , maka sekarang ini kapal digunakan untuk membawa muatan, berperang, mencari minyak,ekspor / impor dan lain-lainya.
  
            Kapal dengan bentuk dan konstruksinya mempunyai fungsi tertentu yang tergantung, pada tiga faktor utama, yaitu jenis (macam) kargo yang di bawa, bahan baku kapal, daerah operasi (pelayaran) kapal. Kapal pembawa muatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : kapal kargo, kapal tangki, dan kapal penumpang. Sedangkan kapal kargo juga dibagi lagi menurut cara muatannya yaitu kapal peti kemas (kontainer), kapal palet kapal roll on roll off (Ro-ro).

Kapal tangki adalah kapal yang khusus digunakan untuk membawa minyak mentah, minyak hasil penyulingan gas alam cair, dan lain-lain. Kapal dengan bentuk dan konstruksinya mempunyai fungsi tertentu yang tergantung, pada tiga faktor utama, yaitu jenis (macam) kargo yang di bawa, bahan baku kapal, daerah operasi (pelayaran) kapal. Kapal pembawa muatan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : kapal kargo, kapal tangki, dan kapal penumpang. Sedangkan kapal kargo juga dibagi lagi menurut cara muatannya yaitu kapal peti kemas (kontainer), kapal palet , kapal roll on roll off (Ro-ro). Kapal tangki adalah kapal yang khusus digunakan untuk membawa minyak mentah, minyak hasil penyulingan gas alam cair, dan lain-lain.

BAB I
Ukuran Utama Kapal
1. Panjang Kapal.
Loa : Length over all
          Adalah panjang kapal keseluruhan yang diukur dari
ujung buritan sampai ujung haluan.
 LPP : Length between perpendiculars.
Panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
AP :    Garis tegak buritan ( After perpendicular )
Letaknya pada linggi kemudi bagian belakang atau pada sumbu poros kemudi.
FP :     Garis tegak haluan ( fore perpendicular )
Adalah merupakan perpotongan antara linggi haluan dengan garis air muat.
Lwl :    Panjang garis air (Length of water line)
Adalah jarak mendatar antara ujung garis muat ( garis air ), yang diukur dari titik potong dengan linggi buritan sampai titik potongnya dengan linggi haluan dan diukur pada bagian luar linggi buritan dan linggi haluan.

2. Lebar Kapal.
B    :    Breadth ( lebar yang direncanakan ).
Adalah jarak mendatar dari gading tengah yang diukur pada bagian luar gading. (tidak termasuk tebal pelat lambung ).
Bwl :    Breadth of water line ( lebar pada garis air muat ).
Adalah lebar yang terbesar yang diukur pada garis air muat.
Boa :   Breatdh over all ( lebar maksimum ).
Adalah lebar terbesar dari kapal yang diukur dari kulit lambung kapal disamping kiri sampai kulit lambung kapal samping kanan.

3. Tinggi Geladak.
H (D) : Depth ( tinggi terendah dari geladak ).
 Adalah jarak tegak dari garis dasar sampai garis geladak yang terendah, umumnya diukur di tengah-tengah panjang kapal.

4. Sarat Kapal.
T :  Draft ( sarat yang direncanakan ).
       Adalah jarak tegak dari garis dasar sampai pada garis air muat.


BAB II
Perbandingan Ukuran Utama.
Perbandingan ukuran utama kapal adalah :
L;  L;  B;  dan H; B  H   T           T

Dibawah ini diberikan uraian secara singkat ukuran utama dan pengaruhnya terhadap perencanaan kapal. Panjang kapal ( L ), terutama mempunyai pengaruh pada kecepatan kapal dan pada kekuatan memanjang kapal.

Biro Klasifikasi Indonesia ( BKI ) 2004 mensyaratkan sebagai berikut :
L =       14 Untuk daerah pelayaran samudra H
L =       15 Untuk daerah pelayaran pantai H
L =       17 Untuk daerah pelayaran local H
L =       18 untuk daerah pelayaran terbatas H

Dari ketentuan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daerah yang mempunyai gelombang besar atau pengaruh–pengaruh luar
BAB III
RENCANA GARIS (LINES PLAN)
Sebelum mulai menggambar rencana garis (lines plan). Harus mengetahui lebih dahulu ukuran besar kecilnya kapal, seperti panjang, lebar meupun tinggi badan kapal. Ukuran kapal tersebut menggunakan singkatan-singkatan yang mempunyai arti tertentu walaupun dalam istilah bahasa inggris dan penggunaannya sudah standart. Apabila seseorang hendak membuat suatu kapal digalangan, maka pertama–tama yang harus dikerjakan adalah pemindahan gambar rencana garis dari kertas gambar kelantai (mould loft) dengan ukuran yang sebenarnya atau skala 1 : 1 karena dari gambar rencana garis inilah kita dapat membentuk kapal yang akan dibangun. Dalam gambar rencana garis ini ada beberapa istilah atau pengertian yang harus diketahui seperti yang diuraikan dibawah ini :

A. Garis Air ( Water Line ).
Di umpamakan suatu kapal dipotong secara memanjang (Mendatar ). Garis – garis potong yang mendatar ini disebut garisair ( water line ) dan mulai dari bawah diberi nama WL O, WL 1, WL 2, WL 3 dan seterusnya. Dengan adanya potongan mendatar ini terjadilah beberapa penampang. Tiap – tiap penampang ini disebut bidang garis air.

B. Garis Dasar ( Base Line ).
Garis dasar ( base line ) adalah garis air yang paling bawah. Dalam hal ini adalah garis air 0 atau WL 0. Atau kalau dilihat dari bidang garis air, maka proyeksi base line adalah bidang garis air 0. Garis air ini ( WL 0 ) / garis dasar ini letaknya harus selalu datar.
Pada kapal – kapal yang direncanakan dalam keadaan datar (even keel ).

C. Garis Muat ( Load Water Line ).
Garis muat adalah garis air yang paling atas pada waktu kapal dimuati penuh dengan muatan. Tinggi garis muat (T) diukur persis di tengah – tengah kapal (Midship).

D. Garis Geladak Tepi ( Sheer Line ).
Dalam gambar rencana garis, garis geladak tepi adalah garis lengkung dari tepi geladak yang di tarik melalui ujung atas dari balok geladak. Kalau kita melihat garis geladak tepi dari gambar diatas, maka terlihat bahwa jalannya garis sisi tersebut adalah
menanjak naik dihaluan maupun di buritan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.