.

Jumat, 29 September 2017

Listrik Tenaga Sampah

@F03 - Stefanie Sulianti


Pembangkit listrik tenaga sampah atau Pembangkit listrik tenaga biomasa sampah adalah pembangkit listrik thermal dengan uap supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas sampah methan. Sampah atau gas methan sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada boiler steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap dan flywheel yang tersambung pada generator dinamo dengan perantara gear transmisi atau transmisi otomatis sehingga menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW. (Wikipedia)


Proses Kerja PLTSa
1.  Proses Pembakaran 
     a.  Pemilahan sampah
          Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur ulang. Sisa sampah dimasukkan kedalam tungku Insinerator untuk dibakar.

     b.  Pembakaran sampah 
          Pembakaran sampah menggunakan teknologi pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran yang tinggi (di atas 1300°C). Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsSo893fgzthkJcoT7rJKbFCL5MAVc2BWomgblxfmFiaTParXqbfjzUiIWZU7PsDV0-z8R5l1dWd_FO8sALT1BA8pLUzwG-XKZDYOw0q4X2u4bNftM3WXMd1jX4H6G9CrZxebHYHD7Ejo/s1600/imgmsg20100309101239.png

      c.  Pemanfaatan panas 
           Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin dan selanjutnya menggerakkan generator listrik.
 
      d.  Pemanfaatan abu sisa pembakaran 
           Sisa dari proses pembakaran sampah adalah abu. Volume dan berat abu yang dihasilkan diperkirakan hanya kurang 5% dari berat atau volume sampah semula sebelum di bakar. Abu ini akan dimanfaatkan untuk menjadi bahan baku batako atau bahan bangunan lainnya setelah diproses dan memiliki kualitas sesuai dengan bahan bangunan. (TRIBUN, 2007) 

2.  Teknologi Fermentasi Metana

http://scontent.cdninstagram.com/t51.2885-15/e35/13129200_1165360853488618_718809792_n.jpg?ig_cache_key=MTI0NjA2NzM1ODg2MjE2MTY2OQ%3D%3D.2
Pada tahun 2002, di Jepang, telah dicanangkan “biomass-strategi total Jepang” sebagai kebijakan negara. Sebagai salah satu teknologi pemanfaatan biomass sumber daya alam dapat diperbaharui yang dikembangkan di bawah moto bendera ini, dikenal teknologi fermentasi gas metana. Sampah dapur serta air seni, serta isi septic tank diolah dengan fermentasi gas metana dan diambil biomassnya untuk menghasilkan listrik, lebih lanjut panas yang ditimbulkan juga turut dimanfaatkan. Sedangkan residunya dapat digunakan untuk pembuatan kompos.

Karena sampah dapur mengandung air 70–80%, sebelum dibakar, kandungan air tersebut perlu diuapkan. Di sini, dengan pembagian berdasarkan sumber  penghasil sampah dapur serta fermentasi gas metana, dapat dihasilkan sumber energi baru dan ditingkatkan efisiensi termal secara total.

Pemanfaatan Gas dari Sampah untuk Pembangkit Listrik dengan teknologi fermentasi metana dilakukan dengan dengan metode
sanitary landfill yaitu, memanfaatkan gas yang dihasilkan dari sampah (gas sanitary landfill/LFG).

Landfill Gas (LFG) adalah produk sampingan dari proses dekomposisi dari timbunan sampah yang terdiri dari unsur 50% metan (CH4), 50% karbon dioksida (CO2) dan <1% non-methane organic compound (NMOCs). LFG harus dikontrol dan dikelola dengan baik karena lanjut Beliau, jika hal tersebut tidak dilakukan dapat menimbulka smog (kabut gas beracun), pemanasan global dan kemungkinan terjadi ledakan gas, sistem sanitary landfill dilakukan dengan cara memasukkan sampah kedalam lubang selanjutnya diratakan dan dipadatkan kemudian ditutup dengan tanah yang gembur demikian seterusnya hingga menbentuk lapisan-lapisan.

Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah memasang pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan menuju tabung pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk memutar turbin. Dalam penerapan sistem sanitary landfill yang perlu diperhatikan adalah, luas area harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur, permukaan tanah harus dalam dan agar ekonomis lokasi harus dekat dengan sampah sehingga biaya transportasi untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.
 


Daftar Pustaka :
Ahira, Anne. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
http://www.anneahira.com/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga-sampah.htm
(diakses 18 September 2017)

Anonim. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. 
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_sampah
(diakses 18 September 2017)

Anonim. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
http://sainsedutainment.blogspot.co.id/2011/10/pembangkit-listrik-tenaga-sampah-pltsa.html
(diakses 18 September 2017)

Anonim. 2017. Tentang Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
https://www.kompasiana.com/maniksukoco/tentang-pembangunan-pembangkit-listrik-tenaga-sampah_58cf26e46ea83429048b456b
(diakses 18 September 2017)

Setiati, Yattie. (PLTSa) Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
http://www.alpensteel.com/article/123-110-energi-sampah--pltsa/2594--pltsa-pembangkit-listrik-tenaga-sampah 
(diakses 18 September 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.