.

Selasa, 26 September 2017


PEMBUATAN KERTAS LAINER






Pendahuluan
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri hasil hutan yang sangat penting.  Hampir tidak ada aktivitas kehidupan manusia yang tidak memanfaatkan komoditi industri ini, mulai dari aktivitas kehidupan di rumah tangga, perkantoran, industri, pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. Indonesia sebagai negara yang masih memiliki hutan  cukup  luas, berpotemi menjadi salah  satu pemain dunia di bidang  industri ini, karena  ketersediaan hutan (sebagai sumber utama bahan baku)  masih merupakan penggerak utama (driving force)  bagi  berkembangnya  industri  ini.  Disamping memiliki hutan yang cukup luas dan iklim tropis yang memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat, Indonesia juga memiliki sumber-sumber bahan baku altematif (limbah pertanian). Keberadaan industri ini yang sudah cukup lama (sudah ada sejak tahun 1923) juga memungkinkan bangsa Indonesia telah banyak menimba pengalaman sehingga mampu mengoperasikan industri ini secara cukup efisien.

Pembahasan
Menurut Ibnusantosa, G. (1995), kuatnya daya saing industri pulp dan kertas nasional disebabkan karena biaya produksi pulp dan kertas Indonesia termasuk salah satu yang terendah di dunia. Sebagai gambaran, perbandingan biaya produksi pulp di Indonesia dengan beberapa produsen pulp terkemuka lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan perbandingan biaya produksi industri kertasnya dapat disimak pada Tabel 3.
Dari tabel diatas, nampak bahwa secara umum biaya variable industri kertas di Amerika Utara lebih tinggi dibandingkan biaya produksi kertas di Indonesia, apalagi kalau ditambah dengan biaya tetapnya. Hal ini menunjukkan bahwa Industri kertas Indonesia sangat kornpetetip, dibandingkan dengan Amerika Utara yang merupakan salah satu produsen kertas terkemuka saat ini. Seperti halnya negara berkembang pada umumya, keunggulan komparatif Indonesia dalam hal memproduksi komoditi pulp dan kertas terutarna didukung oleh faktor endowment seperti: biaya bahanbaku (serat), biaya tenaga keja dan biaya energi yang relatif lebih murah dibandingkan dengan Negara - negara lain.

Kualitas dan Mutu
Menurut Purtomo, T. (2016), diagram sebab akibat adalah suatu alat untuk menganalisa mutu dengan tujuan untuk mengetahui secara menyeluruh hubungan antara kecacatan dengan penyebabnya, ini adalah satu-satunya alat yang menggunakan data verbal (nonnumerical) atau data kualitatif dalam penyajiannya. Alat ini menggambarkan tentang suatu kondisi "penyimpangan mutu" yang dipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan (Montgomery, 1998). Di samping itu, manfaat optimum diperoleh bila diagram Ishikawa mampu menampilkan akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan. Pada diagram Ishikawa bagian kanannya terdapat akibat atau masalah yang terjadi dan yang ditunjukkan dengan panah horizontal.  Sedangkan pada sisi kirinya terdapat “tulang ikan” yang mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab dari masalah tersebut dan dapat juga ditambahkan “tulang-tulang ikan” pada setiap penyebab masalah.
Menurut Hetharia, D. (2009), Fuzzy Analytic Hierarchy Process merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah dalam bidang kualitas, yakni untuk menentukan penyebab kegagalan potensial. Berdasarkan studi kasus di PT Pelita Cengkareng Paper & Co pada proses produksi kertas kraft liner, dengan metode Multi Attribute Failure Mode Analysisdiperoleh hasil bahwa penggumpalan chemical (cause C) merupakan penyebab kegagalan potensial yang menyebabkan formasi kertas  kraft liner kurang baik, dengan bobot tertinggi yakni 0.210 Hasil analisis dengan MAFMA dapat berbeda dengan hasil yang diperoleh dengan FMEA, karena metode FMEA hanya mempertimbangkan faktor tingkat keparahan, keseringan dan kemungkinan terdeteksi oleh kontrol, tanpa mempertimbangkan faktor biaya.
Menurut Idris, N. (2008), dilihat dari perspektif industri pemulpaan pula, tumbuhan bukan kayu biasanya mempunyai kandungan lignin yang rendah. Keadaan ini dapat menjimatkan kos pemulpaan kerana tidak banyak bahan kimia diperlukan untuk proses delignifikasi. Selain itu, ia juga mempunyai kandungan selulosa dan hemiselulosa yang setanding dengan tumbuhan berkayu. Oleh itu dikatakan ia menepati kehendak permintaan dalam industri pemulpaan. Struktur Kenaf, dibagikan kepada dua; iaitu bast (kulit) dan core (batang). Kedua-dua bahagian ini mempunyai ciri-ciri gentian yang berbeda. Perbedaan ini memberi pilihan untuk memperoleh ciri-ciri yang dikehendaki sebagai pulpa. Pemilihan tersebut akan bergantung kepada spesifikasi produk akhir yang ingin dihasilkan. Kelemahan yang dapat diperhatikan adalah, kedua-dua bagian tersebut tidak boleh dimasak bersama (Liu, 1994). Atau secara lebih tepat, ia memerlukan dua proses pemulpaan yang berbeza. Memandang kedua bahagian tersebut mempunyai struktur yang berbeda, maka ciri-ciri kondisi pemulpaannya juga turut berbeda.

Limbah
Menurut Masriani, R, limbah rejek dari industri kertas berbahanbaku kertas bekas digunakan sebagai bahan untuk percobaan proses pemisahan serat dan plastik yang terkandung dalam limbah rejek hydra pulper industri kertas.  Batubara bahan bakar boiler dari industri kertas juga diambil sebagai pembanding kualitas pelet plastik limbah rejek yang dihasilkan. Pada saat ini, penelitian pemisahan plastik dan serat dari limbah rejek untuk menjadi produk plastik lain yang mempunyai nilai ekonomi atau pemakaian serat kembali di industri belum ada yang melakukannya. Bilamana pelet plastik limbah rejek tersebut digunakan sebagai bahan bakar sebagai substitusi batu bara akan memiliki nilai kalor yang jauh lebih tinggi dari pada limbah rejek ataupun batubara.

Daftar Pustaka:

Ibnusantosa, G. (1995). Prospek dan Tantangan Pengembangan Industri dan Kertas Indonesia dalam Era Ekolabeling dan Otonomi Daerah. Dari http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/24902/1/prosiding_prospekdantantangan_pengembangan_pulp-1.pdf

Purtomo, T. (2016). ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT “X”. HEURISTIC: Jurnal Teknik Industri, 11(01). Dari http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/HEURISTIC/article/viewFile/612/556

Hetharia, D. (2009). PENERAPAN FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM METODE MULTI ATTRIBUTE FAILURE MODE ANALYSIS UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB KEGAGALAN POTENSIAL PADA PROSES PRODUKSI. J@ TI UNDIP, 4(2), 106-113. Dari http://eprints.undip.ac.id/11118/

Idris, N. (2008). Penghasilan Kertas Daripada Pulpa Kenaf: Kesan Pemukulan Dan Pengadunan Gentian [TS1544. A5 N974 2008 f rb] (Doctoral dissertation, Universiti Sains Malaysia). Dari http://eprints.usm.my/id/eprint/10036

Masriani, R., & Hidayat, T. PERANCANGAN METODE PENGUKURAN KEMAMPUAN DAUR ULANG KERTAS. PROSIDING. Dari http://www.bbpk.go.id/files/PROSIDING_STPK_2015.pdf#page=23






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.