PEMBUATAN KERTAS LAINER
Pendahuluan
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri hasil
hutan yang sangat penting. Hampir tidak ada
aktivitas kehidupan manusia yang tidak memanfaatkan komoditi industri ini,
mulai dari aktivitas kehidupan di rumah tangga, perkantoran, industri,
pendidikan, perdagangan dan lain sebagainya. Indonesia sebagai negara yang
masih memiliki hutan cukup luas, berpotemi menjadi salah satu pemain dunia di bidang industri ini, karena ketersediaan hutan (sebagai sumber utama
bahan baku) masih merupakan penggerak
utama (driving force) bagi berkembangnya
industri ini. Disamping memiliki hutan yang cukup luas dan
iklim tropis yang memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat, Indonesia juga memiliki
sumber-sumber bahan baku altematif (limbah pertanian). Keberadaan industri ini
yang sudah cukup lama (sudah ada sejak tahun 1923) juga memungkinkan bangsa Indonesia
telah banyak menimba pengalaman sehingga mampu mengoperasikan industri ini secara
cukup efisien.
Pembahasan
Menurut Ibnusantosa, G. (1995), kuatnya daya saing industri
pulp dan kertas nasional disebabkan karena biaya produksi pulp dan kertas
Indonesia termasuk salah satu yang terendah di dunia. Sebagai gambaran,
perbandingan biaya produksi pulp di Indonesia dengan beberapa produsen pulp
terkemuka lainnya dapat dilihat pada Tabel 2. Sedangkan perbandingan biaya
produksi industri kertasnya dapat disimak pada Tabel 3.
Dari tabel
diatas, nampak bahwa secara umum biaya variable industri kertas di Amerika
Utara lebih tinggi dibandingkan biaya produksi kertas di Indonesia, apalagi kalau
ditambah dengan biaya tetapnya. Hal ini menunjukkan bahwa Industri kertas
Indonesia sangat kornpetetip, dibandingkan dengan Amerika Utara yang merupakan
salah satu produsen kertas terkemuka saat ini. Seperti halnya negara berkembang
pada umumya, keunggulan komparatif Indonesia dalam hal memproduksi komoditi
pulp dan kertas terutarna didukung oleh faktor endowment seperti: biaya bahanbaku
(serat), biaya tenaga keja dan biaya energi yang relatif lebih murah
dibandingkan dengan Negara - negara lain.
Kualitas dan Mutu
Menurut Purtomo, T. (2016), diagram sebab akibat adalah suatu
alat untuk menganalisa mutu dengan tujuan untuk mengetahui secara menyeluruh hubungan
antara kecacatan dengan penyebabnya, ini adalah satu-satunya alat yang
menggunakan data verbal (nonnumerical) atau data kualitatif dalam penyajiannya.
Alat ini menggambarkan tentang suatu kondisi "penyimpangan mutu" yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam penyebab yang saling berhubungan (Montgomery, 1998).
Di samping itu, manfaat optimum diperoleh bila diagram Ishikawa mampu menampilkan
akar-akar penyebab yang sesungguhnya dari suatu penyimpangan. Pada diagram
Ishikawa bagian kanannya terdapat akibat atau masalah yang terjadi dan yang
ditunjukkan dengan panah horizontal.
Sedangkan pada sisi kirinya terdapat “tulang ikan” yang
mengidentifikasikan faktor-faktor penyebab dari masalah tersebut dan dapat juga
ditambahkan “tulang-tulang ikan” pada setiap penyebab masalah.
Menurut Hetharia, D. (2009), Fuzzy Analytic Hierarchy Process
merupakan metode yang dapat digunakan untuk menganalisa masalah dalam bidang kualitas,
yakni untuk menentukan penyebab kegagalan potensial. Berdasarkan studi kasus di
PT Pelita Cengkareng Paper & Co pada proses produksi kertas kraft liner,
dengan metode Multi Attribute Failure Mode Analysisdiperoleh hasil bahwa
penggumpalan chemical (cause C) merupakan penyebab kegagalan potensial yang
menyebabkan formasi kertas kraft liner
kurang baik, dengan bobot tertinggi yakni 0.210 Hasil analisis dengan MAFMA dapat
berbeda dengan hasil yang diperoleh dengan FMEA, karena metode FMEA hanya
mempertimbangkan faktor tingkat keparahan, keseringan dan kemungkinan terdeteksi
oleh kontrol, tanpa mempertimbangkan faktor biaya.
Menurut Idris, N. (2008), dilihat dari perspektif industri
pemulpaan pula, tumbuhan bukan kayu biasanya mempunyai kandungan lignin yang
rendah. Keadaan ini dapat menjimatkan kos pemulpaan kerana tidak banyak bahan
kimia diperlukan untuk proses delignifikasi. Selain itu, ia juga mempunyai
kandungan selulosa dan hemiselulosa yang setanding dengan tumbuhan berkayu.
Oleh itu dikatakan ia menepati kehendak permintaan dalam industri pemulpaan. Struktur
Kenaf, dibagikan kepada dua; iaitu bast (kulit) dan core (batang). Kedua-dua
bahagian ini mempunyai ciri-ciri gentian yang berbeda. Perbedaan ini memberi
pilihan untuk memperoleh ciri-ciri yang dikehendaki sebagai pulpa. Pemilihan tersebut
akan bergantung kepada spesifikasi produk akhir yang ingin dihasilkan. Kelemahan
yang dapat diperhatikan adalah, kedua-dua bagian tersebut tidak boleh dimasak
bersama (Liu, 1994). Atau secara lebih tepat, ia memerlukan dua proses pemulpaan
yang berbeza. Memandang kedua bahagian tersebut mempunyai struktur yang berbeda,
maka ciri-ciri kondisi pemulpaannya juga turut berbeda.
Limbah
Menurut Masriani, R, limbah rejek dari industri kertas
berbahanbaku kertas bekas digunakan sebagai bahan untuk percobaan proses
pemisahan serat dan plastik yang terkandung dalam limbah rejek hydra pulper
industri kertas. Batubara bahan bakar boiler
dari industri kertas juga diambil sebagai pembanding kualitas pelet plastik
limbah rejek yang dihasilkan. Pada saat ini, penelitian pemisahan plastik dan
serat dari limbah rejek untuk menjadi produk plastik lain yang mempunyai nilai
ekonomi atau pemakaian serat kembali di industri belum ada yang melakukannya.
Bilamana pelet plastik limbah rejek tersebut digunakan sebagai bahan bakar
sebagai substitusi batu bara akan memiliki nilai kalor yang jauh lebih tinggi
dari pada limbah rejek ataupun batubara.
Daftar Pustaka:
Ibnusantosa,
G. (1995). Prospek dan Tantangan Pengembangan Industri dan Kertas Indonesia
dalam Era Ekolabeling dan Otonomi Daerah. Dari http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/24902/1/prosiding_prospekdantantangan_pengembangan_pulp-1.pdf
Purtomo, T.
(2016). ANALISIS KUALITAS PADA PRODUKSI LABELSTOCK KERTAS HVS DI PT “X”.
HEURISTIC: Jurnal Teknik Industri, 11(01). Dari http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/HEURISTIC/article/viewFile/612/556
Hetharia, D.
(2009). PENERAPAN FUZZY ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM METODE MULTI ATTRIBUTE
FAILURE MODE ANALYSIS UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYEBAB KEGAGALAN POTENSIAL PADA
PROSES PRODUKSI. J@ TI UNDIP, 4(2), 106-113. Dari http://eprints.undip.ac.id/11118/
Idris, N. (2008).
Penghasilan Kertas Daripada Pulpa Kenaf: Kesan Pemukulan Dan Pengadunan Gentian
[TS1544. A5 N974 2008 f rb] (Doctoral dissertation, Universiti Sains Malaysia).
Dari http://eprints.usm.my/id/eprint/10036
Masriani,
R., & Hidayat, T. PERANCANGAN METODE PENGUKURAN KEMAMPUAN DAUR ULANG
KERTAS. PROSIDING. Dari http://www.bbpk.go.id/files/PROSIDING_STPK_2015.pdf#page=23
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.